16. Like a machine

6.1K 948 54
                                    

Jiyoon tidaklah sekuat itu.

Tidur sendirian, makan sendirian, tidak ada sapaan.

Tidak ada adiknya yang merengek minta makan dan terus belajar di kamar.

Yang Jiyoon bisa lakukan hanya bekerja untuk menutupi kesedihannya.

Dia bekerja seperti mesin, non-stop.

"Selamat malam, lama tidak bertemu," sapa orang yang Jiyoon duga adalah pria bernama Jung- ia lupa namanya.

"Selamat malam juga Tuan Jung," sapa Jiyoon.

Pria itu lagi-lagi membeli beberapa bungkus ramen dan cemilan sebelum mendekati Jiyoon untuk membayar.

"Totalnya 18.000 won," ucap Jiyoon.

"Mata-mu seperti panda Nona," ucap pria bermarga Jung itu sembari memberi beberapa uang.

Ugh, hal yang sama seperti yang ia lakukan ketika mereka bertemu pertama kali, hanya beda kalimat.

"Ya," gumam Jiyoon.

Jiyoon pikir pria ini akan pulang, namun tidak. Dia malah duduk sembari memakan ramen.

Bukan lima belas atau setengah jam, tapi hingga shift Jiyoon habis.

"Mau pulang?" tanya Jaehyun -pria itu, jika kalian masih ingat namanya dulu-

"Iya."

"Ayo bareng saya," ajak Jaehyun.

Jiyoon menggeleng, "tidak usah. Saya bisa sendiri."

"Kalau begitu saya akan ikut jalan dengan kamu," ucap Jaehyun.

Jiyoon mendengus, jika ia mengiyakan sama dengan dia gila. Pria itu jelas membawa mobil, masa iya dia harus kembali lagi kesini nanti?

"Ya sudah, saya ikut anda," ucap Jiyoon antara sudi dan tidak.

Percayalah, ini baru ke dua kalinya Jiyoon naik mobil.

"Tidak sekolah?" tanya Jaehyun.

"Tidak, sudah lulus SMA."

"Tidak kuliah?" tanya Jaehyun lagi.

Jiyoon menggeleng, "tidak."

"Kenapa kamu sampai memaksa kerja begini?" tanya Jaehyun untuk yang kesekian kalinya.

"Saya nggak punya siapa-siapa, bosan juga di rumah sendirian," jelas Jiyoon.

"Lah orang tua?"

Jiyoon tersenyum kikuk, "mereka entah dimana, sudah dari kecil hilang. Saya dulu hanya tinggal bersama adik saya."

"Adikmu?"

"Sebulan yang lalu pindah ke Oxford, dia masuk Oxford University," seru Jiyoon.

"Wah! Hebat sekali!" seru Jaehyun.

Iya, Jaehyun berseru lewat mulutnya. Tapi dalam hatinya merasa miris.

Bayangkan saja seorang gadis yang baru lulus SMA beberapa tahun rela bekerja hingga subuh begini, dia tidak kuliah -Jaehyun dapat menebak demi adiknya-, sementara adiknya kuliah di luar negeri.

"Rumahku masuk gang, jadi berhenti di depan sini aja," ucap Jiyoon.

Jiyoon berterimakasih seraya turun dari mobil.

Tapi badannya malah oleng.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" Jaehyun segera menghampiri Jiyoon.

Belum sempat menjawab, tubuh Jiyoon ambruk duluan. Untung Jaehyun menahannya.

Pagi-pagi sekali Jeno datang ke rumah sakit untuk menjenguk teman kuliahnya.

Samar-samar ia mendengar pembicaraan perawat.

"Pasien atas nama Park Jiyoon sudah diganti infusnya?"

"Sudah."

"Dengar-dengar ia ditemani aktor tampan Jung Jaehyun?!"

"Wah benarkah? Ada hubungan apa mereka?"

Jeno segera menghampiri dua orang tersebut.

"Park Jiyoon?" tanya Jeno.

"Iya, ada pasien yang lambungnya bermasalah."

"Umurnya 18 tahun?" tanya Jeno, kedua suster itu mengangguk.

"Ada dimana dia sekarang?"

"Kamar 102."

Setelah berterimakasih Jeno segera berlari. Sialan, baru dua bulan ia lost contact, sudah ada kabar buruk saja dari Jiyoon.

"Park Jiyoon!" seru Jeno sembari membuka pintu kamar inap Jiyoon.

"Jeno?" ucap Jiyoon.

"Siapa?" tanya Jaehyun dan Jeno bersamaan sembari saling melihat dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Astaga!" pekik Jeno kaget.

"Kenapa No? Ini Jaehyun, dia nolongin aku semalam," jelas Jiyoon.

"Kamu, aktor Jung Jaehyun 'kan?" tanya Jeno yang dibalas anggukan oleh Jaehyun.

Jiyoon menyergit, "b...bagaimana-"

"Dia itu aktor yang selalu Hyera ucapkan dulu karena inisialnya sama seperti inisial kita bertiga JJH," jelas Jeno.

"Oh itu. Pantas seperti tidak asing dengan namanya," ucap Jiyoon.

Dia masih bingung. Kenapa Jung Jaehyun yang notabennya aktor terkenal ini malah menolongnya?

Tapi, ia jadi mengerti alasan Jaehyun selalu datang di malam hari atau bahkan subuh. Sebenarnya Jaehyun juga pernah memberi kode padanya bukan? Tapi Jiyoon saja yang terlalu lemot dan tidak begitu suka gosip.

Mereka kemudian berbincang-bincang. Dari Jeno yang khawatir sampai membahas kucing milik Jeno.

Tbc

3 April 2019

All the love,
Feli

Noona (Park Jisung) [Tamat;✔]Where stories live. Discover now