1. Begin

14.6K 1.5K 148
                                    

Malam hari yang seharusnya merupakan hari libur tidak menjadi hari libur kala itu. Tim bidan dan perawat menolong seorang wanita yang hendak melahirkan.

"Tahan ya Bu, sedikit lagi!"

Perjuangan dan darah. Semuanya melebur menjadi satu hingga bayi itu keluar.

Punggungnya ditepuk sedikit hingga si mungil itu mengeluarkan suara tangisannya yang membuat seisi ruangan merasa bahagia.

"Selamat ya Pak, Bu, anaknya perempuan," ucap bidan pada sepasang suami dan istri.

Hari itu. Tepat pada tanggal 14 Februari 1975, seorang anak perempuan telah lahir secara normal dan sehat.

Bayi kecil itu kemudian diberikan ke gendongan sang ibu yang sudah terharu.

"Park Jiyoon, anakku."

Park Jiyoon berarti cantik, baik, dan murah hati.

Anak pertama dari pasangan yang berbahagia itu terlihat sangat sempurna.

Anak itu tumbuh dengan kasih sayang yang full dari ke dua orang tuanya.

Kemewahan selalu ia dapatkan. Bahkan segala hal sudah tersedia sebelum ia meminta.

Kadang ia membuat pegawai di toko ayahnya merasa iri padanya. Hidup mewah, bebas, dan indah.

Ia diibaratkan seperti putri mahkota di rumah itu. Tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, ia harus 100% dijaga dan tidak boleh sampai menangis karena keinginannya tak dituruti.

Iya, sampai separah itu saking kaya dan posesifnya kedua orang tuanya.

Banyak yang bilang, seorang Park Jiyoon pasti akan mengikuti jejak sukses kedua orang tuanya.

Tapi karena status anak tunggalnya itu, Jiyoon merasa sangat kesepian. Yaahh, manusia memang pada dasarnya tidak pernah puas dan selalu menginginkan hal lain 'kan?

"Ma, pingin punya adik," ceplos gadis yang sudah berusia 3 tahun itu pada sang ibu.

Ibu-nya agak bingung. Anak tiga tahun sudah bisa minta adik.

"Kenapa Jiyoon pingin adik?" tanya ibunya.

"Bial ada teman main Ma. Bosan di lumah sendili telus," jawabnya.

"Lho 'kan sudah ada Mbak Karin sayang," ucap ibunya.

Putri itu hanya memiliki orang tua, dan Karin yang notabennya adalah baby sitter-nya dari bayi. Ketika kedua orang tuanya sibuk bekerja dan sang putri hanya bisa berdiam di istana, Karinlah yang akan menemani sang putri.

"Beda Ma. Mbak Kalin itu cudah besal, aku pingin teman main yang masih kecil pokoknya!" eyelnya.

"Iya, Jiyoon berdoa aja supaya dapat adik ya!" Hanya itu jawaban sang ibu kemudian membacakan dongeng untuk putri kecilnya.

Bukan Park Jiyoon namanya kalau tidak ambisius, dia benar-benar berdoa setiap hari untuk hal itu.

Ia juga sempat bertanya-tanya pada Karin bagaimana bayi bisa muncul. Karin yang dulunya adalah anak IPA sempat melongo namun berhasil menghilangkan pikiran anehnya, "dari langit Yoon."

Jiyoon yang bingung malah makin bingung. Bahkan ia menambahkan kata pada doanya, "semoga adik cepat-cepat jatuh dari langit ya Tuhan."

Hingga pada malam itu 10 Mei 1977, ibunya berlari dengan semangat ke arahnya dan memberikan clue pertama tentang kelanjutan hidup Jiyoon nantinya.

"Jiyoon! Kamu bakal punya adik, Nak!"

Tbc

21 Maret 2019

All the love,
Feli

Noona (Park Jisung) [Tamat;✔]Where stories live. Discover now