Sebuah Angan

18K 337 23
                                    

"aku akan memilih warna pink untuk dindingnya" ujar Lisa
"sangat muda warna pink itu, pasti anak kita akan suka berada di dalam kamarnya" lanjutnya bersemangat berfantasi

"pilihan yang terlalu dibu, mengapa tidak warna coklat saja untuknya?" sergah Jiyong menerawang fantasinya sendiri
"akan ku buat rak khusus di dinding itu untuk menaruh bermacam macam bola dan mainan" lanjutnya tersenyum

"bola bekel saja, akan ku rajut kantung khusus seperti eomma yang membuatkanku kantung dulu. Dan rak itu lebih pas untuk menyimpan buku, boneka,dan mainannya"balas Lisa tak kalah

"akan kupajang beberapa lukisanku di dinding"

"jangan lupa membuat laci kecil, tempatkan di posisi yang mudah terjangkau untuk menyimpan pita ,bando,jepi,dan perhiasan...."

"mana cukup laci kecil?haruslah cukup besar untuk menampung robot,mobil mobilan dan topi..."

"ah ya topi, aku setuju oppa. akan ku minta eomma merajut sebuah topi dengan tali panjang dikedua sisinya,pasti anakku cantik mememakai topi itu"

"bukan topi itu, maksudku topi bassball yang dipakai terbalik dikepalanya. Pastinya tampan nantinya, agak besar nanti bolehlah dia memanjangkan rambutnya sedikit saja asal rapi membuat banyak teman wanitanya pasti akan jatuh hati padanya"

"ah justru dia harus berambut panjang oppa,akan aku buatkan ramuan khusus supaya rambutnya lebat ,hitam,dan memanjang. Lalu dikepang, atau diikat gaya ponytail dengan pita"

Jiyong ingat mereka kelelahan sesudah berdebat itu,kemudian saling berdiam, berbaring terlentang menatap atap dengan sebuah lamunan,entah siapa yang mengawali, tangan mereka berpegangan dan memutar tubuh hingga berhadapan, mereka tersenyum dan berdekapan sepanjang malam.

______________________________________

"duduklah mendekat padaku" ujar Jiyong bernada memohon

Lisa meletakan buku yang sedang ia baca,lalu mendekat dan duduk disamping Jiyong.

"menangislah" katanya kemudian membuat Lisa terkejut dengan tatapan mata yang lurus dan tak bisa diartikan

"sungguh menangislah sekarang" Jiyong berujar memohon

Lisa terdiam,lalu menggeleng

"mengapa?" tanya Jiyong

"Tidak ada apa apa" Lisa menggeleng

Jiyong menghela nafasnya,ditatapnya Lisa dihadapannya dengan tatapan lembut
"Kau tau? bahwa kau tak hanya kehilangan dirimu sendiri, tetapi juga membuatku kehilanganmu" ujar Jiyong lirih

Lisa menatap dalam suaminya
"maafkan aku" ujarnya sendu seraya menunduk, membuat Jiyong mendekap erat sang istri yang sedang rapuh.

"stt tak apa, mungkin tuhan belum menghendakinya" ujar Jiyong berusaha menenangkan.

"hiks oppa jangan tinggalkan aku"

"apakah kau percaya? aku mencintaimu, ketika aku berujar di altar dan berjanji untuk bersamamu sampai akhir itu tak main main, aku memilihmu begitu pula kau yang menerimaku.Jangan menanggung semuanya sendiri,berbagilah denganku. Kita akan melewatinya bersama sampai kapanpun. Jangan katakan itu karena aku tak akan meninggalkanmu sayang, bersabarlah"

Mandul, begitulah vonis terucap, vonis yang tidak dapat diganggu gugat setelah serangkaian medis yang dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir. Begitu banyak dokter yang didatangi, berbagai terapi dijalani,beragam janji dan harapan yang tak jelas. Mereka bertemu dokter terakhir itu dengab hasil uji lab yang memberikan diagnosis yang tidak terbantah.Lisa mengalami apa yang disebut anovulasi, ketidak mampuan organ reproduksi dalam memproses pematangan dan pecahnya kantung telur membuat ia mandul.

_____________________________________

"pernahkah berfikir tentang adopsi?" tanya Jiyong ketika mereka sedang berada mobil dengan lampu jalan yang berwarna merah

"tidak" Lisa menggeleng dengan segera.Bahkan lebih cepat dari yang diperkirakannya, Jiyong kira Lisa akan memikirkan alternatif itu atau mempertimbangkan ulang jawabannya

"tidak?" tanya Jiyong memastikan

"aku tidak pernah berfikir untuk mencintai orang asing yang tidak ku ketahui darimana datangnya oppa. Bahkan akubharus menjaga dan melindunginya,hanya karena selembar kertas surat adopsi yang sah sebagai seseorang yang akan dianggap sebagai anakku. Tidak oppa, aku tidak sanggip melakukan hal itu bagi orang asing" balas Lisa dingin membuat Jiyong terdiam

"atau kau ingin melakukannya?" Lisa bertanya

"entahlah" Jiyong menjawab tak pasti
"aku menanyakan kemungjinan itu karena kufikir kau akan menginginkannya"

"aku sudah melupakan keiinginan itu" Lisa berujar lirih. "apakah oppa mengingatnya?"

Jiyong terdiam sesaar kemudian menggeleng
"tidak"

"aku tidak bisa menjalani proses adopsi itu karena aku tak memiliki kebaikan hati sepertimu" ujar Lisa

"kebaikan hatiku?apa maksudmu?"

"Jika aku memilih seseorang untuk menjadi anakku pasti aku memiliki harapan besar padanya. Jika dikemudian hari ia bertumbuh tak sesuai dengan harapanku,aku tak yakin hatiku tulus menerimanya karena aku tak memiliki hati seperti hatimu yang tulus menerimaku sekarang ini"

Jiyong merengkuh Lisa dalam dekapannya
"itu bukan karena kebaikan hati melainkan karena aku mencintaimu, cinta itu menguatkan sebuah pilihan. tentang kebaikan hati,kau bahkan memilikinya lebih daripada aku" balas Jiyong

"begitukahh?"

Jiyong tersenyum
"Iya,tentu saja. Aku hanya baik hati pada saat tertentu, hanya pada pihak yang kuinginkan. Tidak sepertimu, hatimu lebih universal,kebaikan hatimu terbagu merata pada semua irang. Kau cenderung tidak tega menolak permintaan dan berbuat sesuatu bagi orang lain yang bahkan kau tak kenal siapa orang itu. bukankah begitu?"

"itu karena mereka benar benar memerlukan pertolongan Oppa, mengapa harus berkenalan terlebih dahulu untuk menolong seseorang?"

Jiyong tertawa,diusapnya kepala Lisa lembut.
"itulah mengapa kukatakann bahwa hatimu lebih baik sayang"

"lalu siapa yang lebih beruntung? aku yang mendapatkan ketulusanmu atau kau yang mendapatkan kebaikan hatiku?" ujar Lisa bertanya

"bukan siapa yang lebih beruntung daripada siapa, melainkan kita berdua yang beruntung saling melengkapi satu sama lain. Kita akan saling mendukung dan menguatkan dengan apa yang kita miliki sekarang ini"

Lisa tersenyum setuju
"ah cintamu yang kusimpan sama seperti kau yang menyimpan hatiku yang baik ini "

"jagalah iyu, siapa tahu suatu hari nanti akan kuperlykan kebaikan hatimu untuk sesuatu yang tak terduga"

Sesuatu yang tak terduga,terucap kalimat itu begitu saja tanpa menduga bahwa suatu kali akan terwujud sebagai sesuatu yang benar benar tak terduga.

***

Bermalam malam Jiyong terjaga dari tidur yang menggelisahkan,fikirannya dipenuhi bayangan tak berwajah yang berlarian dengan celoteh dan tawa khas anak anak,menarik tangan untuk bermain,menghambur dalam pelukannya dan menyandarkan diri kepadanya. Memunculkan rasa hangat yang luar biasa, ingin dimilikinya bayangan itu. Ada suatu masa dia berfikir kemandulan itu melukainya,nyaris menghancurkannya dalam kesedihan yang berlarut. Namun dia tak ingin terlarut,maka dia bertahan, menyingkirkan segala ingatan tentang anak yang seharusnya lahir dari benihnya.

____________________________________

Holaaaa selamat datang di work ke 2ku YUHUUUUUU,diusahakan update secepatnya ya hihi,mohon dukungannya,saranghaeeeeeeeee ❤️❤️❤️❤️ semoga sukaaa

Life- LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang