Chapter 25: Orang Ketiga

359 55 22
                                    

"Lo udah denger kalau Alvan dan Zach berantem?" tanya Sarah yang merupakan teman satu ekskul-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo udah denger kalau Alvan dan Zach berantem?" tanya Sarah yang merupakan teman satu ekskul-nya.

"Berantem kenapa lagi dia?" tanya Altana balik dengan dingin.

Tadi Altana memang sedikit ketus pada Alvan karena sifat cemburuannya. Melvin saat itu berniat membantu Altana yang kakinya terkilir. Namun, Alvan malah mendorongnya. Siapa yang tidak kesal melihat sikapnya?! Lagipula, bukankah Alvan harus belajar? Mengapa ia keluar kelas untuk melihatnya latihan?

Sempat Alvan membanting ponselnya saat Altana melangkah menjauhinya. Entah apa masalahnya, saat Altana berbalik. Alvan sudah tidak berada di tempatnya. Ia pun meninggalkan kamera SLR-nya di kursi tempat Altana menaruh tas.

"Nggak tahu. Grup kelas gue ramai ngomongin mereka. Kara juga ikut misahin. Sekarang mereka berdua dihukum disuruh bersihin gudang sekolah sampai bel pulang."

Altana mendecak. "Biarin aja, deh."

Mereka memang pantas untuk dihukum karena membuat keributan di sekolah. Siapa tahu dengan mereka yang dihukum bersama dapat membuatnya berbaikan. Lebih baik Altana memfokuskan diri pada latihan kali ini, karena pertandingan melawan sekolah lain cukup penting baginya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Altana yang berada di lapangan sekolah mulai melihat satu-persatu siswa yang keluar dari kelas dengan membawa tas. Suara peluit dari Pak Oja berbunyi. "Sparring sekali lagi! Kalian semua semangat! Alta, kamu jangan kebanyakan melamun!"

Altana mengalihkan pandangannya saat namanya dipanggil. "Siap, Pak!"

Perempuan itu beranjak dari duduknya dan memulai permainan dengan dibagi dua tim campuran, beberapa orang yang tersisa menunggu giliran di pinggir lapangan.

Saat pembagian bola rebutan, Altana langsung melempar bola ke timnya. Kakinya bergerak menuju tim lawan sembari memberikan sebuah kode. "Sarah, sini!"

Sarah men-dribble bola basket lalu memberikannya pada Altana. Dengan cepat Altana berlari dan melempar bola basket dari luar garis pinalti. Shoot! Bola basket berhasil masuk ke dalam ring. Tiga poin untuk tim Altana.

Pak Oja bertepuk tangan. "Bagus, Alta! Teruskan!"

Altana tersenyum dan mengetos tangan dengan Sarah sebagai bentuk selebrasi. Matanya tak sengaja menangkap keberadaan Alvan yang sedang mengambil kamera SLR-nya di kursi tempat di mana Altana menaruh tas. Wajahnya tampak sedikit lebam dan terdapat sebuah plester di bagian bibir kanannya.

Perempuan itu menghela napas saat melihatnya. Suara peluit menyadarkannya dan ia kembali fokus pada permainannya.

"Alta awasin Melvin!" seru Sarah berteriak.

Altana membalasnya dengan merentangkan tangan. "Iya!"

Permainan cukup sengit antara tim Altana dan Melvin. Para pemain tampak bersahutan dalam memperebutkan bola diiringi dengan suara decitan dari sepatu. Sementara Alvan melanjutkan tugasnya dengan memotret para pemain yang sedang latihan. Setelah mengambil beberapa foto, ia beralih ke beberapa pemain yang tengah duduk menunggu giliran lalu mewawancarai mereka.

ILLEGIRLWhere stories live. Discover now