(21) END- IAM SORRY DAD.

2K 51 7
                                    

Karena orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti.
~Unknown~

*

**

Jadilah pembaca yang bijak🙏
Part ini tidak pantas ditiru!

***

Tok tok tok

"Andini ada bi?" ucap Arka saat pintu rumah Andini terbuka.

"Ada di kamarnya den, mau bibi panggilkan?" ucap Bi Wulan.

"biar Arka aja yang kekamarnya bi" ucap Arka lalu berlari menuju ke kamar Andini.

Arka menggedor-gedor pintu kamar Andini "din, bukain pintunya din!" ucap Arka.

"din! Lo tau kan tadi pagi Sella kecelakaan, lo tau kan? Gue yakin lo masib ada disana tadi pagi!" teriak Arka didepan pintu kamar Andini.

Tapi masih belum ada jawaban dari Andini.

"din! Please bukain pintunya!"

"din! Lo beneran gamau jenguk Sella?!"

"din! Dia buta!"

Krekkk...

Pintu kamar Andini terbuka.

Satu kata terucap dari mulut Andini.

"Berisik!"

Arka tak percaya akan mendapat tanggapan sepertu itu dari Andini.

"gila lo ya, gak punya hati!" ucap Arka spontan.

"Gue emang jahat gue emang kejam,ka! Sekarang lo boleh tinggalin gue , lo boleh bebas pergi, gue gak akan maksa lo buat nemenin gue yang jahat ini!" ucap Andini dengan senyum mengembang tapi air mata bercucuran.

"oh ya! Gue emang gak punya hati, ka! Hati gue udah hancur bahkan udah mati ka! " bentak Andini.

"din, maafin perkataan gue tadi"

Arka yang melihat Andini seperti ini merasa iba dan ingin memeluk Andini, tetapi Andini berusaha melepaskan pelukan Arka dengan memukul-mukul dada Arka, tapi nyatanya tenaganya habis terkuras Andini hanya bisa memukul Arka lemah.

Hikkss..Hikksss...

Sesak Andini setelahnya.

"gue emang gak punya hati,ka! Gue gak punya hati! Hikss..hikss.hikkss.." ucap Andini lirih dan tak jelas karena tangisnya.

"din, gue tau, lo sedih, beban hidup lo ini berat, tapi gue mohon, lo jangan menyerah sama keadaan, disini masih banyak orang yang sayang sama lo, ada gue,ada bi wulan,ada angkasa, ada budhe ayu juga. Kita disini sayanh sama lo din, kita gamau lo nyerah dan berubah, gue mohon jangan kaya gini ya din" ucap Arka yang masih memeluk Andini.

Tiba-tiba..

"Andini!Andini! Keluar kamu!"

Ucap seseorang yang suaranya sangat dikenal oleh Andini, ya suara itu adalah suara zaki,ayahnya.

Andini dan Arka menuju ruang depan, disana ada Ayahnya dan juga..

Anjani.

"jadi selama ini benar?" batin Andini tak percaya.

"sayang ini kan bisa dibicarain baik-baik" ucap Anjani bertingkah seakan-akan menenangkan Zaki.

"Andini saya mau bicara sebentar denganmu" lanjut Anjani membawa Andini ke belakang dengan menarik tangannya.

"An..jani..." ucap Andini terbata-bata melihat kenyataan yang amat tidak masuk akal baginya, bagaimana mungkin sahabat kecil yang sangat ia percaya malah menghianati dan bahkan menghancurkan kehidupannya.

"kenapa? Gak percaya!" bentak Anjani.

"Andini.. Andini.. Gimana rasanya ketika semua kebahagiaan lo direbut sama orang lain? Sedih putus asa pengen mati? Hahaha.. " lanjut Andini.

"salahh gue apa jan?" ucap Andini sudah menangis tersendu-sendu.

"lo masih tanya salah lo apa? Lo bisa mikir gak sih!" ucap Anjani sambil mendorong kepala Andini dengan tangannya.

Hikksss.. Hikkss..

"dari kecil lo selalu ngrebut kebahagiaan gue! Saat pertama gue dipanti budhe ayu sayang banget sama gue! Tapi semenjak ada lo? Gue gak dianggap din, gak dianggap! Terus lagi, orang tua yang selalu gue dambakan malah milih lo jadi anaknya,bukan gue! Lo punya orang tua, punya ayah bunda hidup bahagia, punya sahabat kaya Arka, punya budhe Ayu, gue punya siapa din? Siapa! Semuanya lo ambil, semuanya lo rebut, sedangkan gue? Gue cuma punya kebahagiaan semu, karena kenyataannya kebahagiaan itu udah jadi milik lo semua!" bentak Anjani dengan nada terengah-engah mata anjani pun juga berkaca-kaca tapi jelas diwajahnya raut wajah penuh amarah dan dendam.

"gue gak bermaksud ngambil kebahagiaan lo,jan" ucap Andini.

"gak bermaksud lo bilang?! Heyy sadar diri dong din, lo selalu ceritain kebahagiaan lo punya ayah bunda setiap lo main kepanti, tanpa pernah tau gimana rasanya perasaan gue! Lo sadar din, dan sekarang-" ucap Anjani sambil menunjuk dirinya sendiri.

"dan sekarang, lo udah rasain kan gimana hidup gue bertahun-tahun" lanjut Anjani.

"lo rasain kan? " ucap Anjani lagi.

"jawabbb!" ucap Anjani sambil menjambak rambut Andini.

Ahhhkkk...

Anjani tergeletak dibawah dengan perut yang tertancap pisau, ya pisau itu tadinya berada dibelakang Andini, Andini tak kuasa menahan emosinya juga, dia mengambil pisau itu dan menusuk perut Anjani.

"bukan kamu aja yang tersiksa, aku juga jan," ucap Andini pelan.

Mendengar keributan yang tak berhenti, Arka,Zaki dan bi wulan menyusul ke belakang. Dilihatnya Andini dengan tangan penuh darah sedang duduk berlutut di depan Anjani yang tergeletak dengan perut tertusuk.

"apa yang kamu lakukan Andini!" ucap Zaki berteriak.

Andini hanya menangis tanpa kata.

"dasar pembunuh!" ucap Zaki lalu mendatangi Anjani yang tergeletak.

"Aku pembunuh? Anda yang lebih pantas disebut pembunuh berdarah dingin! Meninggalkan istri dan anak, demi wanita lain, membiarkan istri mati bunuh diri bersayat pisau, dan malah bersuka cita dengan wanita lain? " ucap Andini dengan keras.

"berani kamu sekarang!" ucap Zaki dan siap untuk menampar Andini, tapi satu tancapan pisau lebih dulu mengenai dadanya.

- Maaf Ayah, aku hanya benar-benar muak-

Andini semakin tak karuan. Arka dan bi wulan hanya bisa menatap Andini. Tak percaya Andini akan melakukan hal ini.

Andini terduduk, dan berkata "maaf"

***

Eh ini ending. Masih gantung? Tenang ada extra part kok setelah ini.

Kajen, 14 Maret 2k19

ANDINI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang