Mm

5.2K 495 21
                                    

Lova mendengus sesaat setelah melihat japri dari ketua timnya. Gustian selalu punya cara untuk menggodanya.

Pak Gus ketua tim : Enak banget liburan ya, Lov? 😌 Bisa banget calon istrinya bos.👻

Pak Gus ketua tim : Lima novel dan bonus bulanan bakal hangus nih 🙄. Tapi mana bisa saya marahin calon istri bos, yakan? 😆

Evelyn sudah keluar dari rumah sakit kemarin. Dan masih ada waktu satu hari yang tersisa dari cuti yang diberikan Alder.

Lova memilih untuk bermalas-malasan di kontrakkannya. Sejenak melupakan lima novel yang baru saja disebutkan oleh Gustian.

Lova ingin menenangkan pikirannya. Pikiran yang kacau karena satu manusia bernama Alder.

Terus-terusan mengelak malah membuat perasaannya semakin kentara. Tapi menerima begitu saja sama seperti mengkhianati dirinya sendiri yang selama ini selalu menolak.

Jatuh harga diri perawan tua.

"Bik. Bibik!" Lova tersentak lalu tersenyum sumringah.

"Arnav, lo pulang? Tau aja kakak lo kesepian." Lova berlari dari kamarnya menghampiri Arnav yang sedang mengepak.

"Lo mau minggat?" alis Lova bertaut.

"Ha?"

"Itu kenapa packing segala?"

"Bibik, kakakku yang masih perawan, mending lo packing juga gih. Adek lo ini mau ngajakin lo liburan."

Mata Lova berbinar. "Tumbenan banget ngajakin liburan. Bentar deh gue packing."

"Bawa jaket, kita mau ke tempat yang agak dingin ini," teriak Arnav pada Lova yang sudah berlari kegirangan akan liburan.

Mata Lova menyipit, dengusan terdengar setelahnya. Lova melengos tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Buruan masuk, Lov. Lo kagak kangen sama gue apa?" Evelyn melambaikan tangannya dari dalam mobil. Kacamata hitam bertengger manis di hidung mancung Evelyn.

"Cuti kita pas banget nyambung sama weekend, Lov. Kapan lagi kita bisa liburan begini?" suara Evelyn terlalu bahagia.

Yang membuat Lova kesal, Evelyn datang bersama Alder yang juga memakai kacamata hitam. Mereka benar-benar berniat untuk liburan.

Lova menyikut keras perut Arnav yang mengaduh.

"Lo kenapa gak ngomong sih itu bocah ikutan juga?" Lova menatap galak ke arah Arnav yang hanya nyengir tak bersalah.

"Dia yang ngebuat rencananya, bik. Gue mah ikutan aja."

"Bukannya lo mau nginep di rumah sakit dua mingguan? Kenapa sekarang malah liburan?"

"Kalo yang punya rumah sakit ngajakin gue dengan alasan buat ngerawat dia, siapa yang bisa nolak?"

Arnav langsung berlari membawa barang-barang mereka, tak menunggu hingga kakaknya mengamuk.

***

Kedua anak manusia di jok belakang membuat suasana menjadi terlalu meriah. Arnav dan Evelyn bernyanyi seperti anak paud yang kegirangan di ajak berlibur.

Lova hanya diam menatap ke arah jalan. Tak dihiraukan tangan Evelyn yang menarik-nariknya dari belakang untuk ikut dengan kegilaan mereka.

Lova sempat melirik ke arah Alder yang hanya tersenyum mendengar keributan yang Arnav dan Evelyn ciptakan dengan mata yang masih fokus pada jalanan.

Dada Lova sesak seperti tertekan ribuan ton batu. Tidak menyakitkan, tapi mampu membuat perempuan itu tergugup. Alder selalu berhasil membuat jantungnya berdetak liar.

12 [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Where stories live. Discover now