You To Me

2.6K 259 9
                                    










Setelah pertandingan Indonesia Master, aku memiliki jeda libur yang cukup panjang. Aku memilih untuk mengantar keluargaku kembali ke Jogja. Sekaligus melihat rumah Afrina yang sudah selesai di renovasi hanya tinggal tahap finishing alis mendekor rumah saja.

"Dek .. kamu gak punya bisnis atau apa gitu buat pegangan kamu setelah pensiun jadi athlete?" Tanya mama saat hanya tinggal kami yang masih terbangun Afrina dan anak-anak sudah tertidur.

"Afrina beli tanah sama sawah ma .. " jawabku kemudian.

"Mama kemarin sebelum berangkat ke Jakarta sempet dikasih Afrina, buku tabungan Haji dan dia bilang kalo mama bisa berangkat haji karena sudah melengkapi segala persyaratan hanya tinggal menentukan kapan mama mau berangkat .." cerita mama yang membuatku tersenyum.

"Ma .. Afrina udah punya niatan ini dari lama, bahkan sebelum punya Lani dia sudah punya keinginan bisa berangkat pergi haji bersama keluarga .." jelasku yang membuat mama cukup terkejut.

"Tapi ini kok cuman mama?" Tanya mama heran.

"Hmm .. enggak kok ma .. sama Rian juga. Sama orang tuanya Afrina, bapak,ibu, ayah-bunda juga sebenernya Afrina mau ikut tapi digantikan sama mas Rangga dia gak tega ninggalin mas sana Lani." Tidak lama aku mendengar Lani yang menangis.

Aku menggendong Lani, Afrina sempat terbangun. Kebetulan kita semua pergi jalan balik ke Jogja menggunakan kereta, sekalian mampir ke rumah kakaknya papa budhe Ngatmi aku mengenal nya.

Beliau belum pernah ngeliat anak-anakku, kebetulan beberapa bulan belakangan beliau sakit-sakitan.

"Kalian?" Tanya mama terhenti.

"Ngomongin apasih ma?" Tanya Afrina yang merubah posisi lalu menempatkan Arifin di bagian pahanya agar Arifin nyaman tertidur.

"Soal naik haji .." jawabku.

"Oalahhh .. kita berdua nabung buat bisa berangkatin, mama, bapak-ibu, ayah-bunda, sekalian mas Rian dan juga mas Rangga." Jelas Afrina yang membuat mama berkaca-kaca.

"Mama berangkat buat mama sendiri, biar mas Rian berangkat buat papa ya ma .." mama hanya mengangguk tapi matanya berkaca-kaca.

"Mama akan berdoa buat kalian berdua, semoga kalian selalu dikasih berkah ya nak .." aku mengangguk sambil dalam hati aku mengamini doa mama.

Kami sekeluarga akhirnya sampai di Pati, rumah budhe Ngatmi. Aku sengaja menyewa Uber salah satu taxi online yang bisa digunakan disini. Aku membantu Afrina dengan menggendong Lani.

"Pak tolong ke alamat ini ya .." pintaku ke bapak supir yang menyetir.

"Oh .. baik mas .. " bapak itu menyanggupi.

Ternyata dari stasiun ke rumah budhe lumayan jauh. Perjalanan kita hingga bisa sampai di rumahnya budhe hampir satu jam.

"Loh .. ibu .. ada Rian sama bulek, Rian bawa istri sama anaknya juga!" Kata mas Zaky anak bungsu budhe Ngatmi.

Aku hanya tersenyum dengan sambutan mas Zaky, dari kecil kami memang jarang bertemu. Sekalinya bertemu bisa langsung heboh main kesana - kesini.

"Hallo mas apa kabar?" Tanyaku saat kami sekeluarga sudah berdiri di depan teras rumah.

"Alhamdulillah weehh lhadalah ada athlete badminton main kerumah!" Ledek mas Zaky, aku hanya tertawa.

"Oiya kenalin mas .. ini istriku, ini anak sulung ku .. yang ini paling kecil namanya Lani!" Aku memperkenalkan keluarga kecilku kepada mas Zaky.

The Kind Of LoveWhere stories live. Discover now