Wave

2.5K 526 37
                                    

"I—do love you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I—do love you."

•••

Mingyu memejamkan matanya sejenak. Meresapi dua kalimat yang meluncur bebas tanpa cela dari belah bibirmu. Dia masih menunggu, menunggu kata lainnya sebagai penyangkal bahwa yang kamu katakan hanyalah sebuah lelucon kuno—lelucon yang sudah tidak memiliki sisi humor lagi.

Tapi nyatanya, dua menit terlewati begitu saja tanpa sangkalan. Maka Mingyu sudah tahu jawabannya, eksistensi Canopus tergantikan kembali oleh sang penguasa langit kelam terdahulu, Sirius. Seungcheol sudah menemukan jalan pulang. Kini giliran Mingyu, melepas seseorang yang sudah dianggapnya sebagai rumah dan mencari rumah lain. Bukankah Mingyu hanya tamu? Sedangkan posisi Seungcheol adalah sang tuan rumah yang pergi. Mingyu hanya pemeran pengganti.

Setidaknya itu yang dipikirkan pemuda dengan iris abu-abu kehijauan itu. Dengan cepat, Mingyu beranjak dari tempatnya sebelum melenggang keluar dari bangunan mungil yang hangat itu.

Semua berkecamuk dalam otaknya. Jantungnya berdegup dengan dentuman lemah yang terasa begitu nyeri, bahkan kristal bening mulai berkumpul di sudut matanya. Siap jatuh dengan komando untuk mengalir membasahi pipi, namun sekuat tenaga, Mingyu menahannya. Tidak di sini, tidak sekarang.

Kakinya semakin melangkah jauh, entah pergi kemana, yang pasti dirinya perlu waktu untuk memikirkan kejadian beberapa menit lalu.

- Canopus -

Kamu tidak bisa menahan senyum lega sejak empat puluh lima menit yang lalu. Setelah kejadian di kedai teh beberapa saat lalu, kamu merasa duniamu menjadi lebih ringan dan berwarna. Kamu perlu berterima kasih pada pemuda Choi yang sudah menyita waktumu cukup banyak.

Kakimu melangkah menyusuri jalan setapak dengan tenang, tidak sabar untuk menyampaikan berita bahagia pada Mingyu. Dia harus tahu tentang ini.

Sesampainya di area dekat rumahmu, kamu terkejut saat melihat Mingyu berdiri di pagar kayu rumahmu sembari menunduk, entah memperhatikan apa. Senyummu kian lebar, kakimu melangkah lebih cepat sehingga kini kamu berdiri di hadapannya dan menghambur dalam pelukan Mingyu.

Pemuda Kim itu tersentak pelan, namun dengan cepat mengontrol emosi juga ekspresinya. Tangannya naik, melingkar dengan nyaman di pinggangmu juga mengusap kepala belakangmu dengan lembut.

"Kenapa tidak masuk? Kamu punya kuncinya, kan?" tanyamu sembari mendongak.

Mingyu mengangguk dan tersenyum. "Ya, tapi tidak sopan jika tamu asal masuk tanpa izin dari tuan rumah."

"Mingyu, kamu bukan tamu."

Pemuda itu kian mendundukkan tubuhnya hingga bibirnya menyentuh bibirmu dengan lembut.

[Constellation Series] | Canopus - Mingyu VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang