Chapter - 14

17 4 1
                                    

Suara decitan besi yang saling bergesekan dengan satu sama lain. Setelahnya sunyi, tidak ada suara apapun. Arthur menggelengkan kepalanya beberapa kali berusaha untuk menyingkirkan rasa pening dan berat di kepalanya.

Ia membuka kedua matanya dengan sangat perlahan. Ruangan di sekelilingnya tampak besar dan kosong. Ia melemparkan pandangannya lebih jauh ke depan dan mendapati sebuah tangga besar dan menjulang tinggi. Ia belum bisa melihat kemana tangga tersebut berujung karena cahaya silau di ujungnya.

Mencoba berdiri dengan bertumpu pada salah satu lututnya, ia tertarik kembali ke bawah. Barulah ia menyadari, selama ini ia terikat pada rantai-rantai besi. Kedua pergelangan tangannya, kedua pergelangan kakinya, dan juga lehernya.

Kemarahan terasa di ujung tenggorokannya, ia menggeram dan berteriak. Menarik dengan paksa rantai yang mengikat kedua pergelangan tangannya dengan kuat. Sangat kuat. Hingga beberapa orang yang ditugaskan untuk menahan rantai besi itu ikut tertarik beberapa langkah namun berhasil menghentikan tarikan Arthur.

Kedua mata Arthur berubah warna. Menjadi warna emas di sekelilingnya dan penuh amarah.

Arthur menyipitkan kedua matanya untuk melihat seseorang yang berenang menuju ke arahnya dari atas tangga tinggi dan besar di depannya.

Arthur bisa melihat bahwa pria itu adalah adik tirinya. Odessys. Odessys berenang menghampirinya namun menyisakan beberapa langkah yang agak jauh di depan Arthur.

Sebuah senyum puas dan mengejek tersungging di wajahnya. Ia senang melihat Arthur tampak tak berdaya seperti itu. Tapi dengan cepat ia mengubah reaksi wajahnya menjadi datar kembali.

"Saudara tiriku." Panggil Odessys dengan nada yang terdengar mengejek. "Lagi-lagi aku bertemu denganmu."

"Jangan jadikan sering bertemu denganku menjadi kebiasaan. Kau tidak akan menyukainya."

"Ya, kurasa begitu." Odessys setuju.

"Aku ingin berterima kasih padamu karena kau sudah membawa tunanganku padaku."

Odessys memutar tubuhnya. Arthur langsung dapat melihat Boni sedang berdiri diujung tangga dan Vulko berdiri di sampingnya. Arthur menggeram. Apakah Boni ditangkap oleh Odessys? Sepertinya tidak. arthur menjawab pertanyaannya sendiri.

Boni, Odessys tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang telah terjadi diantara mereka berdua.

Kedua mata Boni memandang Arthur dengan cemas. Pria itu terus memandanginya. Ia sendiri tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Arthur. Tiba-tiba Boni melihat Odessys sedang memperhatikan mereka berdua. Dengan cepat Boni merubah pandangan matanya yang cemas menjad pandangan malas.

Lalu Arthur memalingkan wajahnya.

Kemudian Odessys berbalik lagi pada Arthur dan berkata, "Apa kau kemari ingin merebut kedudukanku?"

Menggeram, kedua tangannya mengepal dengan kuat. "Harus berapa kali kukatakan padamu, hah? Bahwa aku tidak menginginkan posisimu sama sekali."

Kedua mata Arthur memandang Odessys dengan intens. Arthur menunjukkan kesungguhannya.

Odessys tidak mau mempercayai Arthur. Selayaknya dulu ia memercayai ibunya tapi ternyata ibunya mengecewakannya. "Aku tidak percaya."

Arthur tidak merespon perkataan Odessys, atau berusaha meyakinkan pria itu ia hanya diam. Hingga tiba-tiba Odessys berkata, "Baiklah, aku akan memercayaimu jika kau bisa membuktikan padaku bahwa kau benar-benar tidak mau mengambil takhta yang memang sudah ditakdirkan untukku."

Merasa inilah kesempatannya untuk membuktikan pada Odessys bahwa ia benar-benar tidak mau mengambil takhta. Siapa juga yang ingin mengambil kedudukan Odessys? Menjadi raja atas Atlantis saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

THE ATLANTIANS - The Return of Arthur LightWhere stories live. Discover now