03 - Rezeki Anak Sholehah

Mulai dari awal
                                    

Soalnya dari pagi muka dia cerah banget 11.11

Mita.S.H

Yaallah 11.13

Jaadnya kalean. 11.14

Aku belum ngabarin Mamas Ali loh L 11.14

Engga Soljum Mas? 11.15

Mba Nia

Duh Gusti. Ngakak so hard akutuh 11.17

Kamu kalau liat ekspresi wajahnya Ali sekarang 11.17

Aku jamin kamu langsung tepar di tempat Ta wkwkwk 11.18

Mba Ayu

Demi Deh! Hari ini Ali engga pelit senyum! 11.19

Tau sendirilah biasa kek gimana dia wkwkw 11.20

Mas Rehan

Maap maap aja Ta. 11.22

Sayangnya kamu engga bisa liat secara langsung sih 11.22

Sabar ya wahai anak muda wkwkwk 11.23

Ini udah di masjid bareng Ali 11.24

Mita.S.H

Pundung dah aku 11.25

Sial banget sih hari ini L 11.25

Aku pun keluar dari room chat grup dan beralih membuka roomchat ku bersama Mas Ali. Dimana terlihat Chatt yang aku kirimkan dari semalam padanya hanya berakhir dengan ceklis dua berwarna biru yang berarti telah dibaca oleh Mas Ali namun tanpa mau repot-repot mebalas pesan ku. Aku pun langsung mengetikan pesan yang akan ku kirim kan padanya.

Mita.S.H

Assalamualaikum 11.26

Mamas Ganteng.. Aku bawa berita buruk L 11.26

Hari ini aku engga aka ke Bank :'( 11.27

Betapa sedihnya diriku yang tak dapat berjumpa dengan mu sampai dua hari kedepan 11,27

Aku bakal sangat merindukan mu Mas L 11.28

"Mita? Kamu mau ikut saya atau mau masih serius menatap ponsel kamu?"

Aku tersentak kaget saat mendengar suara Pak Devan yang terasa sangat dekat dengan ku. Saat aku mengangkat kepala betapa kaget nya aku melihat wajah Pak Devan yang berada dalam jarak sejengkal jari ku mungkin dari wajahku yang sedang menegadah melihat kearahnya.

Dengan cepat aku langsung memundurkan badanku agar wajah ku berjarak sedikit jauh dari wajahnya dan berdehem sesaat untuk menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba saja muncul akibat kejadian tadi.

"Ya ikut bapak la. Ya kali sayanya di tinggal" Ucapku berusaha setenang mungkin. Demi apa berada di radius dekat dengan Pak Devan sangat amatlah tidak sehat untuk kesehatan jantung.

"Oke. Kalu begitu cepat. Waktu shalat jum'at hampir tiba."

Aku tak merespon perkataan Pak Devan dan lebih memilih berjalan di belakangnya dengan jarak satu meter.

Selama di perjalanan mencari masjid untuk menunaikan sholat jum'at, diantara kami tidak ada yang membuka suara, hanya terdengar suara lagu dari radio saja. Sesampai nya di sebuah masjid yang berada tidak jauh dari tempat kami bertemu konsumen, Pak Devan pun langsung pamit pada ku yang memilih berada didalam mobil saja, dari pada keluar mobil.

FALL IN LOVE WITH YOU (SUDAH TERBIT DI GUEPEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang