He Said "Sorry"

1.8K 297 6
                                    

Tidakkah hatimu terasa kosong?

Kesedihan rupanya masih menguasai Kang Seulgi. Dia bahkan lebih senang menghabiskan waktu memandang kota New York dari balkon apartement Jisoo. Di sana memang ada hanmock yang jadi tempat permanen Seulgi bergalau ria. Jisoo yang tahu Seulgi butuh waktu sendiri membiarkan tempat favoritnya diambil alih.

Jika melihat pemandangan dari sini, Seulgi jadi ingat waktu pertama kali dirinya kemari. Datang dengan membawa sejuta mimpi untuk masa depan yang ia harapkan akan berakhir bahagia.

Sejak kuliah, Seulgi kerja sampingan di butik milik Nara Jung. Dia punya kecenderungan dalam fashion yang membuatnya bersikeras untuk bekerja di sana. Faktanya, Nara Jung tidak begitu tertarik dengan Seulgi. Dia bahkan menolak mentah-mentah sebelum Seulgi sempat menunjukkan bakatnya.

Kerja keras memang tidak mengkhianati. Dengan seringnya ia datang atau mengirimkan gambar rancangan bajunya, Seulgi berhasil diterima. Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Nara Jung, Seulgi bekerja sangat giat hingga hasilnya ia menarik perhatian si pemilik butik. 

Setelah lulus kuliah, ia diajak oleh Nara ke New York untuk dikenalkan ke teman baiknya. Rupanya kunjungan ini dikhususkan untuk Seulgi. Ia berkesempatan belajar banyak hal tentang merancang pakaian. Nara bilang, dia ingin melihat Seulgi berkembang. Tentu hal itu disanggupinya, tentu Seulgi mau membanggakan sang mentor. Demi cita-citanya ia berani meninggalkan tanah air untuk pertama kalinya. 

Seungwan tidak berkomentar banyak saat Seulgi menceritakan prospek ini. Dia hanya bilang, "pasti Gieun bakal kangen sama bibinya." Sambil menggoyang-goyangkan Gieun dipangkuan.

Nyaris dua tahun waktu yang Seulgi habiskan di New York dan rasanya benar-benar nyaman. Seulgi betah disini. Sesekali ia menghubungi Seungwan untuk menceritakan betapa menakjubkannya New York dan melepas kangen dengan ponakan tersayang.

Lewat skype mereka saling menghubungi. Perbedaan waktu yang lumayan iauh nyatanya masih mampu membuat komunikasi keduanya berjalan dengan baik.

Hari ini Seulgi yang membiarkan waktu malamnya tersita untuk menghubungi Seungwan. Temannya itu cerita tentang ia yang berencana membuat bisnis kue bersama Joohyun. Seungwan bilang dia bosan di rumah terus tanpa kegiatan apapun. Mengingat wanita itu hanya lulusan SMA, ia tidak mau turun ke perusahaan yang menyebabkan Jimin jadi tumbal.

Seulgi langsung tersentak saat mendengar nama Jimin menjadi topik pembicaraan mereka sekarang. Seungwan membahas tentang Jimin yang jarang makan dan kurusan. Ia jadi merasa bersalah karena melimpahkan tanggung jawab ke Jimin. Seulgi mencoba untuk tidak tersenyum kaku, Seungwan tak tahu menahu tentang hubungan dinginnya dengan Jimin jadi biarkanlah ia tetap tidak tahu.

"Kalau lo pulang, bilang ya. Nanti gue jemput."

"Iya, iya."

"Eh, emang kapan lo pulang?"

Seulgi diam, ia melirik kalender yang tertempel di dinding. Menatap tanggal yang di coret dengan spidol warna merah. Ia kembali menatap Seungwan yang tengah menunggu. "Tiga minggu lagi gue pulang." sambil tersenyum lebar.

///

Kaki-kakinya menapaki bandara Incheon yang semakin megah saja sejak ditinggalkan. Seulgi pulang membawa tiga koper dan satu tas ransel. Ia sudah memberitahukan ke Seungwan tentang tanggal kepulangannya dan seharusnya perempuan itu muncul untuk menjemputnya. 

Sweet Lies - WenGaWhere stories live. Discover now