Out of The Blue

5.4K 757 41
                                    

"Me? Trying to flirting with you? Yes

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

"Me? Trying to flirting with you? Yes."

•••

Sore kali ini terasa sedikit dingin. Awan kelabu bahkan bergelayut manja di langit, nampak enggan bergeser barang sedikitpun. Dan cuaca kali ini berdampak pada penurunan mood-mu. Ada perasaan yang mengganjal di dalam hati, seperti-sesuatu akan terjadi. Kamu merasa kosong, bahkan sebelum hal yang menurutmu entah buruk atau baik itu datang.

Melangkah meninggalkan kursi taman, kamu menghembuskan napas panjang. Entah kenapa sekarang justru merasa lelah. Kamu butuh sesuatu untuk mengembalikan tenaga juga mood-mu yang memburuk.

Di langkah ke sekian, tubuhmu terhuyung ke belakang karena lenganmu di tarik seseorang. Begitu berbalik, di sana, berdiri seseorang yang begitu kamu puja dan kamu cintai. Kekasihmu, Choi Seungcheol.

"Oh, hai-"

Belum sempat menyelesaikan sapaan, bibir Seungcheol sudah lebih dulu menginvasi bibirmu. Bergerak lembut, namun terkesan gelisah. Dan rasanya-berbeda. Tidak sehangat seperti biasanya. Ciuman kali ini...terasa dingin dan asing.

Kamu bahkan hanya sempat memejamkan mata selama beberapa detik sebelum material lembut itu menjauh. Kelopak matamu kembali terbuka lebar, menatap tepat pada iris cokelat gelap milik pemuda di hadapanmu. Tatapannya sendu, ada sirat sedih di sana.

Hingga empat kata yang tersusun dalam satu kalimat nyaris membuat tubuhmu luruh ke tanah.

"Ayo akhiri sampai disini."

Responmu cukup lambat untuk ini. Masih tidak percaya, kamu tertawa pelan dan menunduk dalam.

"Kamu bercanda?" tanyamu lirih.

Tanpa mendongak, kamu tahu Seungcheol menggeleng. Pemuda Choi itu meremas bahumu lembut, mengirimkan semacam getaran yang mengakibatkan jantungmu berdenyut ngilu.

"Aku-menemukan gadis lain. Bukan berarti aku tidak mencintaimu. Aku mencintaimu, tapi gadis itu memiliki kepribadian yang lebih cocok denganku, jadi aku-"

"Sejak kapan?" tanyamu memutus ucapan Seungcheol.

Pemuda itu menunduk dalam. "Satu minggu yang lalu."

Kamu menyentak lembut tangannya dari bahumu, tersenyum tipis. "Aku mengerti."

Kamu menarik napas, menghembuskannya perlahan sebelum berjinjit dan mengecup bibir Seungcheol lembut.

"Berbahagialah," ujarmu lirih sebelum berbalik dan melangkah pergi.

Pergi dari kenyataan yang masih membelenggu dirimu, pergi dari tatapan sendu miliknya, pergi dari cintamu yang harus berhenti sampai di sini.

- Canopus -

Esoknya, kamu kembali ke taman itu. Taman dimana kamu dan Seungcheol berpisah. Saksi bisu yang berhasil merekam raut sendu milikmu dengan sempurna.

Kamu hanya duduk di salah satu kursi taman dengan segelas jus stroberi dingin di tanganmu. Gelas berisi jus itu masih penuh, belum sempat kamu cicipi sama sekali.

Lamunanmu terus berlanjut sampai bermenit-menit kemudian. Hingga pada akhirnya, kamu tersentak ketika seseorang memegang gelas jusmu.

"Isinya hampir tumpah, Nona. Apa kamu melamun?"

Kelopak matamu mengerjap pelan, sedetik kemudian menganggukkan kepalamu beberapa kali pada sosok pemuda bertubuh tegap yang berada di hadapanmu. Netra milikmu menelusuri tubuh pemuda itu. Tubuhnya yang dibalut setelan kantor terpahat dengan sempurna, iris matanya-berwarna abu-abu bercampur hijau emerald. Sangat menawan. Rambut hitam miliknya tersisir rapi membentuk sebuah koma. Pemuda di hadapanmu patut dijadikan sebuah contoh dari "Jelmaan Dewa Yunani".

"Euh-Nona?"

Kamu kembali mengerjap pelan. Dalam hati merutuki perlakuan tidak sopanmu terhadap pemuda ini.

"Maaf aku melamun lagi. Terima kasih, Tuan."

Kekehan pelan terdengar dari si pemuda. Tanpa kamu duga, dia mendudukkan dirinya di sampingmu. Menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman sembari menghela napas pelan.

"Kamu terlihat kosong. Seperti banyak masalah, apa aku benar?"

Sedikit terganggu dengan pertanyaannya, kamu mengernyitkan keningmu dalam. "Maaf?"

Pemuda itu tertawa, dia memutar tubuhnya menghadap ke arahmu sembari mengulurkan tangan.

"Aku Mingyu, Kim Mingyu. Pegawai kantor di salah satu perusahaan yang berada di ujung jalan sana."

Tidak ingin terlihat angkuh, kamu menjabat tangannya sembari tersenyum. "Aku (Y/n). Hanya seorang penulis buku biasa."

Mingyu ikut tersenyum. "Terlihat lebih baik saat bibirmu membentuk sebuah senyuman," pujinya tulus. Dan pujiannya justru membuatmu tertawa geli.

"Mencoba merayu seorang gadis, Tuan Kim?"

Pemuda itu mengendikkan kedua bahunya, menatap lekat pada iris matamu yang kelam.

"Jika menurutmu begitu, maka-yah. Aku tidak bisa mengingkarinya."

Kembali kamu tertawa, kini diikuti Mingyu. Pemuda itu bahkan menunjukkan gigi taringnya yang entah kenapa-terlihat begitu menarik.

Aneh. Kamu merasa cocok dengan Mingyu dalam sebuah obrolan. Kamu merasa-nyaman.

Dan tanpa disadari, kamu serta Mingyu larut dalam perbincangan tiada akhir. Saling berbalas candaan, hingga membahas anatomi semut. Tidak penting, namun rasanya menyenangkan.

Kamu, seperti hidup kembali berkatnya. Perlu diakui, kamu bersyukur karena Mingyu memegang gelas jusmu satu jam yang lalu.

- Canopus -

Constellation Series - January 2019

Constellation Series - January 2019

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.
[Constellation Series] | Canopus - Mingyu VersionΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα