PERSIAPAN PESTA DAN CINTA

156 7 3
                                    

Pagi ini langit terlihat gelap. Sepertinya akan turun hujan yang sangat deras. Meskipun langit mendung dan terlihat murung namun itu tidak ada pengarunhnya bagi seorang anak yang terbangun dengan kegembiraan karena mengingat hari ini adalah hari ulangtahunnya.

Disaat membuka mata, Nana menatap Ibunya yang sedang duduk juga menatapnya sambil tersenyum. Nana pun duduk dan sang Ibu membisikkan kata ke telinga Nana.

"Selamat ulangtahun bidadariku yang paling cantik, semoga anak ibu bisa menjadi anak yang pintar, soleha dan selalu patuh kepada Ayah dan Ibu. Jika suatu saat Nana sudah dewasa jangan pernah lupakan Ibu yah nak."

Setelah mendengar bisikan itu Nana semakin erat memeluk Ibunya. Nana terharu dan bahagia. Kemudian Nana juga berbisik kepada Ibunya.

"Nana sayang sama Ibu. Jangan dulu pergi yah bu... Nana masih rindu sama Ibu. Nana tidak akan pernah lupa sama Ibu karena Nana sayang sama Ibu..."

"Ibu tidak akan pergi-pergi lagi kok. Ya sudah, sekarang Nana mandi dan siap-siap ke sekolah." Hanifa selalu mengalihkan pembicaraan disaat Nana terlihat bersedih. Hanifa tidak pernah mau jika anaknya menjadi cengeng karenanya.

Sehari sebelumnya Firman dan Fina sudah membicarakan tentang ulangtahun Nana. Mereka sepakat jika setelah mengantarkan Nana ke sekolah Firman dan Fina akan mempersiapkan perlengkapan ulangtahun di rumah Firman.

"Nana cantik bangun nak... Mandi... Nanti telat ke sekolah!" Teriak Firman.

Disaat bersamaan Nana dan Hanifa tertawa ketika mendengar Firman teriak. Nana berlari mengambil handuk kemudian mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

Setelah semua telah siap maka mereka berangkat. Di tengah perjalanan Nana berkata, "Ayah... Hari ini Nana ulang tahun."

"Memang iya nak, nanti sepulang sekolah kita pergi makan-makan yah..." Jawab Firman yang ceria.

Dari kursi belakang Hanifa yang ikut berkata, "Dasar Ayah yang gak peka! Ucapkan selamat ulangtahun kek ke anaknya."

Mendengar kata makan-makan bagi seorang anak kecil yang belum mengerti tentang perasaan yang disebut Baper pastilah sangat menyenangkan apalagi jika makanan yang dia bayangkan adalah sebuah kue ulangtahun dan makanan-makanan yang ada di sebuah restoran cepat saji.

"Yee... Yee... Yeehh... Makan-makan... Ada kuenya juga kan?" Nana begitu heboh dan senang.

"Iya sayang ada kue juga." Jawab Firman tersenyum bahagia melihat anaknya yang senang.

Setelah sampai di sekolah, Nana dan Firman turun dari mobil. Sampai di depan kelas, Firman mencium Nana kemudian berbisik "Selamat ulangtahun sayang, belajar yang giat supaya jadi anak yang pintar."

Nana mencium Firman dan tersenyum mengucapkan terimakasih kemudian berlari ke dalam kelas.

Di tempat yang lain, Fina telah bersiap-siap untuk menemani Firman. "Hari ini ulangtahun Nana, aku ingat disaat masih kecil dulu kalau ulangtahun selalu minta hadiah yang banyak sama Mama dan Bapak, selalu dimanja sampai saat ini. Kasihan Nana di tiap ulangtahunnya hanya ditemani Ayahnya tanpa kasih sayang seorang Ibu. Andai aku bisa menjadi Ibumu pasti aku akan selalu memanjakanmu." Fina begitu kasihan dan sayang kepada Nana.

Dering telepon Fina berbunyi. "Pasti telepon dari Kak Firman."

Ternyata memang benar itu adalah telepon dari Firman.

"Halo kak, Iya aku sudah siap! Tinggal menunggu jemputan dari kakak. Hehehe..."

Tidak lama lagi Firman datang untuk menjemput Fina. Setelah mengantar Nana Firman langsung menuju ke tempat Fina. Hari ini Firman tidak masuk kantor, beberapa hari sebelumnya ia telah mengurus cuti untuk beberapa hari yang dimulai pada hari ini. Selama perjalanan Firman selalu memikirkan dan terbayang wajah Fina. Ia hanya tersenyum dan menganggap itu hanyalah sebuah rasa pertemanan biasa. Bagi Firman ada banyak kesamaan antara Fina dan Hanifa. Perasaan ceria yang dirasakan Firman ketika berada di dekat Fina juga sama ketika berada di dekat Hanifa, baginya mereka sama-sama bisa menghidupkan suasana dan selalu ceria.

1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang