6. Klarifikasi

8.2K 1.1K 16
                                    

"Jiyoon, pulang sekolah makan dulu ya," ucap Jeno.

"Iya sunbae," jawab gadis itu kalem.

"Kok sunbae lagi? Dari dulu 'kan aku sudah bilang panggil nama aja biar akrab," ucap Jeno.

"Hehe, kebiasaan Jen."

"Yuk!" seru Jeno.

Jiyoon tak paham, "hah?"

"Sekarang 'kan sudah pulang, ayo makan," ucap Jeno kemudian terkekeh.

"Eh iya astaga, lupa."

Jeno dan Jiyoon berjalan dari sekolah kemudian memasuki restoran di dekat sekolah yang cukup terkenal pada masanya.

"Kok makan di restoran sih Jen? Mahal," protes Jiyoon.

"Anggep aja hadiah naik kelas," jawan Jeno sembari menampilkan eye smile andalannya.

"Makasih banyak ya," ucap Jiyoon.

"Sebentar lagi kamu lulus ya Jen," gumam Jiyoon.

"Iya, padahal masih pingin SMA."

Hening, mereka makan diselimuti keheningan.

"Ah!" ringis Jiyoon sembari memegang perutnya.

"Kenapa Yoon?" tanya Jeno.

"N...Nggak apa," jawabnya.

"Wajah kamu pucat, ayo kita ke rumah sakit!" ajak Jeno yang mulai panik.

"Nggak usah Jen!"

"Ya udah, pulang aja ya?" tanya Jeno, gadis dihadapannya itu mengangguk.

Disitulah awal kejadiannya. Jiyoon berusaha melupakan sakitnya dengan beralih ke pekerjaan rumah dan tiba-tiba Jisung datang.

"Gimana keadaannya Dok?" tanya Jeno.

"Sepertinya Jiyoon terkena penyakit lambung akut, mungkin karena tidak menjaga pola makan dan stres," jelas dokter yang miris melihat keadaan Jiyoon.

"Terus ini gimana?" tanya Jeno lagi.

"Sementara rawat inap dulu ya, bahaya kalau dibiarkan," jawab dokter.

Jeno berterimakasih sekilas pada si dokter yang menangani Jiyoon kemudian beralih pada Jiyoon yang mau dipindahkan ke ruang inap.

"Park Jisung," panggil Jeno pada Jisung yang sedang merenung (lagi).

"Iya sunbae?" tanya Jisung kaku.

"Tolong, jaga bicaramu pada Jiyoon. Saya nggak berhak urusi kalian berdua tapi yang perlu kamu tahu soal dia... Bebannya berat Sung," jelas Jeno.

"Tapi saya pastinya tidak terima kalau dia wanita modelan seperti di rumor itu," kesal Jisung.

"Kamu belum memiliki bukti bahwa dia melakukan hal itu. Dia yang menjaga kamu sendirian selama ini, apa kamu setega itu?" tanya Jeno.

"Saya tidak tahu."

Percakapan mereka terhenti begitu Jiyoon memanggil nama mereka berdua.

"Sudah sadar? Apa masih sakit?" tanya Jeno.

"Sudah nggak apa-apa kok," gumam Jiyoon dengan senyuman manisnya.

"Kalian berdua sudah makan?" tanya Jiyoon.

Jeno seketika bingung, Jiyoon bertindak seolah tak ada yang terjadi diantara dirinya dan sang adik.

"Noona, maaf," ucap Jisung pelan.

Jiyoon terkekeh, "nggak apa-apa Jisung."

Jeno tersenyum melihat tingkah Jiyoon. Jiyoon bisa sesantai itu pada Jisung setelah apa yang Jisung katakan padanya.

Mungkin, jika hal itu terjadi para Jeno, Jeno tidak akan memaafkan Jisung.

Jeno dan Jisung kemudian berpamitan untuk makan. Mereka belum makan dari pulang sekolah tadi.

Disitu lah pertahanan Jiyoon runtuh. Gadis itu menangis tersedu-sedu.

Siapa yang bisa bertindak biasa saja setelah dipanggil jalang? Terutama oleh orang yang amat disayangi.

Selain itu, ia juga lagi-lagi merasa selalu merepotkan orang lain. Iya, si Jeno.

Bahkan rumor buruk tentang dirinya itu berimbas pada pria sebaik Jeno.

Ketahuilah, Taeyong adalah keluarga Hyera yang membutuhkan pekerja shift malam di kafenya. Jiyoon benar-benar mengambil pekerjaan itu.

Ketika malam hari, bosnya tentu saja memberi upah untuk Jiyoon bukan? Nah, hal itu lah yang agak ambigu dan membuat banyak orang berpikir yang tidak-tidak.

Jiyoon melihat infusnya sebelum kembali berpikir.

Lee Jeno. Satu-satunya sahabat laki-laki yang ia punya. Memang ia menaruh rasa pada pria itu, tapi ia tidak terlalu menginginkan balasan karena ia tahu diri. Jiyoon paham, derajatnya jauh dibawah Jeno.

Ia hanyalah gadis yang berusaha menghidupi diri sendiri dan adiknya, sementara Jeno adalah anak dari pemilik perusahaan besar.

Sekarang, akibat kedekatannya dengan Jeno. Anak itu juga harus terseret rumor menjijikan yang di cap kan oleh penghuni sekolah untuknya.

Kini, satu pertanyaan lagi muncul begitu saja di benak Jiyoon.

Haruskah dirinya menjauh dari Jeno? Ia rasa kehadirannya hanya membawa sial pada pria kelas 12 itu.

Tbc

24 Maret 2019

All the love,
Feli

Noona (Park Jisung) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang