BAB 05 [Ruang Ketua OSIS]

Mulai dari awal
                                    

Ceklek

"Inget sama aku?" Meira bertanya ketus setelah melihat kehadiran Marvel disini. Sementara Marvel tersenyum simpul sambil melangkah kearah Meira yang tengah duduk di kursinya. "Aku nunggu lama disini, Marvel." Lanjut Meira kesal.

Marvel mengusap puncak kepala Meira pelan dengan dirinya duduk diatas meja yang berhadapan dengan Meira. "Tadi ada rapat kilat soalnya." Jelasnya yang dibalas dengusan kasar dari Meira.

"Mana sepatu aku?"

Marvel menatap Meira dengan sebelah alis yang terangkat setelah Meira menyodorkan tangan kanan kearahnya. "Sepatu apa?" Tanyanya balik.

"Marvel."

Marvel terkekeh melihat Meira yang menghentakan kakinya keatas lantai dengan kesal. "Aku ambilin sebentar." Katanya yang segera berdiri menuju kesebuah kotak yang tersimpan di rak buku yang ada ruangan ini.

"Tau ada disitu udah aku ambil sejak tadi." Keluh Meira yang melihat Marvel berjalan kearahnya dengan membawa sepatu miliknya.

"Sepatu yang satunya gak kamu bawa?"

"Enggak."

"Ya udah, nih." Kata Marvel sambil menyodorkan sepatu Meira kearah gadis itu.

Meira menerima sepatu tersebut dari tangan Marvel dengan sedikit kasar membuat Marvel menggelengkan kepalanya singkat. "Emang kenapa kalo aku bawa yang satunya?" Tanya Meira sambil menatap Marvel.

"Aku pakaiin sekalian." Jawab Marvel dengan jujur. "Pulang nanti tunggu aku, ya!" Lanjutnya kepada Meira.

Meira menggeleng beberapa kali. "Gak mau, nanti ada yang curiga." Katanya.

Marvel menghela napasnya pelan. Memang susah jika menjalin hubungan yang seperti ini, dan hal ini yang membuat Marvel sempat menolak keras keputusan Meira ini. "Kamu keluarnya jangan kecepetan, nanti sekalian beli es krim sesuai ucapan aku tadi." Kata Marvel sambil menarik kursi yang diduduki Meira agar semakin dekat dengan dirinya.

"Ya udah iya, tapi kalo sampai ada yang curiga kamu yang tanggung jawab."

Marvel tersenyum singkat dengan tangan yang mengusap pelan rambut Meira. "Iya." Ujarnya cepat.

"Ya udah aku mau balik ke aula." Meira berdiri dari duduknya membuat dirinya semakin dekat dengan Marvel, bahkan ujung sepatu Marvel sampai menyentuh ujung sandal yang dikenakan Meira. "Gara-gara kamu aku telat masuk aula." Lanjut Meira.

Marvel tersenyum singkat mendengar nada kesal Meira. "Belum telat, sayang, masih ada tiga menit sebelum telat." Ujarnya sambil melirik kearah jam tangannya. "Ayok bareng aku sekalian!" Lanjut Marvel mengajak Meira.

Meira menatap curiga kearah Marvel membuat Marvel gemas sendiri sampai mencubit pipi Meira. "Gak ada yang curiga kalo kamu jalan didepan, aku dibelakang." Jelas Marvel.

•••••

Matahari sudah mulai tergelincir kearah barat karena hari semakin sore, dan sekarang Meira masih duduk disebuah kursi panjang yang ada didepan kelas dengan kedua kaki yang mengayun-ayun untuk menghilangkan rasa bosan yang hadir.

Para siswa siswi lain sudah pulang terlebih dahulu sejak lima belas menit yang lalu, dan Meira masih saja disini menunggu seseorang yang ternyata tidak muncul-muncul.

"Mei, gue pulang duluan, ya!"

Meira menghentikan ayunan kakinya untuk menatap kearah sampingnya. Disana ada Qia yang sejak tadi duduk menemani Meira. "Qi, jangan dulu pulang!" Kata Meira memelas. "Gue gak mau nunggu disini sendirian." Lanjutnya yang terdengar merengek.

MarvelMeira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang