Chapter 20: Kerja Kelompok

1.6K 258 31
                                    

Minggu adalah hari di mana Alvan akan mengerjakan tugas kelompok bahasa Jepang untuk membuat makanan bersama teman-teman sekelasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minggu adalah hari di mana Alvan akan mengerjakan tugas kelompok bahasa Jepang untuk membuat makanan bersama teman-teman sekelasnya.

Rencana jam sepuluh pagi hanyalah sebuah wacana karena sampai saat ini hanya Altana-lah yang baru datang. Alvan mempersilakan Altana untuk memasuki rumahnya. Namun, perempuan itu menolak. "Udah lihat grup belum?"

Alvan menggeleng. "Hape aku lagi di-charge. Emang kenapa?"

"Diundur jadi jam satu. Selagi aku datang duluan, ayo kita ke pasar. Beli bahan-bahan buat masak tempuranya."

Altana menarik tangan Alvan, mengajaknya untuk pergi. Tapi, Alvan tiba-tiba melepas genggamannya. "Jadi sekarang manggilnya 'aku-kamu' nih?"

Mengembuskan napasnya, perempuan itu menjawab. "Panggilan itu cuma dikhususkan kalo kita lagi berdua aja. Panggilan 'gue-lo' dipake kalo kita sama temen. Soalnya aku malu karena nggak terbiasa."

Alvan suka jika Altana berterus terang padanya tanpa menyembunyikan sesuatu. Lain halnya dengan dirinya yang belum berani berbicara mengenai skandal yang dilontarkan Zach.

Sebelum pergi, Alvan mengambil kunci motornya dan berpamitan pada Safa yang ditemani oleh babysitter. Maklum, ibundanya bekerja di kantor jadi tidak ada siapa-siapa di rumah.

"Kenapa harus ke pasar? Ke supermarket aja sih," ucap Alvan di balik helmnya.

Altana mengetuk bagian belakang helm lelaki itu. "Pasar lebih murah dan bisa ditawar! Nggak kayak supermarket!"

Sampai di pasar tradisional hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit. Beraneka ragam pedagang kaki lima berjejer di pinggir trotoar sembari menjajakan dagangannya. Langit-langit tempat mereka berjualan hanya beralaskan terpal berwarna biru, yang diikat oleh tali.

Memarkirkan motornya di parkiran, mereka melangkah menuju basement khusus untuk tempat jualan sayur mayur dan sekawanannya.

Cukup ramai. Itulah yang Alvan pikirkan saat banyaknya ibu-ibu yang berbelanja.

Alvan hampir saja terhimpit kalau saja tangannya tidak ditarik oleh Altana. Ia tidak bisa lewat saking banyaknya ibu-ibu yang membeli daging.

"Aku nggak mau ke pasar lagi. Ini pertama dan terakhir."

Altana meletakkan jari telunjuk pada bibirnya. "Berisik."

Perempuan itu menghampiri kios yang menjual ikan dan melihat udang-udang segar.

Bibir Altana menarik perhatian Alvan. Kali ini ia memakai lipbalm berwarna pink sehingga membuatnya tampak segar. Bibir lembab perempuan itu membentuk lengkungan ke atas, tanpa sadar Alvan menarik napas.

"50 ribu. Ambil nggak?"

Alvan hanya manggut-manggut tanpa sadar.

Sang penjual mengantongi belanjaan, sedangkan Altana memberikan uang berwarna biru sembari menatap Alvan curiga. Lelaki itu kebanyakan melamun dan terlalu fokus dengan Altana.

ILLEGIRLWhere stories live. Discover now