18. Khawatir

3K 195 8
                                    

🍁🍁🍁

Jungyeon menatap jengah tumpukkan berkas yang ada di hadapannya.

"Oh tuhan... Kapan ini akan selesai?" gumam Jungyeon. Ia sudah sangat kelelahan sekarang, bahkan ia tadi melewatkan makan siangnya. Ia mengira berkas-berkas itu akan selesai tepat pukul satu siang. Namun nyatanya? Bahkan Jungyeon masih tertahan di dalam kantor hingga menjelang malam.

Drtt... Drtt...

Ia melirik ponselnya sekilas. Matanya membulat ketika mendapati nama Kyuhyun bertengger manis di layar ponselnya. Oh astaga, Kyuhyun menelponnya. Apa yang harus ia katakan sekarang?

Dengan napas tertahan, Jungyeon mengangkat telepon dari Kyuhyun.

"H-halo,"

"Sayang? Kau dimana sekarang? Masih berada di kantor kah?"
Tanya Kyuhyun dengan nada khawatir yang begitu terdengar di telinga Jungyeon.

'Apakah dia mengkhawatirkan diriku?'
Jungyeon hanya mampu menyerngit heran.

"Ya, oppa. Pekerjaan ku sangat menumpuk, tapi sebentar lagi aku pasti akan segera tiba di rumah." ujar Jungyeon sembari merapihkan meja kerjanya dari berkas-berkas laknat itu.

"Tetap berada disana. Aku akan menjemputmu."

"T-tapㅡ"

"Kau tau aku sangat tidak menyukai penolakan Yeon."

"Hah... Baiklah."

Sambungan telepon terputus begitu saja. Ingin rasanya Jungyeon mengumpati Kyuhyun yang selalu saja seenaknya mematikan panggilan secara sepihak.

"Huh, sabar Yeon-a sabar.. Kau adalah gadis penyabar, jadi tidak boleh marah-marah pada Kyuhyun Oppa." ujar Jungyeon sembari berusaha menenangkan gejolak dalam hatinya yang tiba-tiba saja menumpuk. Sungguh.. Ia ingin sekali menghajar wajah tampan milik Kyuhyun-nya.

Tak lama berselang, Jungyeon mendengar sebuah ketukan dari luar ruangannya.

"Cepat sekali dia sampainya." Jungyeon segera bergegas merapihkan mejanya yang sedikit berantakan, kemudian mengambil tasnya dan berlalu ke arah pintu.
"OPPㅡ Loh? Kenapa tidak ada orang?" Jungyeon mengedarkan pandangannya ke segala tempat. Ia tidak mungkin berhalusinasi kan?

'Aku sangat yakin sekali kalau tadi ada yang mengetuk pintu ruangan ku. Tapi? Kenapa tidak ada orang sama sekali?'

Melihat suasana di kantornya yang sangat mencekam, membuatnya melangkah lebih lebar untuk segera meninggalkan tempat itu.

Tetapi saat ia akan menekan tombol yang ada di lift tiba tiba saja,

"Kau tidak akan bisa lari dariku, nona Kim." seseorang berujar dengan nada mematikan. Belum sempat ia membalikkan badan, seseorang itu sudah lebih dulu membiusnya hingga dirinya tak sadarkan diri.

"Halo, Bos. semuanya berjalan dengan lancar. Aku akan segera membawa nona Kim kehadapan mu."

''Bagus, segera bawa kemari dan aku akan segera memberinya pelajaran" ujar seseorang di seberang sana sembari mengeluarkan smirk andalannya. Setelahnya ia segera mematikan sambungan telepon tersebut.

"Kau akan mati di tangan ku, Yeon..."

***

"Sial! Sayang! Kau ada dimana?" ucap Kyuhyun sembari melangkah lebih lebar untuk menjelajahi seisi ruangan milik Jungyeon.

She or Me? [END✓]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin