'Bab 6 (Pernikahan)'

Start from the beginning
                                    

"Maaf ya, Mah ... Pah, aku telat!" ucap seorang laki-laki yang tampak merasa bersalah sembari menyalami tangan Linda dan Haris.

Linda mendengus pelan. "Kebiasaan deh, apa-apa suka telat. Untung belom selesai acaranya, sama aja kamu sama papa kamu," kesal Linda.

Haris justru tertawa. Mengingat dulu saat ia masih muda pun hobi sekali terlambat. Dan kebiasaannya itu menurun pada anak bungsunya. "Yaudah salaman dulu sama orang tuanya kakak ipar kamu, abis itu samperin tu kakak kamu."

"Ayay kapten!" Laki-laki itu pun berlalu dari hadapan Linda dan Haris.

"Liat tuh, dia mirip banget sama kamu dulu." Linda mendelik kesal.

Haris kembali tertawa. "Nanti juga bakal ilang, kalo udah punya istri. Kayak aku pas udah sama kamu," goda Haris sembari mengerlingkan matanya.

Di tempat lain setelah menyalami orang tua Khaira, laki-laki itu bergegas menemui Dirga. Langkahnya melambat saat melihat perempuan yang kini bersanding dengan Dirga. Tiba-tiba saja hatinya tersayat mengetahui perempuan yang telah sah menjadi istri Dirga.

Khaira yang tengah melihat kerumunan orang-orang di depannya,mengalihkan pandangannya ke samping.

Deg!

Seakan tersambar petir di siang bolong, tubuhnya mematung seketika. Pandangan keduanya bertemu, tampak sorot kesedihan dalam mata keduanya. Sayangnya, keduanya sama-sama tidak bisa menangkap raut kesedihan pada masing-masing sorot mereka.

"Maaf ya, Ga! Gue telat," ucap laki-laki itu setelah berhasil menetralkan kembali wajahnya. "Selamat ya, bro! Gue seneng akhirnya lo nikah juga."

Dirga mendelik kesal, tapi selanjutnya mereka berdua kompak menepukkan tangan mereka. "Kebiasaan lo, Jar!" Iya, adik Dirga adalah Fajar.

Dirga dan Fajar sibuk mengobrol tidak jelas, sementara Khaira hanya terdiam dengan rasa sakit yang seakan menghantamnya. Ia tidak tahu kalau Fajar adalah adik dari Dirga. Entah dunia yang terlalu sempit atau takdir yang sengaja menempatkannya dalam posisi seperti ini. Khaira tidak tahu lagi mampukah ia bertahan dalam keadaan serumit ini.

Setelah menemui Dirga, Fajar berlanjut bergeser ke Khaira. Tanpa keduanya tahu masing-masing jantungnya berdetak begitu kencang. Fajar tampak terdiam sebentar, rasanya ia tidak sanggup berbicara sepatah katapun saat ini. Laki-laki itu mengembuskan nafas panjang sebelum akhirnya ia tersenyum.

"Selamat ya, Khai! Saya gak nyangka kalo kamu yang bakal jadi kakak ipar saya." Fajar tertawa.

Khaira tidak sanggup menjawabnya. Sedikit saja ia berbicara, maka air matanya akan tumpah. Ia hanya bisa tersenyum getir.

"Dirga orang yang baik, Khai. Bahkan dia yang dulu sering ngajarin saya tentang agama. Kemauan kamu saat SMA dulu, sudah terjawab sekarang. Saya senang kamu sudah menemukan sosok imam yang bisa membimbing kamu." Fajar kembali tersenyum.

Di sebelah Khaira, Dirga memandang bingung keduanya. "Kalian saling kenal?" tanya Dirga.

Fajar menoleh. "Dia adik kelas gue pas SMA dulu," jawab Fajar. "Eh inget ya, jangan pernah buat Khaira sedih." Fajar menatap tajam Dirga. Ia tahu betul sikap Dirga yang sangat dingin dengan perempuan, ia takut sewaktu-waktu sikap dinginnya menyakiti Khaira.

"Udah ya, ada tamu tuh. Kasian kalo tamunya nungguin kita ngobrol," tukas Fajar, ia menatap Khaira sebentar sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Khaira dan Dirga.

Mereka bertiga begitu mudah memainkan peran agar terlihat bahagia, dengan membohongi hati mereka sendiri. Walau mereka tahu hati mereka meronta-ronta ingin di dengarkan.

Hari ini yang harusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi para mempelai juga keluarga. Justru hari ini adalah hari yang paling menyakitkan. Dimana mereka harus bertahan dengan hati yang seakan dihujani puluhan belati.

Sakit, perih, sesak! Tapi mereka tidak bisa melawan. Demi kebahagiaan keluarga mereka, tiga hati tersebut rela terluka.

Takdir yang begitu jahat? Tidak. Karna ketiganya yakin kalau akan ada waktu dimana semuanya akan bahagia. Kapan waktunya? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah semua kesedihan ini ada hikmahnya, dan akan tergantikan dengan kebahagiaan yang tiada tara.

***
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semoga kalian suka ya sama ceritaku. Btw, ku buatnya sambil dengerin lagu Ayusitha-Tuhan Berikan Aku Cinta. Karena menurut aku lagunya ngena banget, dan bisa buat aku lebih menghayati ceritanya. Tapi kalo feel-nya kurang, mohon maaf ya. Aku baru dalam dunia menulis cerita yang panjang gini😁 lebih sering nulis cerpen soalnya.


Oiya kalau ada kesalahan dalam penulisanku, bisa dibenarkan di komentar :)

Syukron Katsiiran ♥

' Takdir Cinta 'Where stories live. Discover now