~ HANIFA [Empat]

149 9 0
                                    

BAGIAN IV
Sejak Tragedi Itu

Di sore hari disaat suasana hening tanpa ada aktifitas di dalam rumah. Nana yang tertidur begitu tampak cantik dengan pakaian berwarna biru lembut serta rok seukuran lutut dengan warna yang sama. Aku berjalan ke beberapa sudut rumah hingga aku melihat Firman yang juga sedang tertidur. Aku menatap wajahnya begitu dekat ingin aku merasakan kembali ciuman lembut dari bibirnya. Ku perhatikan detail wajah suamiku ini dan tak ada banyak perubahan darinya semenjak pertama kali aku mengenalnya.

Masih tampak jelas di ingatanku semua hal yang kita lalui bersama. Aku masih mengingat disaat pertama kita bertemu, disaat dimana dia menyatakan perasaannya, saat dia mengatakan ingin hidup bersamaku, dan beberapa kata-kata darinya juga tak dapat begitu saja bisa ku lupakan.

Teringat disaat aku pertama kali bertemu dengannya. Hari itu disaat penerimaan mahasiswa baru. Sebagai mahasiswa baru aku begitu polos belum mengerti segala sesuatu yang belum pernah aku lihat dan aku rasakan. Kala itu disaat kami dikumpul di sebuah lapangan Fakultas aku begitu kebingungan dengan banyaknya mahasiswa aku merasa sedikit pusing dan sesak namun tak lama kemudian tiba saatnya pembagian kelompok. Entah ini kebetulan atau memang takdir dari tuhan saat itulah kami di pertemukan. Satu persatu nama disebutkan dan tiba saatnya namaku kemudian aku menuju kelompok tersebut. Seorang pria berkepala plontos menatap dan tersenyum padaku yah itu adalah Firman. Kemudian kami saling menyapa dan saling berkenalan.

"Hay namaku Hanifa kalian bisa panggil aku Hanif" Kataku kala itu memperkenalkan diri.

Entah mengapa aku selalu bersebelahan dengan Firman baik itu disaat istirahat hingga makan pun aku bersebelahan dengannya. Saat itu belum ada percakapan diantara kami sampai akhirnya aku dihukum karena kesalahanku.

"Ayo dikumpulkan tugas resume materi yang dibawakan pemateri kemarin, ingat yah yang di ketik pakai mesin ketik!!" Teriak seorang senior wanita berbadan besar kala itu.

Disaat semua tugas dikumpulkan tiba-tiba saat itu aku ingat jika tugas itu ketinggalan tepat di atas kulkas disaat aku mengambil botol air minum ku. Saat itu aku dibentak dan dipermalukan di depan mahasiswa lainnya. Sampai salah satu senior berkata.

"Teman kalian ini bagusnya dihukum dengan apa?" Teriak senior dengan tawa meledek menatapku.

"Atau kalian tidak tega teman cantik kalian ini dihukum? Ada yang mau jadi penggantinya?" Teriaknya lagi.

Tiba-tiba di keheningan ada seorang mahasiswa mengangkat tangan ingin bersuara. Saat itu hatiku sedikit legah karena mungkin saja dia ingin mengganti atau membantuku namun kenyatannya.

"Hey kamu yang disana! Apa yang ingin kau tanyakan?" Teriak senior.

"Bagaimana kalau dia disuruh menyanyi dan berjoget saja kak!" Teriak mahasiswa itu.

Suasana pun menjadi gaduh dengan suara tawa dari beberapa mahasiswa lainnya. Kemudian dari arah belakang seorang pria gondrong melayangkan pukulan kepada mahasiswa yang bersuara tersebut.

"Kau pikir ini rumahmu dengan bebas berbicara dengan seniormu?" Kata si gondrong pada waktu itu.

"Kau pikir pantas jika seorang wanita dihukum ditertawakan dengan seorang pria sepertimu? Semua diam!! Apakah ada yang mau mengganti hukuman wanita itu? Adaa!?" Teriak emosi si gondrong.

Disaat hening tiba-tiba seorang mahasiswa mengangkat tangan. Semua mata tertuju padanya.

"Hey kamu!! Apa!?" Teriak senior.

"Aku siap mengganti dia kak!" Teriak sedikit pelan dari mahasiswa yang namanya adalah Firman.

Saat itu aku langsung terharu dan mulai sedikit tertarik padanya. Namun saat itu juga adalah keberanian sekaligus kebodohan terbesar yang pernah Firman lakukan semasa kuliah dulu. Setelah mengangkat tangan dia betul menggantikan ku. Firman digiring oleh beberapa senior menuju salah satu ruang kelas. Entah apa yang terjadi setelah itu kata teman-teman Firman di eksekusi namun ketika aku bertanya kepada Firman dia hanya tertawa. Katanya cuma disuruh menyanyi dan berpuisi. Saat itu aku percaya meskipun aku mengetahui jika sebenarnya bukan itu yang terjadi.

Semenjak tragedi itu aku dan Firman mulai ada percakapan hingga kami merasa seperti seorang sahabat. Kemanapun aku ingin pergi pasti selalu ada dia yang menemani. Bahkan sesekali aku menyuruhnya menjemput dan mengantarku pulang ke rumah. Rasanya nyaman dan aman selalu bersamanya.

Hingga suatu hari aku merasakan suatu perasaan yang lain kepadanya. Benar waktu itu aku jatuh cinta padanya namun disaat yang sama aku juga tak mampu memberi isyarat padanya jika aku suka padanya. Rasanya senang bisa menatapmu tersenyum, rasanya ada yang membuat hati ini berbunga dan jantung pun berdetak lebih kencang dari biasanya. Namun saat itu aku sangat bersedih, aku sedih bukan karena kamu menolak cintaku tapi aku merasa menyesal karena rasa ini hadir disaat kamu sudah ada yang memiliki. Aku tak pernah menyadari rasa ini ketika kamu selalu berada di dekatku. Entah mengapa aku baru menyadari rasa ini rasa yang disebut cinta ketika kamu bersama yang lain.

Tapi yang kurasa saat itu ternyata hanyalah kekeliruan ku saja. Aku salah menilai Firman. Ternyata orang yang ku anggap pacar Firman itu adalah teman sekolah Firman. Tak lama setelah kami menjalin hubungan Firman cerita semuanya dan Firman pun mengatakan jika temannya itu adalah salah satu orang yang ditempati cerita tentangku dan dialah yang memberi saran untuk mengatakan perasaanya padaku.

Sambil ku tatap wajah Firman yang sedang tertidur aku mengucapkan maaf.

"Maafkan aku yang dulu yang selalu cemburu dengan setiap orang yang dekat denganmu, maafkan aku yang dulu yang sedikit posesif dengan pergaulan mu, maafkan akuu mas.. aku tak mampu menemanimu dengan waktu yang lama tapi aku menepati janjiku akan selalu bersamamu hingga maut memisahkan bahkan sampai aku tak bernyawa pun aku tetap ada di dekatmu Firman... Maafkan aku yang tak bisa membantumu merawat anak kita. Aku mencintaimu... Selamanya.."

Kemudian aku mencium keningnya. Mungkin Firman merasakan dan tanpa sadar membalas ucapan ku.

"Aku juga selalu mencintaimu" Kata firman dengan mata tertutup terlelap dalam tidurnya.

1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang