IKHLASKAN ATAU LUPAKAN

161 6 4
                                    

Di tepi jalan, di bawah pohon berukuran sedang yang tertanam kokoh di tengah trotoar jalan. Sekitar 3 meter dari lorong tempat Firman dan Fina mengatur janji. Mobil yang digunakan Firman berhenti untuk menepi. Hanya butuh 20 menit untuk bisa sampai dan masih ada waktu 10 menit dari janji yang mereka sepakati.

"Masih ada 10 menit, mungkin saja Fina belum siap. Aku menunggu disini saja." Kata Firman.

Di kursi belakang seorang wanita yang tak terlihat sedang berpikir.

"Si Raihan di mana yah?" Kata Hanifa yang mulai cemas, "Aku harus mencarinya!"

Sebentar lagi Fina selesai. Raihan begitu senang melihat Fina yang sudah mulai memperhatikan penampilannya namun ia juga sedikit curiga. Ia merasa jika ada orang lain yang bisa merubah perasaan Fina. Raihan merasa cemburu namun juga sedikit senang melihat Fina tak semurung dulu lagi. Hingga saat ini ia penasaran siapa sebenarnya pria itu.

Di tengah keheningan dalam kamar tiba-tiba terdengar suara.

"Raihan! Kamu di sini rupanya." Teriak ceria dari Hanifa.

Raihan yang kaget kemudian berbalik menatap Hanifa.

"Kak Hanifa? Kenapa di sini? Kok selalu bisa tahu keberadaan ku?" Tanya Raihan.

"Ihh... Kamu ngapain di kamar cewek? Kamu ngintip Fina yah? Walaupun tak terlihat tapi itu tidak sopan Raihan!" Teriak Hanifa.

"Ehh... Tidak seperti itu kak, ini tidak seperti yang kakak kira! Aku di sini disaat Fina selesai berpakaian!" Raihan membela diri.

"Iyaa saat ini aku masih percaya kamu." Kata Hanifa, "Oh iya... Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat sekalian mengajarkanmu sesuatu."

"Tapi kak... Aku ingin ikut Fina. Ada sesuatu yang ingin aku ketahui." Ucap Raihan yang menolak dengan halus.

"Iya aku tahu... Ini juga ada hubungannya dengan Fina kok. Lagian kita juga ikut dengan mereka." Bujuk Hanifa.

"Mereka?? Maksud kak Hanifa? Dan ini ada hubungannya dengan Fina? Aku tak mengerti kak!" Tanya Raihan sedikit bersemangat.

"Fina itu mau pergi dengan Ayahnya Nana." Jawab Hanifa singkat.

"Oh jadi Fina janjiannya sama kak Firman?" Raihan sedikit lega namun sepertinya ia merasa ada rasa yang tak ikhlas darinya, "Bagaimana ceritanya kok kak Firman mengajak Fina jalan?"

"Firman tidak pernah mengajak Fina untuk jalan kok. Kebetulan Fina ingin balas budi dengan mengembalikan payung." Belum selesai ucapan Hanifa tiba-tiba Raihan memotong.

"Mengembalikan payung kok harus diajak keluar jalan!?" Suara Raihan sedikit meninggi.

Hanifa paham dengan situasi dan perasaan Raihan saat ini, "Firman tidak mengajak jalan, ia cuma ingin meminta bantuan Fina untuk mempersiapkan ulang tahunnya Nana. Apakah kamu tega melihat seorang anak yang ulang tahun tanpa Ibu dan ulang tahunnya biasa-biasa saja karena Ayahnya begitu payah dalam hal membuat acara atau kejutan?" Hanifa berusaha menenangkan Raihan.

Raihan mulai luluh dengan ucapan Hanifa dan ia pun menyetujui pertemuan Fina dan Firman.

Setelah beberapa saat Firman pun menelpon Fina. Dering telepon Fina berbunyi.

"Iya kak aku sudah siap! Oh iyaa aku segera menuju ke sana kak!" Jawab Fina saat di telepon oleh Firman.

Setelah itu Fina bergegas keluar rumah untuk menuju tempat Firman menunggunya.

"Ayo Raihan kita juga ikut dengan mereka." Ajak Hanifa.

Tanpa kata Raihan ikut menuju mobil bersama Hanifa dan Fina.

1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang