7. Maaf

7.9K 1K 38
                                    

Jiyoon masuk ke kelasnya dengan hati-hati.

"Eh si jalang," ucap anak sekelasnya.

"Main sama siapa kemarin? Taeyong sunbaenim? Buset, kok mau ya?" ejek salah satu temannya.

Gadis yang diejek hanya tersenyum simpul sembari duduk di tempatnya.

Percuma. Percuma jika ia melawan atau memaki balik gadis-gadis itu. Biarkan saja mereka mengejeknya, toh aslinya dia tidak berbuat seperti itu.

"Eh jalang!" panggil Nancy, salah satu anak kelasnya yang bisa dikatakan primadona sekolah.

"Mana jawaban mu?"

Iya, dia selalu diperlakukan seperti itu. Bukan dari SMA, tapi dari SMP.

Jiyoon tidak munafik, dia sakit hati. Namun, sakit hati itu selalu hilang tiap ia melihat Hyera, Jeno, dan yang paling utama, Jisung.

"Jeno, aku nggak bisa terus disini," ucap Jiyoon.

"Kenapa? Nggak perlu pikirkan biayanya," ucap Jeno.

Jiyoon menggeleng, "selain itu, aku juga harus kerja Jeno. Jisung mau makan apa kalau aku nggak kerja?"

"Yoon-ah, ada aku."

Jujur saja, Jiyoon merasa senang karena Jeno peduli padanya. Tapi, realita tetap realita. Jiyoon tidak bisa sok berfantasi tentang kehidupan romantis di film yang ia tonton. Sekarang, realitanya adalah ia harus bekerja.

"Jiyoon. Bahkan Mama sama Papa aku bersedia merawat kamu sama Jisung," ucap Jeno.

"Aku nggak mau merepotkan orang Jeno, selagi aku bisa."

"Tapi kamu membunuh dirimu secara perlahan karena terus memaksakan diri Jiyoon-ah," ucap Jeno.

"Hidupku ini untuk Jisung. Aku nggak peduli gimana aku, yang penting dan utama Jisung."

Jeno tersenyum simpul melihat keras kepalanya Jiyoon, "aku bakal coba tanya ke dokter kapan kamu bisa pulang."

Jeno keluar dari kamar inap Jiyoon, mungkin untuk bertanya pada perawat.

"JIYOON!!" teriak Hyera yang baru datang kemudian memeluk sahabatnya.

"Astaga! Kok bisa gini? Aku tinggal seminggu kok kamu malah jadi gini? Diapain sama Jeno? Dia galak ya sama kamu?" tanya Hyera.

"Satu-satu dong Ra," kesal Jiyoon.

"Hehe, kamu kok bisa sakit gini? Aku khawatir tahu! Apalagi baru tahu kemarin karena baru sampai," ucap Hyera.

"Emang waktunya sakit, ya udah sih lagian," jawab Jiyoon.

"Kamu bisa pulang besok Yoon," ucap Jeno yang baru masuk.

"Makasih Jen."

Nggak ada yang namanya sakit harus males di kamus Jiyoon. Sepulang dari rumah sakit, gadis itu langsung mau bekerja di kafe Taeyong.

Taeyongnya? Sudah diancam oleh Hyera agar tak memberi pekerjaan yang berat pada Jiyoon.

"Udah selesai semua Yoon?" tanya Taeyong.

"Bentar, tinggal meja ini," jawab Jiyoon.

"Oke."

"Kamu saya antar pulang aja ya Yoon?" ajak Taeyong sembari melihat Jiyoon yang sedang membersihkan meja terakhir di kafe ini.

"Nggak usah sunbae, jalan aja kayak biasanya hehe," tolak Jiyoon.

"Saya bisa dibunuh sama Hyera kalau kamu ada apa-apa," ucap Taeyong.

Akhirnya, Jiyoon menyetujui ajakan Taeyong.

"Kenapa kamu rela bekerja sampai kayak gini?" tanya Taeyong tiba-tiba saat mereka menaiki mobil Jeep milik Taeyong.

Jiyoon jarang sekali menaiki mobil seperti ini. Terakhir mungkin setahun yang lalu. Mobil hanya dimiliki oleh orang yang kaya raya pada masa ini.

"Kalau saya nggak kerja. Saya sama adek mau sekolah sama makan pakai apa?" ucap Jiyoon.

"Saya salut banget sama kamu Yoon. Semoga nanti kamu bahagia ya," ucap Taeyong.

"Hehe iya sunbae, terimakasih."

Taeyong, pria berusia 20 tahun itu sungguh kagum sekaligus iba dengan Jiyoon. Bagaimana bisa orang tuanya membuang anak sebaik dirinya?

Iya, banyak orang yang berpikir demikian. Jiyoon anak yang baik, cantik, cerdas pula.

Itu juga salah satu sebab ia di fitnah oleh teman-temannya. Jika saja Jiyoon mau melawan? Sudah jadi primadona sekolah yang sesungguhnya dia.

"Noona sudah pulang," ucap Jisung.

Jisung tiba-tiba memeluk kakaknya itu dengan sangat erat sembari menangis.

"Maafin Jisung... Jisung benar-benar nggak bermaksud seperti itu sama Noona," lirihnya ditengah isakan.

Jiyoon terkekeh sembari membalas pelukan adiknya yang sekarang tinggi sekali itu, "nggak apa-apa Jisung, jangan berlebihan deh."

Tbc

25 Maret 2019

All the love,
Feli

Noona (Park Jisung) [Tamat;✔]Where stories live. Discover now