Yellow Camellia

2K 293 22
                                    

"Aku tak berani bersuara kepadamu"

Sambil membawa bunga tulip putih Jung Hoseok menemukan Son Seungwan tengah menatap kosong jendela kamarnya. Tanpa menyapa, ia memasuki ruangan tersebut dan duduk di ranjang yang sama dengan sang perempuan. Tidak ada percakapan, karena Hoseok lebih memilih menatap Seungwan lekat-lekat. Jejak air mata yang walau sudah dibasuh, tetap terlihat membuat lelaki itu merasa nyeri di dadanya.

"Kenapa harus tulip putih?" Tanpa mengalihkan tatapannya ke jendela, Seungwan bertanya dengan suara serak. Bunga yang dibawa Hoseok sudah bertengger manis di pangkuannya.

"Cuma pengen bawa aja." jawab sang lelaki singkat. Senyum kecil hadir di wajah Seungwan, sesaat memang tapi Hoseok dapat menangkapnya. Tidak ada tanggapan dari si wanita yang mendadak membuat tenggorokan Hoseok menjadi kering. "Seulgi sama Jimin otw kemari, abis itu kita pulang."

Seungwan mengangguk pelan. Tatapannya beralih ke buket bunga tulip putih yang dibungkus dengan indah, walau ia tahu artinya tak semenarik tampilannya.

Kenapa lo minta maaf, Jung Hoseok?

...

Seulgi memeluk Seungwan sangat erat hingga rasanya tulang-tulang di tubuh Seungwan bisa hancur dalam hitungan menit. Perempuan itu tidak mengatakan apa-apa dan lebih memilih membenamkan wajahnya ke bahu sang sahabat.

"Gue baik-baik aja, nggak usah ditangisin."

"Siapa juga yang nangis, kampret!" Seulgi menjitak kepala temannya dengan beringas, masih sempat-sempatnya bercanda di suasana setegang ini.

"Udah-udah sono, gue mau peluk adek gue!" 

Jimin dan Hoseok lebih memilih tertawa atas pertengkaran dua sahabat itu. Mereka tidak berhak ikut campur dalam penyampaian kasih sayang diantara keduanya.

Sebenarnya ekspresi yang dituangkan Seulgi adalah mereka. selama perjalanan dari New York ke Seoul. Jimin juga tak kalah gelisahnya, tapi lelaki itu berhasil menyembunyikannya dengan baik. Dua orang yang panik tidak bagus untuk bekerja sama, makanya Jimin mengalah menjadi yang paling waras diantara  

"Cuma tas ini doang?" tanya Jimin sambil menunjuk tas besar warna abu-abu di bawah lemari. Seungwan mengangguk, yang menyakinkan Jimin untuk membawa tas tersebut. 

Pelan-pelan Seulgi membantu Seungwan turun dari ranjang. Perempuan itu sudah berganti pakaian dengan gaun musim semi merah tua yang membuatnya terlihat sedikit segar.

"Kita tunggu di lobi ya bang!"

"Oke." Hoseok keluar lebih dulu untuk mengambil mobil. Jimin yang membawa tas Seungwan juga berjalan terlebih dahulu, meninggalkan dua perempuan di belakang.

Seungwan membawa buket bunga tulip yang diberikan Hoseok kepadanya tadi dan itu menarik perhatian Seulgi. "Bunga dari siapa, Wan?"

"Oh, ini..." Seungwan menatap lekat-lekat tulip putih cantik yang ada didekapannya. "Dari Hoseok."

Tenggorokan Seulgi mendadak kelu mendengarnya. Sejak pertemuan terakhir mereka, ia dan lelaki itu memilih saling mendiamkan. Bahkan tadi Seulgi tak mengucapkan sepatah kata pun kepada Hoseok saat mereka bertemu. 

Sweet Lies - WenGaWhere stories live. Discover now