SEPERTI YANG DULU [FIRMAN DAN HANIFA]

119 10 2
                                    

"Terkadang disaat aku menutup mata aku masih bisa melihat senyum mu, terkadang aku membayangkan dirimu mengulurkan tangan ke arahku, dirimu masih sangat jelas di khayalanku" Ucap Firman yang mengendarai mobil setelah mengantar Nana ke sekolah.

Hari itu sehabis mengantar Nana, Firman ke kantor namun hanya mengisi absen finger yang berada di samping pintu kaca kantor. Hari ini sistem operasional seluruh komputer di kantor sedang dalam masalah tak ada yang dapat di kerjakan. Beberapa karyawan kantor memilih untuk keluar kantor menuju ke cafe dan beberapa yang lainnya pulang, hanya beberapa orang saja yang memilih tetap di kantor. Firman pun memilih untuk pulang ke rumah sambil menunggu Nana pulang sekolah.

Firman segera menuju ke rumah, sementara Firman di jalan, hari itu Hanifa juga berada di rumah.

"Rumahnya sunyi kalau sudah pagi begini, wajar sih kalau suatu hari orang bilang rumah ini berhantu, kalau pagi begini cuma ada aku." Kata Hanifa yang berjalan di sekitar rumah.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil di depan rumah dan suara pagar pun berbunyi. Hanifa menatap ke arah luar rumah dan ternyata itu adalah Firman.

"Firman? Tidak seperti biasanya dia pulang jam begini? Jangan-jangan dia bersama Fina dan ingin berduaan di rumah? Hmm... Takkan ku biarkan kalian." Ucap Hanifa sedikit curiga.

Namun berbeda dengan yang dipikirkannya, Firman masuk ke dalam rumah sendiri tanpa ada seorang pun ikut bersamanya. Setelah membuka dan meletakkan sepatunya Firman menuju ke kamarnya dengan tujuan mengganti pakaian. Saat itu Hanifa ikut di belakang Firman, setelah di dalam kamar Hanifa duduk di atas kasur tepatnya di sebelah kiri dekat tembok, itu adalah tempat atau posisi kesukaan Hanifa saat tidur yaitu dekat tembok. Sambil duduk bersandar di tembok ia menatap Firman yang sedang membuka lemarinya.

"Lagi-lagi perasaan ini? Aku merasa kehadiran Hanifa disini, sedikitpun aku tak merinding namun firasatku berkata ia ada disini." Ucap Firman dalam hati.

Masih dalam posisi mencari pakaian Firman mendengar suara tempat tidur bergoyang.

"Hanifa? Kamu membuatku kaget, bagaimana kabarmu?" Kali ini Firman yakin jika itu adalah Hanifa.

Seolah tak pernah terjadi apa-apa, Hanifa pun menjawab, "Aku baik-baik saja, kok kamu pulangnya cepat mas?"

"Di kantor...." Firman tak sabar kemudian berbalik untuk melihat Hanifa.

Akhirnya mereka bertemu untuk pertama kalinya sejak 7 tahun berpisah. Mereka saling bertatap dan saling tersenyum tanpa ada tangis. Firman sadar jika yang ia lihat adalah Hanifa yang sudah tak bernyawa di dunia ini.

"Hey, Sejak kapan kamu disini? Kamu sudah bertemu dengan Nana? Anak kita cantik seperti kamu, cerewet dan juga banyak tanya, kalau kalian bertemu entah apa yang terjadi disini mungkin rumah ini akan ramai oleh teriakan kalian, kamu harus tau sebenarnya aku rindu ingin bercerita banyak padamu, hahahaha..." Sambil tertawa Firman mengeluarkan air mata.

Hanifa tersenyum menatap Firman yang berbicara begitu banyak.

"Kalau rindu kok berdiri disitu? Kesini dong biar aku bisa mendengar dengan jelas cerita-ceritamu mas." Ajak Hanifa.

Firman menuju ke arah Hanifa, mereka berdua kini berada di tempat tidur yang dulu menjadi saksi kemesraan mereka.

"Meskipun kini kita bisa bertemu tapi dunia kita berbeda mas, kita tak bisa dan tak boleh lagi melakukan beberapa hal salah satunya yaitu berhubungan layaknya sepasang suami istri." Kata Hanifa tersenyum.

"Aku mengerti itu, tapi untuk memelukmu apakah masih boleh?" Tanya Firman.

Tanpa kata Hanifa pun menjawabnya dengan pelukan. Mereka saling berpelukan. Firman merasakan kehangatan seperti yang dulu ia rasakan. Berbeda dengan cerita hantu di film yang jika memegangnya begitu terasa dingin.

1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang