"Ku harap kau melakukan itu setiap hari" ucapnya menarik selimut.

Sepuluh menit telah berlalu dan Yoongi masih menikmati kanyamanan kasur Yewon, Yoongi terlalu terlena dengan aroma stobbery yang melekat pada selimut Yewon. Bukan kah ini kesempatan yang sangat bagus untuk Yoongi bisa berada di tempat yang sangat dekat dengan Yewon.

Sungguh pria itu ingin seharian berada di kamar dan kasur milik istrinya namun waktu sepertinya tidak mengijinkan. Seperti hari biasa Yoongi harus pergi kekantor, membereskan kertas kertas yang menggangu pikirannya. Dengan malas Yoongi bergerak untuk bangun dari kasur nyamannya.

Dengan langkah berat Yoongi berjalan menuju dapur memilih untuk membuat sarapan sebelum dirinya bersiap untuk pergi ke kantor.

Walaupun dia sangat malas tapi itu adalah pilihan yang baik dari pada dia harus berada di rumah dan membuat Yewon tidak nyaman untuk melakukan apapun.

Menghindar dan tak terlihat bagi Yewon adalah salah satu perjuangan yang berat bagi Yoongi, tapi sekali lagi Yoongi tegaskan ini semua demi kenyaman Yewon, setidaknya hanya  ini yang bisa dia lakukan sebelum gadis itu bisa menerima kehadirannya.

"Kau sudah bangun?" suara itu sangat jelas terdengar oleh Yoongi namun dia mengabaikannya, dia hanya takut jika itu adalah halusinasinya.

Namun hanya memikirkan gadis itu benar-benar berada di depannya dan bebicara padanya sudah sangat membuat hatinya senang.

Tunggu! jangan lagi! "ini pasti halusinasi" ucapnya menggeleng kasar.

"Ada apa? apa kau sakit?" suara itu terdengar lagi membuat Yoongi semakin memperlaju gerakan kepalanya, berharap dengan begitu suara gadis itu akan menghilang.

Namun sayang bukannya menghilang rasa pusinglah yang datang, Yoongi bahkan hampir terjatuh karena terlalu pusing.

Yoongi menjatuhkan bokongnya di kursi karena terlalu pusing, sesekali dia memukul kepalanya berharap rasa pusingnya sedikit hilang.

"Aku sudah membuatkan sarapan, apa kau ingin makan bersama?" Yoongi sungguh sangat terkejut saat suara Yewon terdengar lagi, dengan segenap keberanian dia berusaha mengangkat kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap kearah wanita yang dia anggap halusinasi.

Dia tidak menjawab satu pertanyaan apapun, tangannya bergerak perlahan untuk menyentuh sendok, sungguh saat ini dia seperti orang bodoh yang tidak mengerti tentang tata krama menyantap makanan. 

"Apa kau tidak suka makanannya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau tidak suka makanannya?".

Yoongi kembali menatap Yewon kemudian memamerkan senyum tipisnya dan menggeleng "ini nyata" ucapnya membuat suatu pernyataan.

Senyuman lebar terukir sangat indah di bibirnya saat satu suap makanan berhasil masuk kedalam mulutnya.

"Apa kau tidak pergi kentor?"

Sungguh dia tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan kebahagiannya, Yewon nyata? tentu saja Yewon nyata! maksud Yoongi apa yang terjadi saat ini benar benar nyata? apa artinya keinginan Yoongi terwujud?.

"Tidak aku cuti" jawabnya berbohong.

Bukan tanpa alasan pria itu berbohong, menurutnya ini kesempatan bagus karena pada akhirnya dia dan Yewon memiliki kesempatan untuk mengobrol dan bukannya ini sangat baik jika dia berdiam diri dirumah dan menghabiskan waktu dan mencoba saling mengenal dengan istrinya.

"Begitu ya?"

Yoongi bukannya bodoh tidak mengerti dengan jawaban singkat yang di berikan yewon, di tambah dengan ekspresi wajah seperti itu membuat Yoongi paham bahwa Yewon menginginkan dirinya untuk pergi.

Yoongi berusaha berfikir positif, mungkin Yewon ingin melakukan sesuatu di rumah dan karena dengan kehadirannya membuat gadis itu membatalkannya dan memilih mengurung diri di kamar.

Yoongi tidak menginginkan itu, gadis itu harus melakukan apapun yang dia suka tanpa harus tidak merasa nyaman karena kehadirannya.

"Aaaah.... aku lupa sepertinya cuti ku di batalkan karena masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan" ucapnya berbohong.

"Benarkah?" tanya Yewon dengan semangat.

Yoongi di buat gemas dengan raut bahagia Yewon, jika sesederhana ini membuatnya bahagia maka dia rela pergi ke kantor setiap hari dan membebaskannya melakukan apapun di rumah ini.

Kalian lihat? bahagia itu sangat mudah.

Kebahagian bisa kita ciptakan dengan hal kecil. Namun sekali lagi, kalian juga harus tetap mengerti bahwa kebahagiaan tidak bisa kalian dapatkan jika hati kalian tidak bisa terbuka karena hati adalah pondasi utama untuk kebahagian yang sedang kau bangun.

 Namun sekali lagi, kalian juga harus tetap mengerti bahwa kebahagiaan tidak bisa kalian dapatkan jika hati kalian tidak bisa terbuka karena hati adalah pondasi utama untuk kebahagian yang sedang kau bangun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pengantin Pengganti [COMPLETED STORY]Where stories live. Discover now