Key

2.5K 424 16
                                    

"Hi, Mingyu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Hi, Mingyu."

•••

Sepagi ini Mingyu sudah berkutat dengan alat masak di dapurmu, entah apa yang tengah dilakukannya. Memasak atau berniat menghancurkan dapurmu. Kamu baru saja membuka mata saat suara gesekan spatula dan wajan tertangkap indera pendengar milikmu. Matamu setengah terbuka, langkahmu juga terasa berat untuk sekedar melangkah menuju dapur.

Dan Mingyu berdiri di sana. Tubuhnya dibalut kemeja biru tua yang lengannya digulung hingga siku lengkap dengan celana kain hitam yang melekat pas di kaki jenjangnya.

"Mingyu?" Panggilmu dengan suara parau, langkahmu kian dekat pada si pemuda. Mingyu menoleh cepat, terkekeh pelan saat melihat matamu yang hanya terbuka setengahnya.

"Selamat pagi, sweet heart," sapanya riang. Tangannya meraih pinggangmu sebelum memberikan satu kecupan ringan di bibirmu. "Ada jadwal pertemuan dengan Editor hari ini?"

Kamu menggeleng. Tanpa sadar melingkarkan lengan di pinggang Mingyu dan mendongakkan kepala, menempelkan pucuk hidungmu di dagu Mingyu.

"Aku ingin tidur sepanjang hari, lupakan saja dateline sialan itu."

Mingyu tertawa kemudian. Tangannya mematikan kompor sebelum mengecupi seluruh permukaan wajahmu dan berakhir di bibir, menyapukan sebuah ciuman lembut nan panjang.

Kelopak matamu terbuka sepenuhnya. "Apa ciuman diperbolehkan? Kamu seharusnya hanya meyakinkanku, bukan menciumku."

"Kamu menerimanya dan itu berarti diperbolehkan," jawab Mingyu, kembali mencium bibirmu untuk yang kesekian kali. "Aku akan pulang lebih awal hari ini, dan tentu saja aku akan tinggal di sini sampai malam."

"Hm-m, terserah."

"Ada yang kamu inginkan, cantik?"

"Aku ingin Seungcheol."

Mingyu tampak tidak menyukai ucapanmu barusan, pemuda Kim itu mengerucutkan bibirnya.

"Apapun selain orang itu."

Bibirmu meloloskan tawa ringan. "Yang kamu panggil 'orang itu' pernah menjadi orang penting bagiku, Gyu."

"Lupakan," balasnya cepat. "Aku membuat cream soup dengan irisan daging. Bersihkan wajahmu lalu sarapan."

- Canopus -

"Aku sudah me-revisi nya sebagian, kurasa ending nya akan sedikit berubahㅡtidak, tapi banyak berubah."

Gadis di seberang sana menghela napasnya kasar, setengah mengutukmu yang dengan mudahnya berkata demikian.

"Kamu yakin dapat menyelesaikannya tepat waktu? Aku tidak mau mengundur lebih lama lagi, tolong mengerti," Flo berujar pelan penuh penekanan dalam setiap katanya.

Kamu mengangguk cepat, terlampau bahagia saat Flo mengalah dan menghembuskan napas panjang sebelum menyesap espresso miliknya yang masih mengepulkan asap tipis. Tatapannya memindai seluruh ekspresimu, kedua alisnya terangkat sempurna ketika satu spekulasi mampir di otak cemerlangnya.

"Suasana hatimu sedang bagus, kurasa. Ada hal baik yang terjadi?" tanya Floㅡberbasa-basi.

"Hanyaㅡ" kamu mengulas senyum tipis. Oh, Flo bukan manusia tolol tidak punya hati jika kelakuanmu sedetik lalu tidak dapat dimengertinyaㅡtambahan semburat merah muda di kedua pipimu. Demi Tuhan, apa kali ini dirinya menghadapi remaja puber?

"Kurasa seseorang menemukan kunci milikku."

"Kunci?"

"Hm, penemunya datang. Mingyu!"

Pemuda dengan postur tubuh yang sempurna juga senyum yang menawan. Wow, Flo tidak tahu bahwasanya Tuhan memperbolehkan Malaikatnya turun ke Bumiㅡbahkan masuk kedai kopi dengan gigi taring yang mengintip malu-malu dari balik bibir seksinya. Oke, hentikan, Flo terdegar seperti maniak gigi.

"Hai cantik," sapanya sebelum mendaratkan satu kecupan manis di pelipismu seraya menunduk. Netranya melirik Flo sekilas, kepalanya mengangguk sopan bersama senyum manis miliknya. "Flo? Aku Mingyu."

Flo balas tersenyum tipis, turut mengangguk singkat dan melambaikan tangannya. "Hai, Mingyu."

"Jadi, Flo ini editor yang selalu kuceritakan padamu."

"Oh? Aku tersanjung mendengarnya," Flo mengangkat sebelah alisnya, "Kuharap dia menceritakan hal yang baik."

Mingyu terkekeh pelan. "Kamu si cerewet yang elegan."

"Mingyu!"

Flo ikut tertawa bersama Mingyu saat kamu berdecak keras.

"Well, well, karena penemu kunci milikmu tiba, aku akan pergi sekarang. Ada banyak pekerjaan menanti," ujar Flo. Tangannya sibuk merapikan barang bawaannya yang tidak seberapa lalu mengulas senyum manis untukmu juga Mingyu.

"Sampai jumpa!"

Mingyu masih terdiam selama beberapa detik, bahkan sampai kamu sudah berdiri dengan tas yang tersampir manis di bahumu.

"Mingyu?"

Sang pemuda menoleh, "Apa maksudnya dengan penemu kunci?"

Kamu tertawa pelan.

"Kamu akan tahu, mungkinㅡnanti? Tidak lama lagi kamu pasti akan memahaminya."

- Canopus -

Constellation Series - February 2019

-muffinpororo

-muffinpororo

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
[Constellation Series] | Canopus - Mingyu VersionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora