CHAPTER XIX

172 26 4
                                    

Max segera dibawa ke rumah sakit terdekat lewat jalan belakang gedung karena dikhawatirkan terjadi keributan jika fans mereka melihat kejadian ini. Ada Devan, Abimana, Sandra, Frans, Milly serta manager mereka, Nicky juga ada di sana menunggu dengan khawatir. Setelah kurang lebih tiga puluh menit pintu ruang ICU pun terbuka.

"Gimana keadaan anak kami, dok?" tanya Abimana panik.

"Alhamdulillah, keadaannya sudah stabil," ucap dokter itu.

Semua menghembuskan napasnya lega.

"Tapi sepertinya anak Anda keracunan makanan," jawab dokter itu.

Semua yang ada di sana kaget.

"Gak mungkin, dok. Semua makanan yang ada di sana itu aman," bantah sang manajer, Nicky.

"Tapi, diagnosa kami mengarah ke sana. Entah di makanan atau minuman yang terdapat racun, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas dokter.

Semuanya terdiam.

"Oh, ya. Apa anak Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau penyakit lainnya?" tanya dokter itu.

Dijawab anggukan oleh semua yang berada di sana. 

"Iya. Max memang memiliki riwayat penyakit jantung dan juga trauma di kepalanya, dok. Memangnya ada apa ya, dok?" tanya Sandra.

"Untuk saat ini, kami belum bisa memastikan, tapi kami rasa racun  yang terdapat di makanan atau minuman yang Max konsumsi itu sangat berbahaya bagi pasien penyakit jantung, mungkin jika Max sehat racun ini tidak akan terlalu berakibat buruk," jelas dokter.

CKLEKK!

"Dok, pasien sudah sadar," kata suster yang baru saja keluar dari ruang ICU. 

Dokter itu pun segera pamit masuk. Namun, tak lama kemudian dokter itu kembali ke luar dan memberitahukan jika mereka sudah boleh menjenguk Max. Mereka pun segera masuk.

"Max, sayang. Ini Mommy, Nak."

Sandra mengusap kepala Max pelan dengan air mata yang sudah mengalir. Max hanya tersenyum menjawabnya sembari menatap satu per satu orang yang datang.

"Kamu tenang aja, Max. Kasus ini akan kami selidiki lebih lanjut tinggal menunggu hasil dari dokter aja. Kalau memang ada tindak kesengajaan maka orang itu pasti akan mendapat hukuman," kata Nicky.

"Apa maksudnya? Apa ini ada hubungannya sama Julio?" batin Max.

"Dokter bilang lo keracunan makanan atau minuman, Max."

Devan menjawab kebingungan Max. Max membelalak kaget.

""Jangan-jangan gara-gara minuman yang dikasih Julio?" batin Max.

"Padahal makanan atau minuman yang kita makan sama, tapi lo malah keracunan kayak gini. Maafin gue ya, Max. Gue gak bisa jagain lo," sesal Devan.

"Iya, sayang. Maafin Mommy sama Daddy juga ya. Seharusnya kita berdua bisa jagain Max," ucap Sandra.

Max menggelengkan kepalanya.

"Gak ada yang salah," sahut Max serak.

"Yang penting, kan Max udah baik-baik aja," lanjutnya.

"Aku sudah menyuruh pihak keamanan di sana untuk memeriksa CCTV. Jadi, kita semua bisa tahu lebih jelas," celetuk Nicky.

Max terdiam. Ia takut jika memang Julio lah pelakunya. Apa lagi saat dia ingat semua alasan kebencian dia pada Max dan Devan.

"Dia bisa ditangkep polisi kalau ketahuan," batin Max.

"Tutup aja kasus ini, Kak. Max yakin ini gak ada unsur kesengajaan," ucap Max tiba-tiba, membuat semua mengernyit heran.

Twin Love Dilemma (COMPLETED)✔Where stories live. Discover now