Part 11

3.2K 368 4
                                    

Nyonya Lee yang merasa putus asa pun melaporkan penculikan anaknya pada pihak berwenang. Ia juga mengajukan tuntutan pada siapapun yang telah menjahati anaknya, dan menyerahkan video itu sebagai bukti.

“Saya mungkin tidak seharusnya melaporkan ini. Anak saya bisa saja semakin terancam, tapi saya benar-benar tidak tahu harus melakukan apa selain ini,” ucap Nyonya Lee sambil terisak di kantor polisi pusat.

Seorang polisi menyodorkan segelas minuman pada Nyonya Lee. “Anda sudah melakukan hal yang benar. Percayakan semuanya pada kami!” kata polisi itu.

“Saya hanya ingin anak saya pulang dengan selamat.” Nyonya Lee mengakhiri laporannya. Di sampingnya ada Tuan Cha yang terus mengusap punggung istrinya agar berhenti menangis.

“Saya harap bisa menerima perkembangannya secepat mungkin.” Tuan Cha menambahkan.

Polisi yang mencatat laporan tersebut memberi senyuman menjanjikan.

Setelah itu, pihak polisi pun langsung mengusut kasus itu secepat mungkin. Mereka melacak sinyal aktivitas terakhir ponsel Min Hee dan berhasil menemukan titik merah di kawasan Distrik Yongsan. Dua mobil polisi pun segera di kerahkan menuju lokasi sinyal merah.

Sirine mobil polisi membelah jalan Distrik Yongsan malam itu, dan berhenti tepat di depan sebuah tempat karaoke. Menurut hasil pencarian, di situlah sinyal merah berasal.

 Menurut hasil pencarian, di situlah sinyal merah berasal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada tujuh orang polisi yang turun dari mobil. Mereka masuk dan menggeledah tempat karaoke tersebut dan membuka satu per satu ruangan yang ada di dalam. Akibatnya, para pengunjung sangat terkejut dan ketakutan.

“Ada apa ini?” tanya pemilik karaoke, yang tidak lain adalah Won Woo.

“Kami diperintahkan memeriksa tempat Anda, karena dianggap sebagai tempat penculikan,” jawab seorang perwakilan polisi.

Wajah Won Woo berkedut tak tenang. Tapi dalam sedetik, ia sudah bisa menguasa dirinya lagi. “Itu tidak mungkin,” sanggahnya.

“Maaf! Tapi kami harus membuktikan hal itu sendiri. Mohon kerja samanya.” Polisi itu menimpali tak ramah.

“Kalian telah membuat takut pengunjungku. Bagaimana bisa aku bekerja sama sesuai keinginan kalian?” Won Woo menimpali.

“Jangan ada yang bergerak!” teriak seorang polisi sambil mengacungkan pistolnya ke arah pengunjung.

Saat hendak memeriksa pengunjung, para polisi tiba-tiba mendapat pesan suara dari rekan mereka yang ada di kantor pusat melalui alat yang terpasang di telinga mereka, bahwa sinyal merah sedang bergerak menjauhi bangunan karaoke tersebut.

“Apa?” Seorang polisi meminta penjelasan. “Tidak ada di sini? Ke arah mana sinyal itu pergi?”

Polisi-polisi itu menyeret kaki mereka keluar, kecuali polisi yang berargumen dengan Won Woo sempat menatap Won Woo dengan tajam, tampak tidak senang. Tapi Won Woo membalasnya dengan santai.

Setelah para polisi itu pergi, kepanikan Won Woo baru menjalari setiap sel darah yang mengalir di seluruh tubuhnya. Ia tidak menggubris para pengunjungnya dan langsung melangkah dengan gusar melewati lorong.

Jika semakin masuk ke dalam bangunan, hanya butuh dua belokan untuk bisa mengantarnya ke ruang pribadinya. Ia segera mencari ponsel Min Hee di laci, namun tidak ada di sana. Hilang. Tapi ia tak yakin benda itu benar-benar hilang, kecuali ada seseorang selain dirinya yang mengambil.

Won Woo berpikir keras, otaknya berusaha menebak siapa pelakunya.

Bo Hyuk.

Tidak salah lagi.

***

Seorang pemuda berkupluk mengayuh pedal sepedanya dengan kecepatan tinggi. Mata elangnya menerjang terpaan angin malam yang berusaha mengiris kedua bola matanya itu dengan perih. Ia terlihat seperti sedang dikejar, tapi tidak ada siapapun atau apapun di belakangnya.

Pemuda itu memberhentikan sepedanya di tengah jembatan. Ia merogoh saku hoodie-nya untuk mengambil sebuah ponsel. Ia menjatuhkan ponsel itu tepat ke dalam air sungai yang sedang mengalir di bawah kakinya. Lalu tersenyum penuh kemenangan.

Pemuda itu kembali memutar haluan menuju tempat ia datang tadi. Dari kejauhan, sayup-sayup ia mendengar bunyi sirine polisi yang mendekat ke arahnya.

Lalu dua buah mobil polisi berpapasan dengannya dan hanya melewat saja. Pemuda itu menyeringai melihat polisi yang begitu tolol karena mudah dikelabui. Setelah dua mobil itu melaju jauh, ia baru membuka kupluk yang menutupi kepalanya.

Orang itu adalah Jeon Bo Hyuk.

Bo Hyuk yang mengambil ponsel Min Hee di laci kakaknya beberapa saat sebelum polisi datang. Ia mengetahui pergerakan polisi karena tanpa sepengetahuan kakaknya masih mengawasi kediaman Tuan Cha.

Bo Hyuk sempat melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa orang tua Min Hee datang ke kepolisian. Oleh karena itu, ia segera pulang dan mengambil ponsel Min Hee yang jika saat itu sampai ditemukan bisa menjadi bukti utama atas kejahatan kakaknya.

Bo Hyuk memarkirkan sepedanya di depan bangunan karaoke lalu masuk ke dalam. Ia bermaksud menemui kakaknya yang sedang berada di kamar.

Sesaat setelah membuka pintu sebuah pukulan menyambut kedatangannya. Ia langsung jatuh tersungkur karena ketidaksiapannya.

“Sudah berapa kali kubilang, jangan ikut campur!” teriak Won Woo.

“Jika aku tidak melakukannya, kau bisa...” Bo Hyuk yang hendak membela diri tidak melanjutkan kalimatnya. Ia merasa benar-benar tidak ingin membicarakan hal itu.

“Polisi hampir menangkapmu, bodoh!” kata Won Woo penuh emosi. Ia sampai mengacungkan telunjuk tepat di depan wajah adiknya saking marahnya.

“Apa-apaan ini!” Bo Hyuk bangkit dengan amarah. “Kau melindungiku, tapi kau marah saat aku melakukan hal yang sama padamu.”

“Kau tidak perlu melindungiku,” kata Won Woo. “Atau setidaknya beri tahu aku sebelumnya.”

“Kejadiannya sangat cepat. Aku bahkan hampir tidak punya kesempatan untuk membawa ponsel itu pergi,” jelas Bo Hyuk. Kini suaranya mulai melunak kembali.

Won Woo menepuk pundak adiknya. “Aku senang kau tidak apa-apa,” ucap Won Woo pada akhirnya. Kecemasan yang sempat menggerayaminya mulai memudar dan hilang. Ia menghela napas dengan berat, kemudian duduk di tepian ranjang.

Won Woo menutupi wajahnya dengan kedua tangan, menyadari bahwa kecemasan yang lain datang menggantikan yang telah pergi.

Apa yang akan dia lakukan pada Min Hee, itulah yang menjadi pertanyaannya sekarang.

***

TBC

SYNDROME ||Jeon Won Woo|| ✔Where stories live. Discover now