Uu

5.5K 514 34
                                    

Suasana perusahaan penerbitan tempat Lova bekerja sedang tidak dalam kondisi baik.

Tiba-tiba saja ada penerbit lain yang lebih dulu menerbitkan karya dari penulis lain yang sama persis dengan karya penulis yang karyanya akan diterbitkan di perusahaan penerbitan milik Alder.

Sudah dipastikan bahwa penerbit itu memplagiat karya penulis penerbitan Alder.

Para redaktur terlihat kacau balau karenanya. Parahnya, perusahaan penerbitan yang memang menjadi rival mereka selama ini sudah melakukan saduran beberapa kali.

Beberapa penerbit juga sudah menjadi korban ketidak-bertanggungjawaban penerbit abal-abal itu.

Buruknya lagi, bahkan oknum penerbit itu mengklaim beberapa karya terjemahan dari penerbitan Alder.

Yang membuat Lova sedikit lega adalah novel terjemahan yang mereka klaim bukan novel dengan terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Tapi sebaliknya.

Lova adalah penerjemah novel asing yang akan diterbitkan untuk toko-toko buku di Indonesia.

Sedang penerjemah untuk novel berbahasa Indonesia yang akan di terbitkan ke luar negeri punya tim sendiri.

Tapi itulah yang membuat masalah semakin sulit. Media-media asing yang sudah bekerja sama dengan perusahaan pimpinan Alder itu, mengancam akan memutuskan kontrak karena hal ini.

Dengan alasan toko buku tempat mereka mendistribusikan novel Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa asing menuntut mereka dengan komplen-komplen yang sarat akan hukum.

Lova tidak mengetahui pasti atau lebih tepatnya tidak mengerti dengan istilah-istilah hukum yang sedang disebutkan pak Gustian waktu itu.

Tapi setelah mendengar kabar tentang kejadian itu, mendadak pikiran Lova menjadi tidak tenang.

Lova sering sengaja pulang malam meski tak sedang banyak kerjaan. Bahkan tidurnya tak terlalu nyenyak.

Meski tak ingin mengakui ini, tapi Lova sadar bahwa semua itu karena dia tidak bisa melihat Alder dalam seminggu ini.

Setelah kabar buruk itu menyebar, dari seminggu yang lalu, bahkan kelebat Alder pun Lova tidak melihat.

Ada rasa khawatir tentang Alder yang tidak tampak.

Dia pasti lagi pusing banget sama masalah ini.

Lova tak ingin terlalu memikirkan tentang bagaimana pria itu akan menyelesaikan masalah perusahaan. Bukankah itu sudah tugasnya sebagai pimpinan?

Entah hanya untuk mengejar Lova atau ada alasan lain bagi Alder membeli perusahaan penerbitannya, toh dia sudah menetapkan menjadi pemimpin.

Alder tidak boleh lalai dengan posisinya.

Malam ini Lova lagi-lagi sendirian di kontrakkan. Arnav sepertinya benar-benar sibuk.

Setelah pulang dari liburan, Arnav langsung kembali ke rumah sakit dan belum kembali ke kontrakkan.

Lova kesepian tentu saja. Tapi tidak juga bisa memaksa adiknya untuk pulang.

Lova percaya pada Arnav, bahwa adiknya itu sedang berusaha menyelesaikan pendidikan dengan segera.

Perempuan itu berbaring di sofa yang cukup untuk menampung panjang badannya yang tidak seberapa itu.

Dengan berteman camilan yang hampir habis dari bungkusnya karena tangan Lova yang tidak berhenti memindahkan setiap butiran camilan ke dalam mulut.

Bersyukurnya Lova bahwa tubuhnya memang langsing sejak lahir. Seberapa banyak pun Lova makan, tak pernah benar-benar mempengaruhi berat badannya.

Lova si pemakan besar! Perempuan yang bisa menghabiskan sebungkus mie dengan nasi satu piring penuh saat jam sudah menunjukkan pukul satu malam.

12 [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Where stories live. Discover now