Hurt Road pt.1

1.6K 268 17
                                    

"Jalan ini begitu terjal,

Masi mau, kah kamu melewatinya?"

Setelah ultimatum yang diberikan ayahnya malam itu, malah Seungwan yang uring-uringan. Padahal Yoongi sudah mengatakan padanya jika dia sanggup.

Selepas mengeluarkan kata terakhir, ayah Seungwan beranjak dari tempatnya duduk, diikuti oleh Jimin dan ibunya yang masih sempat memberi pesan ke Seungwan untuk mengantar Yoongi ke pintu. Di saat tinggal mereka berdua, Yoongi dengan tegas menyakinkan Seungwan agar percaya padanya.

"Aku bakal berujang seperti yang ayahmu bilang."

Seungwan tidak merespon dan hanya diam, membiarkan lelaki itu pergi tanpa menerima satu kalimat untuk melepasnya pulang. Tapi yang Yoongi tidak tahu adalah, Seungwan pun sama kalutnya seperti dia.

Besoknya ia memonopoli waktu Seulgi demi kepentingan pribadi. Perempuan itu datang ke apartement Seulgi, memaksanya untuk tidak kemana-mana dan mereka berdua berakhir di kamar si empu yang punya rumah. Seungwan memilih berbaring, menutup mata dan berusaha cepat tidur, sedangkan Seulgi masih berkutat dengan laptopnya.

"Jadi maunya gimana sekarang?" tanya Seulgi yang akhirnya mau mencampakkan pekerjaannya walau sebentar. Ia menoleh ke Seungwan yang malah pura-pura tidur. Seulgi sudah mendengar kejadian tadi malam, dimana Yoongi datang untuk pertama kali ke rumah Seungwan. Kenekatan lelaki itu membuat Seulgi merasa takjub, benar-benar tidak kenal takut.

"Nggak tau," jawab Seungwan masih tetap menutup matanya.

Seulgi menghela nafas kesal, ia segera mematikan laptopnya dan menutup agak kasar. "Bangun, Wan!" ditariknya tangan Seungwan agar segera beranjak dari posisinya berbaring, ia butuh bicara serius sekarang. Dengan malas Seungwan berusaha bangun, ia cemberut karena Seulgi memaksanya dari posisi nyamannya.

"Jujur sama gue, lo masih sayang Yoongi apa nggak?"

Pertanyaan itu seakan menjebak Seungwan dari problematika di kepalanya. Keseriusan di mata Seulgi terasa menyudutkan dirinya, tak pernah Seungwan sangka pertanyaan sejenis ini muncul dan malah menemui jalan buntu untuk mendapatkan jawabannya. Apakah benar Seungwan masih menyayangi Yoongi seperti dulu? Bukankah dia berbalik membencinya?

"Bingung?" akhirnya Seulgi sadar yang dirasakan Seungwan dari keterdiamannya. Temannya ini masih belum yakin tentang perasaannya sendiri. Lebih tepatnya Seungwan masih takut.

Menundukkan kepala, Seungwan mengangguk malu. Dia terlalu takut mengakui kebenaran dari hatinya. Kekecewaan itu masih ada walau Yoongi telah berubah menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Kalian berdua harus nyelesein masalah ini. Mau sampai kapan lo bingung sedangkan Gieun udah selengket itu dengan ayahnya." Seulgi menatapnya dengan cara yang begitu menyakinkan, membuat Seungwan agaknya mulai mempertimbangkan.

...

Tidak seperti jam makan siang lainnya, terkhusus hari ini Yoongi merasa lumayan tegang berkat sebuah pesan yang diterimanya semalam. Seulgi mengirimkan pesan dengan kalimat singkat yang mampu membuat seorang Yoongi jadi kalut sendiri.

Seungwan mau bicara besok. Di jam makan siang, oke!

Bagaimana tidak panas dingin jikalau dia sendiri tidak tahu apa yang akan dibicarakan Seungwan. Kejadian kemarin malam saat ia nekat datang ke rumah Seungwan dan berakhir dengan tantangan ayahnya. Yoongi mungkin terlihat menyakinkan saat mengatakan akan berusaha, tapi sampai sekarang dia masih bingung apa yang harus dilakukan.

Tapi yang Yoongi lupakan adalah tentang Son Seungwan itu sendiri. Perempuan itu bahkan belum membuka hati dan masih membatasi Yoongi untuk mendekat. Seakan-akan Seungwan tengah membangun tembok yang lebih kokoh agar dirinya tak bisa masuk dan berakhir dengan Yoongi yang lebih memilih memutari tembok tersebut agar menemukan celah sekecil apapun untuk dihancurkan.

Sweet Lies - WenGaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang