Chapter - 13

25 3 2
                                    

Boni telah beberapa kali keluar masuk Atlantis. Ia membawa Arthur melewati sebuah padang pasir yang luas di bawah laut. Menuruni beberapa tebing terjal dan gelap dalam lautan. Dan menyusuri dasar di antara dua tebing.

Bagi Boni, tempat-tempat yang mereka lalui adalah tempat-tempat yang sangat dingin dan menakutkan. Tempat yang tidak akan disukai oleh tiap orang.

Ia melirik Arthur dari sudut matanya. Tampak Arthur sedang mengamati keadaan dan pemandangan sekitarnya. Ia terlihat menikmatinya.

Boni memperlambat laju kendaraannya supaya Arthur bisa menikmati pemandangan disekitar jauh lebih lama.

Setelah beberapa waktu, daerah yang mereka lalui mulai tampak ramai. Terdapat terumbu karang dimana-mana, ikan-ikan kecil berwarna warni berenang ke sana kemari. Dan di bawahnya, terdapat binatang-binatang bawah laut yang belum pernah Arthur lihat sebelumnya.

Di depan sana, ada sebuah tembok besar yang membentang panjang dan tidak terlihat ujungnya. Di sana terdapat banyak pasukan Atlantians berpatroli. Ada sebuah arus dalam air yang seolah-olah membentuk sebuah jembatan menuju pintu gerbang masuk Atlantis.

Arthur menoleh dan menatap Boni. Wanita itu tampak santai. Selama bertahun-tahun, Arthur bertanya-tanya seperti apa Atlantis-tempat dimana ia dijanjikan akan menemui ibunya. Dan kali ini, ia memang benar-benar telah tiba di Atlantis. Jika ia tiba di saat yang jauh lebih baik, ia akan senang sekali. Tapi kali ini, Arthur mencoba untuk menenangkan dirinya.

Heran karena wanita itu tidak menyusup masuk Atlantis, melainkan mengarahkan kendaraan mereka ke jembatan jalan masuk satu-satunya menuju Atlantis, Arthur bertanya, "Kenapa kita tidak masuk melewati tembok diujung sana saja?" Tunjuk Arthur.

"Tidak bisa, Arthur. Itu sama saja bunuh diri." Kata Boni. Ia menunjuk ke beberapa sejnata yang terpasang di atas tembok. "Kau lihat itu? Benda itu akan menembak kita."

Pria itu tidak berkata apa-apa dan mereka meneruskan perjalanan dalam diam.

Boni membawa mereka ke sebuah kapal karam yang terletak di dasar laut. Di sana lah mereka akan menemui Vulko.

Setibanya di sana, Boni dan Arthur langsung keluar dari kendaraan dan berenang masuk ke dalam kapal karam tersebut. Mendapati bahwa kapal karam tersebut kedap udara.

Arthur menoleh dan mendapati Boni sedang menatapnya. Wanita itu melangkah maju dan mengulurkan salah satu tangannya untuk menyentuh rambut Arthur.

Sekejap Arthur berdiri sangat kaku. Boni menarik tangannya dan memberikan sebuah kelp yang ia ambil karena tersangkut rambut Arthur.

Arthur merasakan sedikit kekecewaan sangat mengira Boni akan menyentuhnya seperti saat mereka di café. Tapi ternyata tidak, wanita itu menyerahkan sebuah kelp kecil yang tersangkut di rambutnya saat berenang.

Arthur menerimanya dan membuangnya ke bawah. Boni tertawa.

Tawa Boni terhenti ketika mendengar riak air. Tanda seseorang memasuki kapal karam tempat mereka berdiri tanpa membawa senjata untuk membela diri jika sewaktu-waktu mereka diserang.

Vulko melangkah masuk. Hal itu membuat Boni merasa lega. Pria itu membawa sebuah relik berbentuk tabung berwarna hitam di sebelah tangannya.

Saat berjalan menghampiri mereka, Vulko mengambil sebuah peti kayu tua untuk dijadikan alas tempat ia menaruh relik itu dan membuka satu gulungan kulit.

Terdapat gambar sebuah trisula emas yang berkilau dan ditempa dengan sangat baik oleh penempanya.

"Apa ini?" tanya Boni. Walau ia tahu itu adalah sebuah trisula, maksud dari pertanyaannya adalah 'trisula apa ini?'

THE ATLANTIANS - The Return of Arthur LightWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu