2. Antasena Theodore

1K 147 134
                                    

Hallo, ketemu lagi di hari jumat wkwk

semoga suka

jangan lupa vote sama komentarnya ;)


"Kali ini lo bener-bener berurusan sama orang yang salah banget."

***

"Dut,"

Duta yang sedang bermain game mendongak. Heran melihat Ameera mendatangi bangkunya sambil menenteng tas dan buku pelajarannya.

"Pindah ke bangku gue."

"Why I must?" tanyanya terlihat tidak mau.

Ameera menendang kursi si gempal itu. "Pindah sana?"

"Kenapa juga gue harus pindah?" Duta merengut kesal.

"Ya pindah aja!"

"Males ah." Duta kembali fokus pada ponselnya.

"Dut." Ameera menendang kursi Duta lagi lebih keras dari sebelumnya.

Si pemilik bangku mendongak dengan wajah kesal bercampur setengah marah. Namun melihat wajah Ameera yang tidak bersahabat niatnya untuk berteriak itu mengurungkan niatnya dan menyahut dengan pelan.

"Apa, Ra?" suara Duta bergetar.

"Pindah sana!"

Dengan bibir mengerucut Duta mengemasi barang-barangnya. "Lo kenapa sih sama Dian? Bukannya kemaren urusannya udah kelar?"

Duta tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya, pasalnya semenjak kejadian di ruang BK kemarin Ameera dan Dian tidak saling berbicara. Bahkan kemarin Dian bergantian teman sebangku dengan Andini. Mereka saling diam-diaman seperti orang tak saling kenal. Bahkan saat presentasi kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia pun Ameera tampak berdiri menjauh dari Dian begitu juga sebaliknya. Lebih aneh saat Ameera begitu bernafsu menjawab pertanyaan dari kelompok penanya tanpa memberikan kesempatan anggota kelompoknya yang lain untuk menjawab.

Kejadian seperti ini jarang terjadi. Tanpa ada yang bertanya pun sekelas tahu ada sesuatu yang aneh dari Dian dan Ameera. Hal itu juga yang membuat situasi kelas mendadak menjadi sangat canggung hari kemarin. Sampai bel pulang berbunyi pun Ameera dan Dian yang duduk di bangku yang sama tidak saling berbicara.

Seisi kelas jelas serba salah melihat keduanya. Bahkan Ami yang duduk di belakang Ameera dan Dian berpindah tempat ke sebelah Duta karena takut dengan tamosfer yang dirasakannya dari dua orang yang duduk di depannya.

Dan pagi ini, tiba-tiba saja Ameera datang dan memaksa Duta pindah tempat duduk.

"Gue harus duduk sendiri." Ameera mengambil alih kursi yang sebelumnya Duta duduki. "Biar gak salah mukul orang lagi." pungkasnya lalu menunjukan senyum termanisnya.

"Iya juga."

"Lo gapapa kan pindah dari singgasana lo?"

"Gue tinggal buat singgasana baru." Duta nyengir lantas melenggang menuju tempat duduknya sebelumnya, di samping Dian.

Ameera tahu Duta hanya tidak ingin memperpanjang apapun dengannya. Cowok gempal itu pasti takut dengan Ameera. Sudah pasti itu. apalagi setelah kemarih dia mendapat bantingan plus bonus bogem mentah dari Ameera sampai membuatnya pingsan.

"Ngapain duduk di sini." Dian berjengit saat menyadari Duta duduk disampingnya.

Ameera hanya memperhatikan saat Dian bersikeras mengusir Duta. Tapi, cowok gempal itu keukeuh dan duduk tanpa memperdulikannya. Dian yang kesal menatap Ameera bengis.

Ra?    (Selesai)Where stories live. Discover now