Sound of the Wind

2.4K 523 29
                                    

"I miss you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I miss you."

•••

Hari yang Mingyu jalani biasanya terasa begitu luar biasa. Diawali dengan sapaan pagi lewat pesan yang kamu kirimkan, sarapan bersama di kedai sederhana sudut kota, pergi bekerja setelah mendapat satu kecupan manis di bibir, lalu kembali bertemu di rumahmu sembari melepas penat sebelum pulang ke rumahnya sendiri. Mingyu merasa harinya kosong, setelah pertengkaran beberapa hari lalu. Hatinya meronta, memaki dengan indahnya pada otak Mingyu yang terus mengedepankan alasan logis yang terkesan egois. Mingyu membutuhkanmu. Bukan hanya untuk tubuhnya, tapi juga hati dan jiwanya.

Setiap malam pemuda Kim itu akan duduk termangu di depan perapian bersama secangkir teh melati yang akan mendingin tanpa disentuhnya sama sekali. Hal yang dilakukannya hanya melamun, memikirkan hari esok, dan dirimu. Setelahnya dia akan terlelap di depan perapian hingga pagi, bersama pemikirannya yang tiada berujung.

Dan pagi ini, hari Kamis pagi dengan suhu enam derajat celcius. Mingyu membuat segelas cokelat panas untuk mengawali hari nya. Bibirnya melukis sebuah kurva indah saat jemarinya tidak sengaja menyentuh toples bubuk kokoa. Toples kaca pemberian darimu sekitar tiga minggu yang lalu saat kalian tengah menghabiskan waktu bersama. Tidak ada alasan khusus darimu saat itu, hanya ingin—seingat Mingyu. Pemuda itu memejamkan mata dan menghela napasnya dalam.

"Aku merindukanmu."

- Canopus -

"Kenapa diksi mu berantakan? Oh astaga, darl, jika terus seperti ini kapan bukumu akan terbit?"

Kamu memijat kening perlahan. Demi Tuhan kepalamu seakan ingin pecah detik itu juga. Netramu mencoba fokus pada coretan tinta di atas kertas berisi bab baru yang kamu serahkan pagi ini pada pihak penerbit. Dan lagi—ada banyak kesalahan yang kamu buat.

"Aku ingin mati saja."

"Pilihan yang bagus," ujar Flo—gadis dari pihak penerbit, "aku sarankan kamu mati setelah bukumu diterbitkan, darl. Aku akan pastikan royalti bukumu digunakan untuk menyiapkan peti dan membayar kegiatan kremasi."

Kamu mendengus karena penuturan Flo. Gadis mungil itu terlalu jujur dan tepat sasaran, enggan bertele-tele. Terlalu membuang waktu, katanya.

Beberapa menit berlalu dalam hening. Kamu larut dalam pikiranmu saat Flo kembali menge-cek bab yang kamu berikan. Entah keajaiban apa yang datang, kamu seketika menepuk lengan Flo dan menatapnya lekat.

"Ada apa dengan kilauan di matamu itu?"

Kamu tersenyum. "Boleh aku mengganti jalan ceritanya sedikit? Akan kuselesaikan dalam satu minggu."

[Constellation Series] | Canopus - Mingyu VersionWhere stories live. Discover now