Three Month

3.5K 260 28
                                    


Setelah tahu kondisi ku yang sedang berbadan dua, banyak orang yang bener - bener merhatiin Sampek perintilan kecil. Termasuk mama yang heboh dan gak lupa selalu ngingetin aku buat selalu minum susu ibu hamil sebelum tidur.

Bulan ini bukan hanya aku yang bahagia, tapi Nabilla juga bahagia. Hari ini di adakannya resepsi pernikahan Nabilla dan juga Kevin. Mereka sebenernya juga sudah melakukan pemberkatan di Austria. Sesuai dengan impian Nabilla, dan mereka melakukan resepsi di Banyuwangi, tempat kelahiran Kevin.

Banyak keluarga berkumpul, baik keluargaku dan keluarga Nabilla semuanya berkumpul untuk merayakan suka cita. Nabilla terlihat sangat bahagia.

Mas Rian ekstra jagain aku, selalu takut kalo aku aneh-aneh. Bunda yang selalu merhatiin pola makanku. Ibu yang selalu ngelarang melakukan ini dan juga itu. Mama yang sibuk dengan Arifin.

Setelah pesta seharian, kami memutuskan untuk langsung pulang ke hotel. Aku sudah sangat lelah. Mas Rian hari ini baik banget dia yang ngurusin Arifin seharian. Dihotel kami kebagian hanya satu kamar, Arifin diajak tidur bareng sama bapak - ibu gak mau, maunya sama aku dan mas Rian. Arifin kalau memanggil ibuku dengan sebutan Mbahbu yang artinya 'embah ibu'. Untungnya ada twins kasur dihotel. Mas Rian benar - benar ekstra ngurusin Arifin yang kelihatannya rewel terus. Banyak mintak ini dan itu, pola makannya juga kurang banget.

"Anak ibu yang ganteng dewe (sendiri) jangan nakal ya nak .. anak ibu kan Sholeh .. gak boleh nakal ya nak, yang nurut sama ibu sama ayah, sama Uty juga. Ibu itu sayang sama mas .. mas itu mau jadi kakak, nanti kalo ibu kerja mas ya yang jagain adek .. kalo mas nakal siapa dong yang jagain Uty sama adek dirumah kalok ayah sama ibu kerja .." bisikku di telinga Arifin yang tertidur.

"Ibu ..." Panggil Arifin yang membuatku terkejut. Tiba-tiba Arifin menangis dengan keras.

Mas Rian yang awalnya di luar kamar langsung masuk ke dalam kamar. Aku menyuruh mas Rian untuk tidak mendekat ke arah kami. Posisi memang aku memeluk Arifin diatas kasur. Arifin sendiri tidur menyamping memelukku.

"Nanti kalo adek lahir, Arifin gak disuruh tinggal sama bunda kan Bu?" Pertanyaan Arifin lantas membuat kami berdua terkejut bukan main.

"Ihh .. kata siapa mas mau tinggal sama bunda? " Tanyaku ke Arifin.

Mas Rian memilih untuk melipir masuk ke kamar mandi entah ngapain.

"Gak tau Bu .." Jawab Arifin.

"Enggak .. Arifin tetep tinggal sama ibu, sama ayah terus Uty. Kalok mas ikut bunda yang jagain Uty di rumah siapa kalo ibu kerja, ayah juga kerjanya jauh?" Tanyaku sambil tersenyum mengelus puncak kepalanya.

"Mas gak bakalan ikut bunda kan Bu?" Tanya Arifin memastikan.

"Ayah gak ngijinin mas ikut bunda, nanti ibu dimarahin ayah kalo mas sama bunda!" Bujuk ku supaya Arifin diam.

Arifin masih menangis sesenggukan. Tidak lama mas Rian keluar dengan pakaian santai. Kaos oblong dan juga celana pendek selutut.

"Sini sama ayah, biar ibu istirahat ya kasian adek, nanti gak tidur - tidur adeknya .." bujuk mas Rian yang merentangkan kedua tangannya agar Arifin menghampirinya.

"Aku bawa dia jalan keluar dulu.." pamit mas Rian aku hanya mengangguk mengiyakan.

Tidak lama mas Rian keluar dari kamar hotel. Aku memilih tiduran sambil memainkan ponselku. Aku masih bertukar pesan dengan Nabilla. Tiga puluh menit kemudian mas Rian balik lagi masuk kamar dengan Arifin yang tertidur di gendongannya.

"Beberapa hari ini sii mas mungkin lagi khawatir.." kataku yang memulai obrolan, setelah mas Rian menidurkan Arifin ke kasur.

"Iyaa mungkin itu yang jadi kepikiran buat dia, ada rasa kurang percaya sama kita pastinya, kita harus bisa bikin dia yakin kalo kita sayang sama sii mas." Jelas mas Rian. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Adek gimana sehat?" Tanya mas Rian kemudian yang langsung menghampiri ku yang semula duduk bersandar di kasur sebelah.

"Rewel gak dia?" Tanya mas Rian sambil mengelus perutku yang mulai membuncit.

"Enggak sih .." jawabku sambil berfikir.

"Aku enggak muntah - muntah, terus aku juga gak nyidam apapun." Kataku menerangkan.

"Makasih ya adek .. udah gak nyusain ibu, yang sehat ya disana, ayah, ibu sama mas nungguin adek disini .." pesan mas Rian yang berbicara didepan perutku, rasanya menggelikan yang membuatku ingin sekali tertawa keras. Namun aku berusaha menahannya.

"Amiinnn ..." Jawabku.

"Yaudah istirahat ya .. biar ayah aja yang nemenin mas tidur .." pesan mas Rian yang langsung naik ke kasurnya dengan Arifin.

Ke esokan harinya memang kita semua sekeluarga punya rencana buat jalan - jalan, hanya saja karena aku takut kecapekan karena perjalanan dari Banyuwangi ke Jogja itu jaraknya cukup jauh dan aku harus jaga kondisi. Keluarga yang lain masih jalan termasuk mas Rian yang nemenin Arifin. Aku sendiri ditemani Nabilla, kita menghabiskan waktu berdua buat ngobrolin soal suami masing - masing.

"Capek gua sama Kevin! Tuh orang gak mau ngalah sama sekali!" Keluh Nabilla.

"Yaudah sih Bill, gitu - gitu juga udah jadi laki sendiri..." Komentarku sambil tertawa.

"Iyee .. udah jadi laki gue aje masih banyak yang gosipin dia bareng sama cewek lain?" Keluh Nabilla.

"Laki gua juga .. tapi gua gak pernah peduli juga! Kalok sekarang sih masih fine tapi gak tahu kalo ntar hamil gua udah gede .. hormon ibu hamil gak bisa ditebak!" Candaku yang membuat Nabilla tertawa keras.

"But .. makasih banget yak, elu selalu ada bareng sama gua mau moment semenyedihkan gua dan sebahagia gua sekalipun elu orang pertama yang selalu jadi sandaran dan orang pertama yang gua cari kalo gua bahagia .. really - really happy without you" kata Nabilla yang membuatku seakan - akan ingin menangis.

"Makasih juga buat elu yang bikin gua ketemu sama lelaki yang baik, ayah yang baik buat anak - anak ku .." kataku sambil berpegangan tangan.

"Ini kita ngapain yak?" Tanya Nabilla yang membuat kita tertawa keras.

"Tiga bulan kehamilan aku lalui bersama elu, selamat berbahagia .." ucapku ke Nabilla.









Happy new year guys!!!!!

Part pertama dari keluarga Ardianto family!

Semoga tahun ini menjadi tahun keberkahan untuk kita semua! Yeayy ....

The Kind Of LoveWhere stories live. Discover now