Hamil

2.3K 109 3
                                    

 Jiyong menatap lurus dengan tatapan yang begitu dalam membyat Dara tak berani membalas tatapan itu.

"aku tak bisa menjagamu secara langsung,tapi akan kuberikan fasilitas tertentu yang bisa memberikan penjagaan untukmu dan bayiku sebaik dan senyaman mungkin" Ujar Jiyong ketika ia telah pulang, memeriksakan keadaan Dara ke dokter kandungan dengan hasil yang positif hamil. 

Jiyong sangat bahagia ketika mendengar penjelasan sang dokter bahwa sudah ada sebuah nyawa didalam rahim Dara, sebuah nyawa yang sangat ia idam idamkan selama pernikahannya dengan Lisa.


Jiyong menatap Dara dengan tenang

"Sebagai perempuan hamil yang tak menikah, tidak nyaman untukmu jika kau berada dilingkungan rumahmu yang sekarang, akan banyak desas desus kecurigaan dari semua orang jika melihat keadaanmu yang semakin hari dengan perut yang mulai menonjol" jelasnya membuat Dara mengangguk terdiam. Namun bukan itu masalahnya, ia tak masalah jika ia digosipkan atau dituduh apapapun, yang ada dalam otaknya adalah bagaimana menjelaskan ini semua kepada sang Eomma? sudah 2 bulan ia merancang seluruh kata kata untuk menjelaskannya kepada sang Eomma tapi ia tidak mempunyai keyakinan dan keberanian untuk mengatakannya.


"Tinggalkan rumahmu, karena aku telah menyewa sebuah apartemen dengan fasilitas yang cukup mewah. Tinggallah disana setahun ini. Biaya akan kutransfer dengan rutin di awal bulan,kita akan bertemu sesuai jadwal periksa kandungan yang telah dokter Choi buatkan. Pada saatnya nanti,aku akan mengantarkanmu untuk melahirkan disuatu tempat. Sesudah anakku mendapatkan ASI pertama darimu,aku akan membawanya pulang dan kau akan mendapatkan sertifikat tanah yang kau inginkan yang menjadi hakmu lengkap dengan akta tanah dengan namamu. Kau juga akan mendapatkan perawatan setelah melahirkan untuk memulihkan kondisimu sebelum kau benar benar pulang dan pergi" jelas Jiyong membuat Dara mengangguk faham mengiyakan apa yang akan terjadi kedepannyaa sesuai rencana yang telah Jiyong buat.


***

Beberapa bulan kemudian..

Dara sudah memberitahukan ibunya, meski awalnya tak setuju namun berkat penjelasan yang rinci dan bersungguh membuat sang eomma mau memaafkannya dan mengikutinya untuk pindah ke apartemen yang sudah Jiyong siapkan.

"Janin inu bertumbuh dengan pesat,perkembangannya sangat baik sesuai dengan masa pertumbuhannya. Pergerakannya sangat aktif namun masij dalam tahap wajar karena saat ini janin itu sudah menenpatkan dirinya pada posisi kelahiran. Kalau tidak ada kendala, proses persalinan secara normal dan tepat pada waktu yang akan di prediksikan. Hasil dari USG secara berulang meyakinkan saya tentang jenis kelamin janin ini adalah perempuan" Ujar dokter Choi membuat Jiyong sangat terkesima ,matanya menatap bergantian antara perut Dara dan layar di meja itu. Perlahan ia menunduk,menyandarkan kepalanya oada pert Dara dengan bahu yang bergetar, berguncang pelan dengan isakan yang menemaninya. Jiyong menangis, menangis haru karena didalam sana ada keturunannya,ada calon bayi kecil yang akan menjadi keturunannya. 

"Anakku" ujarnya berbisik,memberikan sentuhan pada perut yang besar itu

"Ini Appa sayang" lirihnya dengan senyuman bahagia diwajahnya

"Dia selalu ingin anak perempuan" gumamnya dengan Lirih

***


Berapa lama sebuah kebohongan itu tersimpan?

kebohongan yang menjadi sejarah yang tak oernah diketahui.


Pada awalnya, Jiyong kira rencana yang dibuatnya itu akan ia jalani dengan mudah, Namun nyatanya. Kini setiap kali ia menatap mata dan berhadapan dengan istrinya itu membuatnya gelisah. Jiying merasa rencana itu adalah sebuah rencana penipuan yang akan menenggelamkannya pada rasa bersalah yang teramat kepada Istri yang sangat dicintainya itu. Jiyong melihat Lisa sebagai sosok yang sangat sempurna, meskipun semua orabg tahu tak ada kesempurnaan itu namun Jiyong melihat sosok Lisa itu sangat berharga,sangat berarti,dan sangat beruntung ia miliki.

Jemari Lisa mengelus kepalanya, mengusapnya dengan lembut yang menjadi kebiasaan wanita cantik itu untuk membangunkan suaminya. Mata Jiyong terbuka lebar,bahkan ekspresinya tak dalat diartikan oleh Lisa membuat Lisa terkejut karena respon suaminya.

"apa yang terjadi?" ujar Jiyonh seraya menatap sekelilingnya dengan tataoan yang tajam

"Tidak terjadi apa apa Oppa, aku membangunkanmu seperti biasa tapi kau bangun dengan seperti itu, apa kau bermimpi buruk?" ujar Lisa seraya menatao suaminya itu dengan heran, tak biasanya Jiyong seperti ini,bahkan keringatnya mengalir di dahi pria itu.


Jiyong bangun dan menegakkan dirinya,menatao sekelilingnya dengan tatapan yang masih tajam, saat dirasa ia mengenali ruangan yang ia tepati sekarang Jiying menghela nafasnya berulang, menenenangkan gemuruh hatinya yang entah kenapa takut dan cemas

"apa semua baik baik saja?" ujar Jiyong membuat lisa heran

"justru itu yang akan kutanyakan padamu, apa Oppa baik baik saja?" ujar Lisa khawatir karena sikap Jiyong yang sedikit aneh akhir akhir ini

"sepertinya kau mimpi buruk Oppa" ujar Lisa setelah tangannya menempel pada dahi Jiyong,memastikan kondisi suaminya yang bahkan normal

"Mimpi?" tanya Jiyong

"Ya Oppa, apa kau bermimpi tentang sesuatu yang membuatmu gelisah? " ucap Lisa

"apa terjadi sesuatu diluar sana?" tanya Jiyong dengan cemas membuat Lisa semakin bingung dengan perilaku Jiyong yang sangat aneh

"apa maksudmu Oppa? sesuatu apa?" tanya Lisa bingung

"barang kali kau menemukan sesuatu?" tanya Jiying membuat Lisa menggeleng sebagai jawaban

Lisa kemudian memeluk Jiyinh dengan erat, mengelus punggung suaminya itu dengan lembut, memberikan kehangatan yang membuat Jiyong tenang


"sudah lebih baik?" tanya Lisa kembali menatap suaminya itu

Jiyong mengangguk membuat Lisa tersenyum tulus, senyum hanyat yang sangat cantik dan indah terukir diwajah sempurna Lalisa.

"mau bercerita tentang mimpimu itu Oppa?" tanya Lisa membuat Jiyong menggeleng

"tak ada mimpi Lis"ujar Jiyong membuat Lisa mengangguk anggukan mengerti tak ingin bertanya lebih jauh

"baiklah,akan kusiapkan air hangat untuk Oppa mandi" ucaonya seraya mencium lembut bibir Jiyong lalu melangkah pergi meninggalkan Jiying yang kini masih terdiam. Entah apa yang terjadi padanya, entah apa mimpi itu hingga membuatmya seperti ini. Entahlah,hanya Jiyong sendiri yang mengetahuinya.



TBC



Life- LalisaWhere stories live. Discover now