Girls talk (?)

2.5K 232 7
                                    

















Jadi setelah makan malam, tiba - tiba gak tahu bagaimana ceritanya kita kayak bikin kelompok - kelompok gitu. Para ibu - ibu ada di halaman belakang sambil ngawasin anak - anak yang main lari - larian di halaman belakang, para ayah dan calon ayah ada di balkon atas. Terakhir para orang tua ada di ruang tengah.

Kita semua punya obrolan masing - masing. Seperti di meja kami, entah bagaimana awalnya kami bisa membuat konferensi meja bundar.

"Gila sih ya Acil dirumorkan sama Ginting mulu, padahal baru ketemu setelah sekian lama ..." ledek Acha.

"Apaan dah? Padahal itu pertama kalinya kita ketemu, waktu itu gua gak sengaja tuh bantuin istri apa udah jadi mantan sekarang?" Tanya Acil sambil bercerita soal awal pertemuannya dengan Ginting.

"Dia lebih tua setahun dari Ginting tapi manggil Ginting mas .. " goda Acha.

"Dulu kan sebagai formalitas biar sopan gitu, kan dulu awal kerja mana tahu kalo dia lebih muda umurnya timbang gua .." tanggap Acha atas godaan demi godaan dari Acil.

"Lha sekarang Lo serius kagak tuh Cil Ama si Ginting? Kasian nasibnya abis Lo tinggal kagak ada bagusnya!" Komentar Agnes yang nyemilin kacang.

"Iyaa gue Sampek bosen liat beritanya Ginting yang enggak - enggak!" Tambah Billa yang ikutan berkomentar.

"Serius .. kalok dia bisa ngambil atinya Calista, secara gua ibu satu anak sekarang!" Cerita Acil santai.

"Bener udah gak bisa mikir diri sendiri lagi, harus mendahulukan anak dulu .." tambahku yang ikutan ngobrol.

"Gimana sih ceritannya dulu elu ngambil Calista ? .. duh mana anaknya syantiiikkkkk banget lagi!" Tanya ci Agnes penasaran dengan awal cerita Acil yang tiba-tiba mengambil keputusan berani untuk mengangkat anak.

"Dulu tuh aku cuman nemuin dia yang tiba-tiba ditinggal ibunya. Bahkan ibunya bunuh diri dengan lompat dari gedung karena gak kuat sama tekanan sosial dan juga ekonomi disana. Ibunya terlilit hutang gak bisa bayar, apalagi membesarkan anak. Gua ngerasa gak tega lihat dia yang banyak diam di panti sosial yang disediakan pemerintah, kebetulan gara-gara insiden itu gua jadi lebih deket gitu sama polisi yang bertugas menangani Calista. Hingga gua banyak tanya ke Nabilla, Acha, Rian dan juga terakhir Afrina yang udah menguatkan dan membulatkan tekad untuk mengambil anak dia. Waktu itu dia baru berumur tiga tahun, kurang lebih dia banyak menginspirasi gua untuk model baju - baju gua dan usaha gua." Cerita Acil.

"Ada anak mah beda ya .. kayak kehidupan rodanya berputar dan hanya berfokus ke anak gak ada lagi!" Komentar ci Agnes.

"Gua mahh salut banget dia bener - bener bisa jadi ibu tunggal buat Calista." Puji Acha

"Aku mungkin gak bakal sanggup .." tanah Nabilla, yang jadi saksi mata bagaimana Acil memperjuangkan Calista.

"Tapi ceritamu terakhir Calista udah manggil Ginting dengan sebutan Daddy ?" Tanyaku.

"Iya gue juga kaget waktu dia manggil Ginting dengan sebutan Daddy .. apalagi waktu gua ngajak dia ngelihat anak Ginting. Anaknya ganteng banget, tapi keliatan sih gak ada miripnya sama Ginting tapi anehnya lebih kayak Calista. Mau liat fotonya?" Tanya Acha yang membuat kita semua penasaran.

 Mau liat fotonya?" Tanya Acha yang membuat kita semua penasaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nih ..." Kata Acil sambil memberikan ponselnya yang memperlihatkan foto Calista dan juga anak Ginting yang baru lahir satu bulan yang lalu.

"Terus statusnya Ginting gimana?" Tanya Nabilla yang kuangguki dengan yang lain.

"Udah resmi cerai cuman hak asuh anak sama ibunya dikasih ke Ginting!" Jawab Acha.

"Biasanya ibu gak mau pisah dari anak, baru tahu gue kalok ada yang kayak begini .." komentar ci Agnes.

"Halah ci udah banyak sekarang orang tua tega, buktinya sekarang banyak banget kasus ibu nyiksa anak, bapak perkosa anak .. manusia mana ada rasa puas sama peri kemanusiaan." Timpal Acha.

"Lha lo berdua udah ada pembicaraan kedepannya gitu?" Tanyaku penasaran.

"Udah dia gak mau Calista jadi model, lha dia kan jadi model buat baju - baju gua .. selagi dia masih anak - anak dan kebetulan Calista suka banget di foto, ya kenapa enggak? Menurut gua sih gitu karena ini kan bikinan gua sendiri, gua membuat juga untuk bisa dipakek Calista gitu kan .. gua tahu maksudnya jangan terlalu di ekspose gitu, karena dia sendiri sudah pernah mengalami jadi gua cuman menghargai sih alasan dia. Dia udah ketemu sama Abang gua, berusaha buat nyelesaiin urusan dia yang belom kelar. Udah sih gitu"

Kami terlihat membicarakan banyak hal, hingga tidak lama ada yang memanggilku yang ternyata mas Rian sambil menggendong Lani yang menangis.

"Bu .." panggil mas Rian padaku. Aku berpamitan dengan yang lain untuk menghampiri mas Rian.

"Lani rewel .." keluh mas Rian.

Aku mengambil Lani dalam gendongan mas Rian.

"Uluh .. uluh... Anak ibu, mas aku langsung ke kamar ya .. mau istirahat lumayan capek .." pamitku yang diangguki mas Rian dan diikuti olehnya.

"Capek gak tangannya seharian jagain adek? Adek berat loh .." tanyaku sambil menaiki tangga.

"Enggak fine, ehh udah jam sepuluh malem aku panggil mas ya biar istirahat .." pamit mas Rian, aku hanya mengangguk melihatnya kembali turun ke bawah.

Aku menina-bobokkan Lani, setelah itu karena di kamar villa sebesar ini ada dua king bad, bisa dipastikan mas Rian biasanya tidur sama Arifin. Aku menidurkan Lani dengan kiri-kanan aku beri bantal, setelah dirasa itu bisa menghalangi Lani agar tidak terjatuh, aku segera berganti baju dengan baju tidur dan melepas hijab ku yang menutupi rambut panjang ku.

Aku keluar dari kamar mandi sudah ada mas Rian dan juga Arifin yang duduk di atas kasur.

"Mas ayukk ke kamar mandi ganti baju, cuci tangan, kaki, muka jangan lupa gosok gigi langsung berangkat tidur!" Titahku pada Arifin.

"Siap ibu .. " katanya sambil mengambil baju tidur yang tersedia di koper.

Aku menghampiri mas Rian yang kayaknya sibuk Mabar game online sama yang lain. Aku mengecup pipinya dan langsung pergi ke kasur yang akan aku tempati dengan Lani. Menata lagi bantalnya yang hanya aku gunakan untuk satu sisi saja.

"Bu sudaaahhh!" Kata Arifin.

"Sudaahhh mau tidur di sebelah adek apa sama ayah?" Tanyaku memberi pilihan.

"Sama adek .." jawab Arifin.

"Yaudah sini .." kataku yang meminggirkan bantal sisi lain Lani untuk dijadikan bantal Arifin.

Kami beristirahat untuk menyambut esok pagi yang lebih baik lagi ..

The Kind Of LoveWhere stories live. Discover now