Aku bukan ibumu

1.9K 96 0
                                    

Tengah malam Lisa terbangun, kecil suara itu serupa bisikan. Dinyalakan lampu olehnya dan menileh pada suara di sudut ruang, agaknya ia terbangun karena tampak bergerak gerak. Ck, pasti ngompol , tebak Lisa seraya menghampiri Alice dengan malas.

Dilepasnya popok basah yang berbau tidak sedap itu , lalu menyeka pantat dan paha bayi itu dengan air hangat, lalu ditaburkannya bedak bayi dan memakaikannya popok yang baru . Lisa melakukannya dengab canggung , bukan karena ia tidak pernah melakukan hal semacam ini melainkan lebih karena perasaan setengah hati yang ada dalam dirinya.  Jika bukan karena terpaksa ia tak akan pernah mau melakukannya,bahkan untuk menyentuh kulit mahluk itu sedetikpun ia tak akan mau. Ia terpaksa melakukannya karena perintah sang eomma yang tidak bisa diganggu gugat. Sungguh,jika bukan karena eomma ia malas melayani mahluk kecil penghianat itu.

Alice berceloteh khas bayi, agaknya ia merasa nyaman setelah popoknha diganti. Saat Lisa membenarkan selimut, jemari kecil Alice meraih salah satu jemari Lisa dan menggenggam erat jemarinya

"apa yang kau lakukan?" seru Lisa tak ramah

"apa kau ingin berkenalan denganku? ck baiklah, tapi yang pertama dan sangat utama ketauhilah bahwa aku bukan ibumu. kau tak boleh memanggilku ibu!" ujar Lisa ketus

"anggap saja aku tante bukan ibumu, faham?" lanjut Lisa malas

namun mendadak Alice tersenyim, bibir kecilnya bergerak membuat senyuman yang cantik, sebuah senyum yang mengingatkan Lisa pada Jiyong

Lisa menghela nafas panjang seraya menyingkirkan ingatan tentang Jiyong yang ada dalam fikirannya, jarinya masih dalam genggaman Alice. Terasa ada sesuatu yang mengalir dari genggaman itu, sesuatu yang membuat Lisa merasa hangat,nyaman, seolah dekat namun tak bisa dijelaskan.

Lisa tak ingin larut, dengan cepat ditariknya jarinya membuat tautan tadi terlepas begitu saja, segera siseduhnya susu hangat untuk Alice dan menidurkan bayi itu dengan segera.

Pagi itu, Lisa terbangun dengan tidak nyaman, aroma busuk tercium membuatnya mengakhiri tidur nyenyaknya itu. Lisa berdecak ketika tahu darimana aroma busuk itu berasal. Dengan malas, Lisa menghampiri Alice lalu memandikannya dan memberinya susu yang hangat. Lisa menoleh menatap bayi itu, sejak awal Lisa hanya mentap nya sekilas, ada penolakan dalam dirinya yang membuatnya jengah tiap kali berdekatan dengan Alice. Lisa memalingkan wajahnya, berpura pura tak melihat bahkan tak pernah menganggapnya ada.

Mendadak Alice menangis lantang dan keras membuat Lisa terkejut.

"Stttt diamlah" ujar Lisa gugup

namun tangis Alice semakin keras membuat Lisa kebingungan

"masih haus? mau susu lagi?" tanya Lisa yang malah membuat Alice semakin berteriak menangis.

"jadi apa maumu!"  seru Lisa kesal

Tangis itu semakin menjadi,bahkan disertai nafas yang tersenggal senggal , rona wajahnya merah padam membuat Lisa mendadak panik namun ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

" diamlah, jangan menangis" ujar Lisa seraya menepuk nepuk punggung Alice yang kini berada dalam keranjang bayi, namun tangisnya tak kunjung berhenti

"aku sungguh tidak tau apa maumu,jadi berhentilah menangis!" sentak Lisa namun Alice masih tetap menangis.

"terserah!" Lisa tak sabar, dia bangkit dengan kesal. " kau fikir siapa dirimu dan bersikap semaumu hah?" ucapnya kesal lalu melangkah pergi, ditinggalkannya Alice dan menutup pintu itu dengan kasar, membiarkannya terbaring di keranjang dan meraung menangis di kamar namun pintu kamar tak mampu meredam suara tangis itu, meski berusaha tak peduli tetap saja Lisa khawatir meskipun Lisa menolak keras perasaan khawatir itu. Lisa panik, membuatnya berkeputusan untuk membawa Alice kepada Sang Eomma dirumah sakit.

Alice masih menangis ketika keranjang bayi itu Lisa letakan di jok sampingnya

" sakit apa bayinya nona?"  sopir taksi itu bertanya, tampak khawatir rautnya ketika mendengar suara tangis bayi yang sedari tadi tidak berhenti ditambah tujuan yang dituju oleh Lisa adalah rumah sakit.

"entahlah, sejak tadi menangis tak berhenti" balas Lisa acuh

"panas atau diare barangkali?" sambung sang sopir

"Tadi tidak apa apa, sesudah minum susu mendadak jadi rewel" balas Lisa masih dengan nada acuh nya.

"mungkin dia mengantuk, tidakkah digendong saja biar tertidur?" usul sang sopirembuat Lis aterdiam.

menggendongnya?

Lisa berdecak dalam hati, sangat manja ternyata seorang bayi itu. Setelah memaksanya bangun tengah malam untuk mengganti popok, membersihkan Poop busuk diawal pagi,memandikan dan membuatkannya susu, haruskah ia menggendongnya pula? Cih merepotkan!.

Lisa mengeluh dalam hati, namun ia tak punya pilihan lain,maka dengan terpaksa ia meraih Alice dan menggendongnya dalam pelukan dan

Wow

seketika tangis itu terhenti, tangan kecil Alice terulur di dada Lisa, tangan kecil itu terguncang oleh nafas yang tersenggal karena sisa tangis. Tangis itu menyisakan isak kecil serupa tangis yang tertahan membuat Lisa tercekat, saat mata bulat kecil itu meredup matanya membuat rasa iba muncul didalam diri Lisa. Tanpa sadar, Lisa mendekap Alice lebih erat membuat Alice tertidur dalam pelulannya. Ada rasa didalam diri Lisa untuk merengkuh Alice, mendekapnya namun segara ditepis perasaan itu!

Lisa tetap lah Lisa, yang menanamkan dalam otak dan hatinya bahwa mahluk itu tetaplah pengkhianat, bukti otentik yang menyatakan berakhirnya sebuah kesetiaan Jiyong. Membuatnya melonggarkan dekapannya pada Alice.

____________________________________

Eomma marah besar ketika mendapati Lisa yang membawa Alice kerumah sakit.

"Ini rumah sakit! bukan tempat yang tepat untuk bayi sehat seperti Alice. Bayi seusianya rentan sekali,apalagi ruangan ini bukan ruangan untuk bayi melainkan untuk pasien dewasa dengan beragam penyakit!" cecar sang eomma ketika Lisa baru saja sampai disana

"Tapi Eomma, dia menangis keras lama sekali" ujar Lisa membela diri

" aku tidak tahu cara menghentikannya" lanjutnya membuat sang eomma menghela nafasnya

"itu pertanda ia mengantuk, hanya menggendongnya sebentar pasti Alice akan tertidur" ucap sang eomma

"aku tak tahu" ujar Lisa acuh

"seharusnya kau tau hal hal sederhana itu Lis!"  ucao Eomma kesal

"Sungguh merepotkan,aku bahkan belum sarapan" keluh Lisa tak menanggapi perkataan sang Eomma.

"tidak repot jika kau melakukannya dengan sesuka hati" belas sang Eomma membuat Lisa mencelos

"Aku lapar sekali,aku akan kekantin dulu, eomma mau kubelikan sesuatu?" tanya Lisa mengalihkan pembicaraan

Eomma menggeleng
"makanlah dulu dan setelah itu segeralah membawa Alice pulang" ucap sang Eomma.

Lisa bergegas pergi, tidak ke kantin rumah sakit melainkan ke kantir untuk menyelesaikan pekerjaannya. Lisa tak perduli, toh meninggalkan Alice bersama ibunya bukan masalah yang besar,ditambah banyak perawat yang akan sudi mengurusnya dengan suka hati membuatnya semakin yakin untuk pergi bekerja.

Selepas jam kantor,barulah Lisa kembali.

"Dari mana saja kau! kau bilang hanya kekantin rumah sakit namun apa ini! kau meninggalkan Alice selama itu dan kau malah pergi entah kemana!?" sentak sang eomma ketika Lisa baru sampai di ruangan sang eomma.

"Maafkan aku,Ada rapat mendadak membuatku langsung ke kantor " ujar Lisa membuat alasan.

Namun sang eomma sangat marah, membuatnya lebih baik menerima kemarahan sang eomma. Lisa lebih memilih menerima kemarahan Eomma dari pada tersiksa oleh mahluk itu, Ia bahkan sudah mempertimbangkan rencana untuk esok pagi agar terbebas dari Alice. Bukankah sejak awal sudah ditegaskan bahwa  Lisa tidak sudi memiliki kewajiban apapun itu terhadap anak itu?

CK! AKU BUKAN IBUNYA!

_____________________________________

TBC
eaaaaaaa eaaaa

Life- LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang