24. Mau apa

393 49 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote sama komentar biar diriku tambah semangat

Happy reading!


Manusia kadang aneh. Saat dikejar malah menjauh. Namun, saat yang mengejar berhenti, dia malah memutar balik.

***

Dalam hidup kita tidak selalu bersinggungan dengan yang namanya bahagia. Sebab hidup itu ibarat garis yang kadang tak selalu lurus. Kadang garis itu bisa bersinggungan dengan hal lain. Seperti kesedihan misalnya. Intinya, garis hidup tak selalu bersinggungan hanya dengan yang namanya bahagia.

Untuk bahagia manusia harus merasakan apa yang namanya kesedihan. Selain untuk mendapatkan keseimbangan. Kesedihan juga ada supaya manusia mengerti apa itu kebahagiaan.

Ya. Manusia tak selamanya bahagia.

Ungkapan klise, seperti roda yang berputar.

Kadang di atas kadang di bawah.

Yang pasti roda itu tidak diam saja di tempat bukan? Roda itu terus maju. Keadaan dimana manusia berada di atas dan kadang di bawah itu membuat roda semakin melaju. Kehidupan semakin maju. Jalanan yang ditapaki juga tak semakin mulus.

Semakin umur bertambah, masalah yang dihadapi semakin rumit.

Tapi, masalah itu tidak pernah luput dari batas kemampuan diri sendiri. Semuanya bisa diatasi. Tergantung dengan bagaimana orang itu menyikapi masalah tersebut.

Banyak yang kalah dengan masalah karena tidak tahu cara menyikapi dan bersikap dengan masalah tersebut. Tapi, Ameera akan berusaha untuk dewasa. Masalah patah hati bukan hanya dirinya saja yang pernah mengalaminya. Semua manusia di belahan bumi ini pasti pernah mengalaminya. Dan Ameera tidak akan kalah oleh hal itu. Walaupun Fajar dan Dian...

Ameera memejamkan matanya tidak sanggup untuk meneruskannya.

"Dimakan." Theo menyodorkan sebuah roti yang sudah dia buka bungkusnya pada Ameera. "Walaupun lo sedang patah hati, tubuh lo masih butuh tenaga. Si Nathan bilang patah hati butuh asupan karbohidrat, lupain mantan butuh tenaga."

"Si Nathan siapa?"

"Si Nathan film Dear Nathan Hello Salma."

"Ralat yah, bukan mantan. Baru gebetan."

Theo mengangguk-angguk, mengalah. "Iya gebetan."

Theo menyodorkan roti yang belum Ameera terima. "Dimakan."

Ameera tersenyum tipis. "Makasih."

"Jadi gimana?" tanya Theo kemudian.

"Gimana apanya?" tanya Ameera sambil sibuk mengunyah tanpa menatap Theo.

"Lo beneran mau nyerah?"

"Buat apa gue terus bertarung di medan perang sementara gue tahu gue udah kalah. Gak ada gunanya." Ameera menghela napas. "Ternyata gini ya rasanya dijatuhkan setelah melambung tinggi." Candanya sambil tertawa pelan. "Sakit."

Jam pelajaran ketiga Ameera membolos lagi tapi dengan alasan bahwa ia sakit dan mendekam di UKS bersama Theo yang juga ikut-ikutan membolos. Tadi Ami dan Andini mencarinya dan menemukan Ameera di perpustakaan bersama Theo. Ia bisa mengingat dengan jelas bagaimana tatapan Andini dan Ami padanya. Prihatin.

Bahkan tadi Ami sendiri yang menawarkan pada Ameera untuk tidak masuk kelas supaya tidak bertemu dengan Dian. Ami pasti tahu, Ameera akan sulit sekali berkonsentrasi jika berada di ruangan yang sama dengan Dian.

Ra?    (Selesai)Where stories live. Discover now