"Terlanjut lihat"

56 11 11
                                    

"Aku padamu, tapi... kamu padanya."
-Yoga Pradana Putra-

*****

Matahari belum menampakan dirinya pagi itu, tapi Okta sudah bangun menyiapkan diri untuk hari pertama ia syuting, lagi. Kali ini ia nggak mau telat lagi kayak kemarin.

Ia sedang berkutik di dapur sendirian. Katanya'sih mau masak sarapan.

"Okta?" Panggil Yunita saat melenggang masuk dapur. Okta malah teriak kaget ketika melihat sosok Yunita tepat di sebelahnya.

Okta terkejut melihat wajah Bunda nya itu yang penuh ditutupi masker mentimun.

"Mama! Ngagetin aja ih!" Yunita tertawa gemas melihat ekspresi Okta.

"Maaf'deh. Emang kamu lagi ngapain'sih? Repot banget, belom juga pagi." Tanya Yunita sambil dia duduk di meja makan. Memakan beberapa hasil masakan Okta yang sudah siap.

"Mama? Okta? Tumben udah bangun jam segini?" Seorang Pria berparas chinness baru saja masuk dapur dan duduk di kursi sebelah Yunita.

"Ayah!" Okta membulatkan matanya senang. Ia langsung memeluk sosok Pria yang baru saja dipanggilnya 'Ayah'.

Aditya Okdianto, Ayah nya Okta. Pria itu seorang Ketua dokter dihampir seluruh rumah sakit di JABODETABEK, jadwal operasinya yang padat membuat ia jarang sekali pulang untuk sekedar kumpul keluarga dengan Yunita dan Okta.

"Kapan Ayah pulang? Kok Okta nggak tau?" Ia mengerucutkan bibirnya, membuat Ayahnya ikut gemas.

"Tadi malem." Jawab Adit, mencomot makanan yang hendak diambil Yunita.

Yunita langsung menatap sengit suaminya itu, "kebiasaan. Kan itu ada yang lain, ngapain ngambil yang mau Aku ambil?" Kemudian ia mengerucutkan bibirnya.

Ternyata sifat suka ngambeknya Okta keturunan dari Mama nya.

Adit malah tertawa. "Yaudah, Mama ambil yang lain aja."

Okta senyum-senyum melihat pemandangan yang jarang sekali ia lihat. Setelah menyelesaikan masaknya ia ikut duduk disana bersama Yunita dan Adit.

Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat. Okta melirik Ayah nya yang tengah sibuk menyantap sarapan buatannya.

"Ayah nanti berangkat lagi?" Tanya Okta membuat Adit serta Yunita mengdongkak kan kepala mereka pada anaknya.

Adit berdehem, "iya, gitu deh." Ia tersenyum simpul.

"Okta juga harus berangkat kan nanti?" Tanya Yunita. Membuat Adit langsung melirik kearah Okta dengan selidik.

"Berangkat? Emangnya Okta mau pergi kemana?" Tanya Adit sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Eh. I-itu Okta mau main ke rumah Yoga, biasa ngeberantak sambil main game bareng." bohong Okta, menyendok makanannya sambil cengengesan.

Adit mengangguk tanpa curiga sedikitpun. Membuat Okta dan Yunita mengehela nafas lega.

*♡*♡*♡*


Okta sekarang sedang celingukan di tenda rias, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang, sibuk dengan perkerjaannya masing-masing.

"Gi! Gue mau ke toilet bentar, kalo misalnya lo udah mau mulai nanti juga dikasih tau." Ucap Ibnu, beranjak dari sana yang sebelumnya duduk di sebelah Okta.

"Yahh! Masa gue ditinggal sendirian, sih? Tega lo sama gue." Ucap Okta merengek pada Ibnu.

"Cuma ditinggal ke toilet doang, elah! Udah ah gue udah kebelet." Tanpa memperdulikan Okta, Ibnu langsung bergerak secepat kilat ke toilet.

PINKKY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang