mata itu

213 22 10
                                    


"Kamu bolos lagi, sekarang apa alasanmu?" tanyaku pada siswa yang kerap bermasalah di kelasku, sebagai wali kelas aku sudah menasihatinya bolak balik, namun hasilnya nihil. Hanya yang aku herankan, Sofyan, siswaku ini tak pernah melawan apapun yang aku katakan, ia hanya menunduk menatap lantai.

Ia anak dari keluarga tak mampu, bapaknya sudah lama meninggal, kakaknya bekerja sebagai penjaga malam di sebuah pabrik dan ibunya yang sakit-sakitan, alasan Sofyan membolos kali ini karena bekerja sebagai pengojek online malam hari dan pagi hari ia terlambat bangun.
"Bekerjalah dengan jujur, jangan pernah berbohong dalam hal apapun," ujarku sambil memberinya uang 50.000. Ia menatapku lama dengan mata berkaca-kaca.

Malam ini aku baru saja mengantar suamiku ke terminal bus mengendarai motor, besok pagi ia harus checkin jam 7 sebagai peserta diklat. Suamiku berpesan agar aku hati-hati. Aku pulang saat bus yang ditunggu datang, melewati tempat yang cukup ramai meski sudah jam dua dini hari. Saat melewati belokan di perempatan tiba-tiba dompet yang aku pegang dengan tangan kiri ditarik seketika dan aku beteriak "Copeeeet",sekilas pencopet itu menoleh padaku, oh mata itu, dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, beberapa orang berusaha mengejar namun sia-sia, dalam hati aku berdoa semoga dia pergi jauh, Sofyaaan, mengapa?

Bingkai Kehidupan (Antologi Cerpen)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें