Jiyong

1.9K 114 8
                                    


"ingatkah saat aku mengatakan bahwa akan kuminta kebaikan hatimu untukku?" ujar Jiyong bertanya pada Lisa yang kini berbaring di dadanya. Jiyong sudah sadar, setelah seminggu tertidur akhirnya ia membuka matanya. Meski keadaanya masih tidak bisa dikatakan baik baik,setidaknya kini ia sudah bisa berbicara meskipun perlahan

Lisa terdiam,membiarkan suaminya itu berbicara tanpa menjedanya

"Jika aku meminta kebaikan hatimu sekarang untuk memaafkanku dan untuk menjaga anakku apa itu bisa?" mohon Jiyong serupa gumaman yang masih terdengar oleh Lisa

"jangan ragukan kesetiaanku padamu Lisaya, meski malam itu aku berada dalam pelukan wanita lain bukan berarti kesetiaanku padamu berakhir" ujar Jiyong Lirih. Ia tau kesalahannya membuat sang istri marah dan kecewa,bukankah ia egois?meminta kebaikan hati Lisa untuk mengampuninya dan menerima anak dari hasil  pengkhianatannya?meminta agar Lisa tak meninggalkannya dan hidup bersamanya.

Lalisa masih berbaring di dada Jiyong,terbaring dalam pelukannya,terdiam tak merespon apapun perkataan Jiyong.Lisa terdiam,mulutnya kelu untuk berbicara satu katapun, bibirnya seolah beku tak bisa bergerak bahkan berucap. Lisa terdiam, ia mendengarkan meski sebenarnya ia tak kuat untuk mendengarkan kalimat yang melukai hatinya, merobohkan kepercayaannya,dan  menghancurkan hidupnya.

"kumohon ampunilah aku sayang, tolong terimalah anak kandungku di hidupmu,aku sangat memohon untuh menyisihkan sebuah tempat di hatimu untuk anak itu yang akan tumbuh dalam penjagaanmu dan kau akan menjadi ibu untuknya,maafkan aku yang terlalu egois sayang,maafkan kesalahanku yang satu itu, aku berjanji dan bersumpah tak akan melakukan hal hal yang menyakitimu. Lisaya,maafkan aku. Aku hanya takut,jika hari ini adalah hari terakhirku dan kau belum mengampuniku. Lisayaa kita selalu saling mendoakan bukan?kita tidak tahu sampai kapan diberi kesempatan untuk berdoa namun jika aku diberi kesempatan untuk berdoa di hari terakhir itu,kaulah doa terakhirku " ujar Jiyong dengan suara yang sebisa mungkin tak bergetar,tangannya memeluk erat sang istri yang kini sedang menyenderkan kepalanya di dada bidangnya itu. Air mata Jiyong memanas,bahkan tak terasa buliran liquid bening itu terjatuh di pipi Jiyong tanpa sepengetahuan Lisa.

Menangis bukan hal yang mudah bagi laki laki,berbeda dengan perempuan yang memiliki persediaan air mata yang tak terbatas. Laki laki memiliki lebih banyak benteng untuk melapisi peradaan terdalamnya. Jika air mata menetes di mata,maka itu artinya benteng yang dibangun sekuat  apapun itu telah roboh seperti yang Jiyong rasakan kini. Ia tak kuasa menahan air mata itu ketika mengingat kesalahan terbesarnya pada Lisa

Diatas Tubuh terbaring itu, Lisa merasa sendirian. Jiyong masih memeluknya hangat dalam dekapan tangannya dengan detak jantung yang terdengar oleh telinga Lisa. Namun rasanya seolah ada yang bergetak menjauh, seolah berada sendirian disebuah tempat.

Lisa terdiam sendiran,ia merasakan detak jantung itu berdetak dengan nafas yang memburu,seolah menahan beribu luka dalam setiap hembusan nafasnya. Lisa terdiam dia tak menangis,tak ada air mata untuk saat ini.Entah apa yang dirasakannya,semuanya seolah membeku, termangu sendiran karena takdir yang begitu mempermainkan hidupnya.

Lisa tak mengerti,mengapa semua hal yang bahkan tak pernah ia bayangkan terjadi didalam hidupnya? ia bahkan tak pernanh menyangka bahwa seorang Jiyong yang memegang erat kesetiaan bisa juga menghianatinya seperti ini . Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? bahkan sekarang ini Lisa hanya terdiam dalam pelukan Jiyong. Lisa kecewa,namun tak menampik juga jika dia sangat mencintai suaminya itu . Lisa hancur, namun padakenyataannya ia juga hancur ketika melihat Jiyong terluka dan terbaring lemah seperti ini. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?


TBC

Life- LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang