Chapter - 7

22 5 0
                                    

"AYAH!" Jerit Boni. Ia menjeritkan kata itu berkali-kali sebelum melemparkan dirinya ke dalam pelukan ayahnya. Kedua tangannya melingkar erat di sekeliling leher ayahnya seolah jika sedikit longgar saja maka pria itu  akan menghilang seperti dulu.

"Ayah! Kau masih hidup! Aku... Aku kira... Aku... " Suara Boni terputus-putus. Ia kesulitan berkata-kata. Tidak bisa menemukan satu kata pun untuk diucapkan.

Kedua lengan Grideus dikaitkan dengan erat untuk memeluk anaknya. Ia menghirup dalam-dalam aroma rambut putrinya. Putrinya yang terakhir ia lihat dan ingat adalah anak gadis remaja dengan senyum seindah musim semi. Setelah bertahun-tahun yang telah hilang diantara mereka, ia bisa kembali bertemu dan melihat putrinya.

Boni bukanlah anak gadis remajanya lagi, melainkan seorang wanita. Anaknya telah banyak berubah, kecuali rambut panjangnya yang berwarna merah sama persis seperti yang terakhir diingatnya saat malam penyerangan itu. Ia pikir itu adalah kali terakhirnya ia bisa melihat Boni dan istrinya.

Saat ia dibawa pergi oleh pasukan Atlantians, ia telah berusaha dengan keras untuk melawan mereka. Karena kalah jumlah, ia tidak ingin mengambil resiko istri dan putrinya dilukai, dan ia langsung dirobohkan saat pandangannya teralihkan pada suara jeritan Boni. Saat kedua matanya mulai menutup, ia tahu itu adalah saat terakhirnya hidup. Ia mencoba memasukkan kenangan terakhir akan putrinya sebelum ia menutup mata.

Seluruh pandangan rindu yang diberikan Grideus pada Boni menghilang dan digantikan dengan pandangan tegas. Seolah kerinduan itu tidak pernah ada. Boni merasa sedikit kecewa. Grideus melepaskan pelukannya dan melangkah melewati Boni. Ia berjalan dan berdiri berhadapan dengan Odessys dan Arthur.

Pandangannya menjalari Arthur. Ia tahu tentang anak ini dari cerita yang diberikan Atlanna dan Vulko tapi tidak pernah bertemu dengan Arthur.

"Lord Grideus." Sapa Odessys.

"Lord Odessys" Balas Grideus.

"Well, pertemuan kembali yang menyenangkan, huh?" Tanya Odessys.

Tidak menjawab pertanyaan Odessys, Grideus berjalan menuju Arthur dan berkata, "Atlanna pasti akan senang melihat kau, nak. Jika saja Atlanna masih..." Ucapan Grideus tertahan.

Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Grideus seolah dengan sengaja menghentikan ucapannya untuk memancing reaksi Arthur. Dan Odessys, mukanya menegang namun dalam hitungan detik ia berhasil mengendalikan reaksi wajahnya. Boni bisa melihat kecanggungan yang terjadi dan dalam hitungan detik, Arthur langsung melangkah maju mendekati Grideus.

Arthur berdiri cukup dekat dengaj Grideus. Arthur bahkan beberapa sentimeter lebih tinggi dari Grideus namun hal itu tidak mengintimidasi Gridues. Mereka berdua bertatapan cukup lama. "Jika Atlanna masih...apa?"

Vulko tiba-tiba melangkah maju mencoba untuk memisahkan Arthur dan Grideus.

"Jika Atlanna masih hidup, tentu saja." Jawab Grideus santai.

Apa yang baru saja didengar oleh Arthur seolah memberikan sambaran petir yang kuat padanya. Ia berharap salah mendengar ucapan Grideus.

Tidak mungkin. Tidak mungkin ibunya... Vulko. Ia harus bertanya pada Vulko. Pria itu pasti tahu. Pria itu selama ini melatihnya dengan alasan agar ia bisa bertemu dengan ibunya.

Tubuh Arthur menegang. Tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu. Tersadar akan alasan mengapa selama ini ia tidak bertemu ibunya walaupun sudah melewati banyak latihan dari Vulko. Ia sekarang tahu mengapa Vulko tidak menepati janjinya dan menghindar tiap kali Arthur menanyakan tentang ibunya.

Ternyata benar. Arthur memandang Vulko. Kedua mata Vulko memancarkan perasaan bersalah dan permintaan maaf tapi ia tidak mengatakan apapun. Kedua tangan Arthur dikepal dengan erat.

Seolah menabur garam ke luka yang menganga, Odessys berkata dengan nada mencemooh, "Sudah ku katakan padamu, Kakak. Tidak mungkin Atlantis mau menerima kembali ratu yang telah berkhianat."

Kurang dari beberapa detik Arthur mengepalkan tangan dan meninju Odessys. "Sialan kau, Odessys!"

Odessys terlempar cukup jauh dan terjatuh di atas air di tepi pantai. Pria itu terjungkal dan tertawa saat mencoba berdiri namun terjatuh lagi.

Arthur berjalan menghampiri Odessys dengan cepat dan penuh amarah. Ia mengangkat Odessys dan melihat ke dalam matanya. "Sialan kau! Katakan padaku kenapa kau tidak memberitahuku! Ayahmu kah yang membunuh ibuku?"

"Ibuku?! Aku muak sekali setiap kali mendengar kau memanggil Atlanna 'ibuku'.  Dialah ibuku! Aku adalah anak sahnya! Gara-gara kau! Ia harus dikorbankan kepada kaum Trench!" Mata Odessys tidak kalah memancarkan kemarahan yang meluap-luap.

"Trench?" Tanya Arthur untuk memastikan.

Odessys melihat Grideus melewati Arthur dan berkata, "Grideus lah yang membawa Atlanna kepada kaum Trench."

Sekujur tubuh Boni menegang. Ia terkesiap dan kedua tangannya diangkat menutupi mulutnya yang terbuka karena kaget. Ia memandang tidak percaya pada ayahnya.

Boni sering mendengar cerita tentang kaum Trench dari ayahnya saat ia kecil. Ia kira itu hanya cerita fiktif yang dibuat-buat oleh ayahnya agar ia tidak terus meminta untuk diajak berlayar ke laut. Tapi sejak ia mengira ayahnya dibunuh dan ibunya dibawa pergi oleh Atlantians, ia mencari tahu tentang hal-hal yang diceritakan oleh ayahnya saat ia masih kecil.

Semua yang diceritakan Grideus adalah nyata. Kehidupan manusia di bawah laut. Kehidupan kerajaan yang runtuh ke dalam laut. Itu semua nyata. Sejak saat itu ia percaya dan tahu kemana harus mencari ibunya.

Dan satu hal lagi yang mengagetkannya adalah ketika ia secara tidak sengaja mendapati nama ayahnya pada satu silsilah keluarga bangsawan yang bersangkutan dengan Atlantis. Tapi ia masih tidak bisa mengaitkan apa hubungan ayahnya terhadap semua ini. Kenapa ayahnya malah sepertinya berpihak pada Odessys.

Boni akan mencari tahu kepastian semua ini tapi bukan sekarang. Ia harus memastikan sesuatu terlebih dahulu.

Ia berjalan menuju Grideus dan bertanya, "Ayah, benarkah kau yang membawa Ratu Atlanna pada kaum Trench?"

Mata Grideus menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tapi kenapa? Batin Boni. Tanpa Grideus menjawabnya, Boni tahu bahwa memang benar ayahnya lah yang bertanggung jawab atas kematian Ratu Atlanna.

THE ATLANTIANS - The Return of Arthur LightWhere stories live. Discover now