29 | K A T A

3.7K 477 29
                                    

"HAYOOO, lagi ngapain?"

Atik terlonjak kaget begitu Rhum mengagetkannya di saat ia sedang fokus menonton drama korea terbaru Jang Geun Suk--Switch, yang ia download semalaman akibat tidak bisa tidur.

"Rhuuum, kamu tuh, ya! Bikin aku jantungan tahu nggak sih!"

Medina yang ikut serta di belakang Rhum terkikik geli. Kadang, dua sahabatnya memang seseru ini. Atik yang memang terkejut terlihat menekuk wajahnya. Bibirnya mengerucut.

"Lho, nonton drakor? Katanya udah berhenti? Ghodul bashor. Takut tenggelam lagi lihat oppa-oppa?"

Seketika Atik menekan enter untuk mem-pause drakor yang sedang ia tonton.

"Eh, ini... anu, Rhum. Drakornya Jang Geun Suk terakhir sebelum wamil. Aku penasaran, jadi ya...." Atik menggaruk lehernya sambil nyengir lebar. Sementara Rhum dan Medina tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak apa-apa, santai aja, Tik. Kita kan bukan polisi yang lagi ngegrebek orang. Iya kan, Mei?"

Medina mengangguk. Ia duduk di samping Atik. Memang, habis dhuhur seperti ini suasana sekretariat LDF akhwat sedang sepi. Cocok untuk neduh atau mengerjakan tugas. Kadang, ada yang nonton film atau sekedar streaming, seperti Atik.

"Eh?"

"Tapi nggak perlu bohong juga kali, Tik. Pakai bilang sakit perut dan butuh istirahat di sekre. Sampai absen kelasnya Pak Wiyoko lagi. Padahal tadi lagi seru loh, dikasih tugas buat belajar makna sebuah ungkapan melalui adegan gitu. Matkul Semantik emang seru sih. Terus karena anak-anak pada tahu nih tentang rencana teater persahabatan kita sama RK, Medina sama Ghazi diminta untuk nyontohin di depan kelas."

"Masa?" Atik berseru tidak percaya. Sementara Medina yang menjadi objek pembicaraan mereka menggeleng-geleng. Hanya tersenyum.

"Cieee," seru Atik. Membisikannya ke telinga Medina.

"Kok dicein sih, emang kenapa?"

"Nggak apa-apa, Rhum. Cuma pengen cie aja. Nggak bisa bayangin Medina duet bareng Ghazi di depan kelas."

"Lha, kan mereka udah sering tampil bareng di latihan."

"Iya sih. Tapi kan beda kalau di kelas. Tahu sendiri Ghazi kalau di kelas Semantik senyebelin apa."

Rhum mengangguk, sepakat. Di antara mereka bertiga memang hanya Atik yang berbeda jurusan. Hanya di beberapa mata kuliah saja mereka bisa satu kelas. Tetapi kadang Rhum juga mendapat kelas yang berbeda dengan Medina, karena gadis itu mengambil beberapa mata kuliah semester atas.

"Yaudah ah, nggak usah bahas dia," kata Rhum. Tahu kalau Medina tidak suka dikait-kaitkan dengan cowok manapun. "Eh, minta, ya?" Rhum mencomot cemilan Atik. Amunisinya untuk menonton drakor hari ini. Atik mengiyakan.

"Kok bolos?" Medina menjawil lengan Atik, penasaran atas alasan Atik yang memilih bolos mata kuliah demi nonton drakor.

"Kan tadi udah bilang kalau sakit perut. Nggak bisa konsen."

"Tapi malah nonton drakor?"

Atik kembali nyengir lebar. Ia memang sedang sakit perut. Nyeri akibat datang bulan. Biasanya, kalau sedang datang bulan, imannya suka kadang-kadang turun. Dan kebiasaan-kebiasaan buruknya suka kambuh. Seperti saat ini, ia bahkan tidak tahan saat membaca berita di LINE Today mengenai drakor terbarunya Jang Geun Suk sebelum wamil.

"Ye, ditanya malah nyengir-nyengir kamu, Tik." Rhum menimpali.

"Emang nonton drakor itu nggak boleh, ya?"

La fadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang