Part 24 - End

4.1K 358 80
                                    

Apa yang dikatakan Dr. Kim benar, bukan jeruji besi melainkan inilah hukuman yang sebenarnya untuknya.

Sekarang Won Woo tidak tahu harus berbuat apa. Bertemu dengan Min Hee jelas bukan rencana yang bagus, melihat senyum gadis itu yang manis, mendengar suaranya yang ceria, dan matanya! Betapa itu pasti akan sangat menyakitkan!

Tiap kali mereka saling menautkan pandangan dengan dalam tidak pernah ada kepercayaan untuknya dalam hati Min Hee. Tiap kali mereka saling bersentuhan dengan mesra tidak pernah pula ada harapan tentangnya dalam benak gadis itu, yang ada hanyalah sebuah kekeliruan.

Apa? Untuk bertahan hidup?

Won Woo tertawa miris. Ia sempat bimbang karena perlakuan Min Hee padanya... Tidak! Ia tahu kalau itu sama sekali bohong. Mungkin awalnya ia memang sempat bimbang, tapi entah sejak kapan hatinya mulai terasa jelas, kalau ia telah jatuh hati pada gadis itu.

Ia hampir sakit merindukan Min Hee siang malam selama ditahan. Sementara gadis itu... Min Hee merindukanku dalam kekeliruan.

Benar-benar adil dunia ini!

Saat ini Won Woo sedang duduk termenung sendirian di sebuah kafe yang sering ia kunjungi semasa sekolahnya dulu. Di depannya ada segelas americano yang belum terjamah sejak ia memesannya satu jam yang lalu. Ia mulai mengetuk-ngetuk meja dengan ujung kuku-kukunya, tampak sedang berpikir dan menunggu seseorang yang mulai ia curigai tak akan datang.

Setelah keputusasaannya mengalahkan rasa ingin bertemu, barulah orang yang sedari tadi ditunggunya muncul dengan kata maaf yang sebenarnya tidak banyak membantu. Ia hampir menggusari orang itu, tapi tidak jadi karena terlalu malas.

"Kau sudah lama di sini?" tanya orang yang baru datang itu. Won Woo menebak bahwa orang itu sedang basa-basi saja jadi ia tidak repot-repot menjawabnya.

"Eiii.... ayolah!" Orang itu yang tidak lain adalah Min Gyu menepuk pundak Won Woo dengan akrab. "Kita rayakan hari bebasmu. Kau mungkin seharusnya mengajak pacarmu itu kemari. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya."

"Kau tidak perlu bertemu dengannya jika benar-benar ingin tahu. Aku bisa menjawabnya untukmu," kata Won Woo lemah.

"Benarkah? Kalau begitu kau tahu kenapa dia bisa menyukaimu? Maksudku, kau kan penculiknya."

"Dia sakit. Itulah kenapa dia bisa menyukaiku," jawab Won Woo hambar.

Min Gyu mengerutkan kening tak paham. Dan Won Woo bisa melihat kerut wajah Min Gyu yang minta penjelasan lebih atas penuturannya yang tidak relevan.

"Katanya ada hal gila semacam itu dalam dunia medis. Seorang korban penculikan yang menyukai penculiknya sendiri."

Min Gyu tampaknya kurang percaya dengan cerita Won Woo yang malah hampir seperti sebuah novel fiksi di telinganya, tapi ia tidak berani menanggapi Won Woo yang sedang serius-seriusnya saat ini.

"Aku tahu. Konyol, bukan?" Won Woo tersenyum getir.

"Jadi... jadi hal itu yang membuatnya berbohong di persidangan?" Min Gyu berusaha meladeni.

Won Woo mengangguk pelan. Ia tidak yakin bahwa kata menyukai tepat untuk mendeskripsikan perasaan Min Hee padanya, mungkin sebuah delusi dalam usaha pertahanan hidup jauh lebih cocok.

"Itu terdengar konyol dan masuk akal pada saat yang bersamaan." Min Gyu mengomentari. "Tapi kenapa kau terlihat sedih?" tanyanya.

Won Woo menarik bibirnya sebelah, tak berniat menjawab karena ia sudah terlalu menyedihkan dengan rasa sukanya yang tak terbalas. Setelah membiarkan dialog tak terisi beberapa detik, Won Woo menarik napas beratnya. "Aku akan meninggalkan Korea, secepatnya," katanya.

SYNDROME ||Jeon Won Woo|| ✔Where stories live. Discover now