Part 24 [End]

984 53 4
                                    

Yeonsoo berniat menghabiskan liburan musim panasnya untuk pulang ke rumahnya. Dia akan berada di sana selama dua minggu dan sisanya dia akan menghabiskan liburan di unit apartemennya bersama tugas-tugas sebagai temannya.

Sedangkan Wonwoo, dia lebih memilih diam di apartemennya sampai liburan habis. Kegiatannya tidak akan jauh dari perkumpulan bersama Mingyu beserta teman yang lainnya atau diam di kamarnya menjalankan tugas yang telah di amanahkan guru padanya.

"Apa dua minggu tidak terlalu lama?" Sudah belasan kali Wonwoo menanyakan hal itu. Yeonsoo hanya bisa memutar matanya selagi tangannya sibuk membersihkan unit apartemennya.

"Kau ini kenapa? Bukankah aku sudah bilang, aku ingin refreshing sebentar. Memangnya jika aku disana selama dua minggu apa salahnya? Aku kan disana bersama kedua orang tuaku." Sulut Yeonsoo.

"Aku akan sendiri jika kau pergi ke rumahmu." Lirih Wonwoo yang dibuat sepelan mungkin namun tak menghalangi Yeonsoo mendengarnya.

Dalam kesibukkannya, Yeonsoo mengulum senyum manis yang tak terlihat oleh Wonwoo. Sial memang, hanya dengan kata-kata seperti itu saja dia sudah bahagia.

"Kalau begitu, kau datanglah ke Busan bersama Mingyu dan yang lainnya. Jika kita memang berjodoh, kita pasti akan bertemu disana." Wonwoo hanya memperlihatkan wajah datar polosnya yang bercampur kekesalan karena Yeonsoo tidak juga mengurungkan niatnya untuk pulang.

Yeonsoo yang gemas melihat tampang Wonwoo, menghentikan pekerjaannya dan menangkup wajah Wonwoo disertai tekanan pada kedua tangannya yang membuat bibir Wonwoo semakin maju ke depan dengan lucunya.

"Ayolah Woo, jangan cemberut seperti itu. Jika ada orang lain yang melihatnya, hancur sudah image-mu di mata mereka." Bukannya berhenti kesal, Wonwoo justru semakin menjadi-jadi atas perlakuan Yeonsoo itu.

Ternyata inilah sifat asli Wonwoo yang tak pernah dilihat orang lain. Wonwoo yang dingin dan datar dengan mata tajamnya yang bagai elang itu kini berubah menjadi seekor kucing manis yang tak akan pernah ditolak oleh siapapun yang melihatnya.

Wonwoo melepaskan tangan Yeonsoo dan mengulurkan tangannya di depan Yeonsoo. Yeonsoo hanya dapat menatap bingung tangan Wonwoo itu.

"Karena aku tak berhasil membujukmu, maka kau harus menghabiskan harimu untukku seharian ini. Kajja!" Dengan binar di matanya, Yeonsoo menyambut tangan Wonwoo dan meninggalkan pekerjaan rumahnya.

Ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa ditolak, kan?

♡♡♡♡

Dan disinilah mereka berada sekarang. Berjalan di daerah Jongno atau lebih tepatnya mereka sedang berjalan-jalan di kawasan Bukchon Hanok Village. Tempat dimana semua rumah yang ada disana masih tradisional dan bergaya era joseon.

Tak banyak pengunjung yang datang saat ini karena memang mereka datang tepat saat kawasan ini dibuka, lebih tepatnya pada pukul sembilan lebih lima menit pagi tadi mereka sampai disini.

Melihat jajaran rumah tradisional yang tertata rapih ini membuat Yeonsoo dan Wonwoo sebagai pendatang lama yang tidak pernah datang ke tempat-tempat bersejarah ini terpana melihatnya. Memang kawasan ini terlihat biasa untuk orang-orang yang hampir setiap hari melewatinya. Tapi bagi Wonwoo dan Yeonsoo, tempat ini sangat keren dan begitu penuh makna yang berkesan untuk mereka.

Jajaran hanok yang beraturan terlihat seperti sebuah lukisan yang bersatu dengan background gedung-gedung modern yang berada tak jauh dari kawasan ini. Sesekali Yeonsoo mengambil gambar dengan telepon genggamnya atau juga meminta Wonwoo mengambil gambarnya saat ditemukannya tempat-tempat yang cocok untuk berfoto.

Dan Wonwoo dengan senang hati membantu Yeonsoo mengambil gambarnya. Dia menyukai setiap pose yang dibuat Yeonsoo. Bukan pose-pose aneh dengan segala bentuk kreatifitas berlebihan yang dilakukan Yeonsoo. Hanya senyum manis yang terkadang semakin melebar saat Yeonsoo begitu senang berfoto ria.

Beberapa gambar bahkan sengaja Wonwoo ambil saat Yeonsoo sedang sibuk dengan dunia sekitarnya. Membuat gambar itu terlihat seperti foto profesional dengan keasliannya. Begitu melihat Yeonsoo yang tersenyum, bibir Wonwoo yang biasanya lurus bagai penggaris itupun mau tak mau terangkat dengan sendirinya.

"Apa kau tak lelah?" Tanya Wonwoo saat mereka memutuskan duduk sejenak didepan pintu hanok yang mereka lalui saat matahari mulai naik di atas kepala mereka.

"Ani. Ini sama sekali tak melelahkan untukku. Justru ini sangat menyenangkan sampai aku lupa bagaimana caranya untuk bosan." Wonwoo kembali tersenyum mendengar jawaban Yeonsoo yang begitu jujur.

"Saranghae."

"Mwo?"

Yeonsoo tersentak kaget saat Wonwoo dengan tiba-tiba mengatakan kalimat sakral di sampingnya dengan jarak yang sedekat ini.

"Saranghae."

Lagi. Ucapan Wonwoo membuat hatinya berdesir, tubuhnya melambung, jantungnya berdetak cepat, dan pipinya merona.

"A-da apa ini? Ke-napa kau tiba-tiba mengatakan hal itu?" Tanya Yeonsoo canggung. Bukannya membalas ucapan Wonwoo, Yeonsoo justru dibuat bingung dengan ucapan Wonwoo yang tiba-tiba itu.

"Geunyang." Jawab Wonwoo singkat lalu memutuskan tatapannya dengan Yeonsoo dan kembali menatap ke depan. (Hanya ingin)

"Dasar, kau ini. Membuatku jantungan saja dengan kata-kata seperti itu." Kesal Yeonsoo tanpa memperdulilan Wonwoo yang tengaj tersenyum bahagia.

"Itu bukan jantungan namanya. Jantungan itu sebutan untuk mereka yang sedang sakit. Sedangkan tadi kau bukannya merasa terganggu ataupun sakit, kau itu menyukaimya."

Benar, Yeonsoo menyukainya. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa ribuan kupu-kupu terasa mengelilinginya saat Wonwoo mengatakannya tadi.

"Itu dari lubuk hatiku."

"Ne?"

Entah berapa kali Yeonsoo dibuat speechless dengan ucapan Wonwoo yang aneh hari ini. Jadi, apakah dirinya juga harus membalas ucapan Wonwoo itu atau memendamnya dan menyimpannya dalam hati?

"Na-do saranghae."

Itu sudah benar. Mengungkapkan lebih baik daripada memendam. Terkadang memendam sesuatu terlalu lama bisa membuat mereka yang merasakannya melupakan rasa itu. Karena sesuatu yang dipendam lama-lama akan basi mau sebaik apapun kita menjaga dan menyimpannya dengan baik.

__END__

Hanok = Rumah tradisional Korea

Yeayy...akhirnya cerita ini sudah sampai pada titiknya.

Aku sendiri gak yakin kalau ini itu ending, tapi setelah dibaca dan disambungkan kembali, memang seperti inilah akhirnya.

-Thanks for you all-

Sampai jumpa lagi di cerita baruku.

Always with love

Skynianri

[END] On Bus (SVT Wonwoo)Where stories live. Discover now