12. Lulus

6.5K 986 22
                                    

22 Mei 1993

Kelulusan bukan hal yang terlalu menyenangkan bagi Jiyoon.

Hyera pergi ke Kanada begitu acara kelulusan selesai bersama keluarganya. Anak itu menangis seperti anak bayi pada Jiyoon ketika hendak pergi.

Jiyoonnya? Tersenyum manis sembari menenangkan Hyera perlahan. Hatinya sedih, namun ia juga mau yang terbaik untuk Hyera.

Jeno sempat menemuinya beberapa hari yang lalu dan berdamai dengannya. Tentu berdamai, toh sudah tidak ada yang akan menyebar rumor tidak jelas lagi.

Tapi tetap saja, Jeno sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya dan Jiyoon tidak mau mengganggunya.

Kini, dia hanya punya Park Jisung. Satu-satunya harapan selama ia ada di dunia. Alasan kenapa seorang Park Jiyoon bertahan.

"Noona kuliah dimana?" tanya Jisung.

"Nggak ah, males," ceplos Jiyoon.

"Ih kuliah itu penting lho Noona!" kesal Jisung.

"Aku mau langsung kerja aja Sung. Nanti kalau aku sibuk kuliah, siapa yang mau ngurusin anak ayam yang satu ini?" seru Jiyoon.

"Noona!" kesal Jisung.

Malam setelah Jiyoon lulus SMA itu diwarnai oleh canda tawa Jiyoon dan Jisung.

Jiyoon tidak menginginkan banyak hal. Cukup dengan melihat tawa Jisung saja, ia sudah senang.

"Noona, Jisung kangen Mama," ucap Jisung kala mereka berdua menatap kearah langit malam.

Mereka berdua sedang duduk di halaman belakang rumah mereka yang kumuh.

"Aku juga. Kamu nggak kangen Papa?" goda Jiyoon.

Jisung tertawa renyah, "dia yang buat hidup kita begini Noona."

"Lalu? Nggak ada hubungannya sama kangen Jisung," ucap Jiyoon.

"Ada. Jisung kangen, tapi nggak setelah ingat kelakuannya," jelas Jisung.

Jiyoon menggeleng, "tanpa dia kita nggak ada. Jadi jangan di benci."

Jisung hanya mendengus kesal mendengar nasihat Jiyoon.

"Cita-cita mu, masih pingin jadi bos?" tanya Jiyoon mengalihkan topik.

"Masih. Kalau Noona?"

"Nggak tahu, cukup jadi orang baik aja deh hehe."

"Noona. Menurut Noona, Jisung bisa nggak ya masuk Oxford?" gumam Jisung.

"Ya bisa lah! Adiknya Park Jiyoon pintar kok," ucap Jiyoon.

"Tapi Jisung takut banget nggak bisa masuk kesana Noona. Mana mahal banget lagi," kesal Jisung.

"Nggak boleh pesimis ya Sung. Pasti bisa kok," ucap Jiyoon menenangkan adiknya.

"Noona yakin?"

"Yakin banget!"

"Kalau Jisung sudah punya banyak uang, Jisung ajak Noona keliling dunia!" seru Jisung dengan amat sangat bersemangat.

Jiyoon tersenyum sedikit kikuk, "aku pasti bakal ngerepotin kamu."

"Nggak! Noona nggak pernah ngerepotin Jisung. Yang ada Jisung yang selalu ngerepotin Noona," balas Jisung.

"Terserah kamu deh Sung. Aku nggak merasa repot kok."

"Noona selalu begitu. Ah ya, masuk yuk Noona, makin malam makin dingin nih," ucap Jisung yang dibalas anggukan singkat oleh Jiyoon.

Mereka berbaring, Jisung langsung tertidur sementara Jiyoon merenung.

Oh ayolah, Jiyoon itu juga manusia normal yang ingin senang.

Memikirkan nasibnya kedepan, ia sangat sedih. Tidak kuliah yang sama dengan tidak punya pegangan. Bagaimana ia bisa menjalani hidup nanti?

Melihat kawan-kawannya sudah masuk perguruan tinggi membuat hatinya seakan teriris. Ia ingin. Ia ingin bisa kuliah seperti Hyera dan Jeno.

Tapi lagi-lagi ia tersadar dengan fakta bahwa dia bukan siapa-siapa. Hyera dan Jeno berbeda dengannya. Mereka berdua berada tapi Jiyoon tidak, jadi Jiyoon berpikir bahwa tidaklah pantas ia iri pada mereka.

Tugasnya hanya lah membahagiakan Park Jisung. Sudah itu saja.

Tbc

29 Maret 2019

All the love,
Feli

Noona (Park Jisung) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang