Chapter 3

1K 36 0
                                    


Sanaya POV

Saat semua murid udah bubar semuanya dan sudah sepi, gue baru keluar dari kelas bareng Kia. Kenapa tidak ada Zahra?? Karena dia sudah dijemput oleh supirnya.

"Nay kalo menurut pendapat loo.... Mendingan Rakha apa Ari?". Tanya Kia

"emmm...... Menurut gue si mendingan Rakha soalnya kenapa? Karena meskipun dia cuek dan jutek seenggaknya dia nggak sedatar Ari." jawab gue.

"iya... Juga siih. Tapi menurut gue si Ari lumayan ganteng kok. Sayangnya dia dingin banget>_< ." kata Kia.

"kok jadi bahas mereka yaa?kita pulang aja yuuuk? Males laaaahh bahas dua pangeran es itu." ajak gue

"yaudah hayuuuu... Atuuuuhhh." kata Kia

Kenapa hati ini berdetak sangat kencang saat mengingatnya. Bahkan menatapnya pun tak sanggup. Namun gue berusaha berdamai dengan perasaan ini. Karena apa? Karena memilikinya adalah hal yang tak mungkin dan tak akan pernah terjadi. Mengapa? Karena saat bicara padamu saja itu adalah hal yang sangat mustahil aku bisa bicara denganmu. Apalagi, didekatmu? Oh ayoolah jangan mimpi terlalu jauh kau Nayy.

*******Di Rumah( Wijaya House)

Saat sampai di rumah gue langsung menuju kamar. Karena saat" jam segini tidak ada orang. Ibu ke rumah teman dan ayah yang sedang di Amerika.

Gue langsung mandi. Dan setelah mandi gue merebahkan tubuh kecil gue kekasur empuk gue.

Tak lama mata gue terpejam......

Pukul 03.00 gue terbangun dan pergi menuju kamar mandi untuk wudhu. Dan sholat tahajjud setelah itu gue langsung mandi nunggu adzan Subuh.

Setelah gue siap untuk berangkat sekolah, tiba tiba datanglah sesosok pangeran kodok yang saaangat menyebalkan. Iya!!! Dia kakakku. Si tuan Farrel Wijaya. Dia asal nyelonong aja masuk ke kamar gue.

"oyyy dedek sayangku... Emezss. Gimana kabar nya?". Tanyanya dengan tangan yang menoel pipi gue.

"baaiiiikk.. Tumben lo kesini kak. Nggak ngampus lo hari ini? Atau kangen sama adik lo yang paling cantiiiik sedunia?". awab gue sambil bertanya

"kakak mau minta pendapat lo dek. Kalau menurut kamu, kakak koas di rumah sakit keluarga kita atau rumah sakit lain?". Tanya Farrel

"Kalau menurut Nay sih.. Mending kakak koasnya di rumah sakit sendiri aja. Lagian tuh rumah sakit yang ada di Amerika kan akan kakak pegang. Jadi? Mending kakak koasnya di rumah sakit kita yang di Indonesia (Wijaya Internationality Medical(WIM)). Ntar baru deh setelah lulus koas, kakak langsung ke Amric dan lanjutin gelar spesialisnya di sana. Gimana?". Jelas gue panjang lebar.

Iyaa. Kakak gue calon dokter dia adalah penerus (WIM) yang cabangnya di Amric (Amerika).
Dan gue? Penerus (WIHS) dan juga (WIM) yang di Indo. Kakak gue juga calon penerus perusahaan ayah (Wijaya Corp). Yang kebetulan juga ada di Amric.

"pinter juga otak lo dek.... Tumben tuh otak berguna. Biasanya ngeblank terus tuh otak. Hhhhh." Ledek si Farrel

"yeeeeee udah dikasih saran juga, palah ngledek lo kak? Terkutuklah kau kak." jawab gue

" Yee illeeehh... Ngeri amat ya? Mainnya kutuk"an. Nggak jaman kali dek. Sebelum kamu kutuk kakak, udah kakak bunuh kamu tuh." jawabnya asal

"kaaaaakkkkaaaaakkk!!!!!! Mending lo keluaaaarrr!!!!! Atau mau guuuee lemmpar dan mutilasiii loooo!!!!!". Sahut gue dengan nada tersulut emosi.

Udah rapi" mau berangkat sekolah, eeh malah diganggu ama curut kuda nil. Huh

Gimana guyss. Maap deh kalau jelek.

Tapi jangan lupa sarannya yaa..

See you next time

RakSa (END)Where stories live. Discover now