0-5 : Menyukai dan Disukai

807 81 5
                                    

Tak Tak Tak

Jedug

"Biasa ae lu, Pri! Jangan korbanin jidat mulus gue demi dendam dooongg. Lu kira jidat gue ring basket apa dijadiin target bola!"

"Makanya latian tuh yang diperhatiin bola, bukan upilnya!"

"Hidung gue gatel dih. Lo mau ngerokin? Sini!"

Latihan hari ini ditutup dengan perdebatan antara kak Apri dan kak Kevin. Semenjak latihan gabungan antara ganda putri dan ganda putra dimulai, aku yang berada di tim yang sama dengan keduanya (kita latihan 3 vs 3 gitu) harus mengorbankan telingaku menjadi korban keberisikan mereka. Bahkan hal sesepele warna kaos ku yang berbeda dengan mereka pun didebatkan, tanpa mengajakku sebagai si pemilik.

Coach Hian datang membawa catatan yang berisi evaluasi anak didiknya, dengan begitu anak MD juga pergi mencari bapaknya alias coach Herry dan coach Aryo. Biar ngga disangka nyontek strategi walaupun mungkin beda.

Setelah mengoreksi beberapa kekurangan dari setiap pasangan, beliau mempersilahkan kami untuk kembali ke hotel, tidak termasuk aku dan kak Apri tentunya. Kami berdua menuju lapangan paling ujung, tempat para pemain dari sektor XD berlatih.

"Gausah latian lah ya, tadi kan kita dah main bareng." kata kak Apri lalu membaringkan badan di pinggir lapangan. Belum juga lima menit, sebuah bola kok mendarat di tepat di dahinya, membuat ia segera bangun untuk mencari pelakunya. "SIAPA GERANGAN YANG BERANI MENDARATKAN BOLA BERBULU INI DI DAHI SAYA!"

Dengan santai kak Kevin berjalan ke arahnya, diiringi tawa pemain lain yang sudah hafal betul bagaimana seorang Kevin Sanjaya kalo lagi mode jail. Demi menghindari pertikaian jilid 2, aku pergi menuju sisi lain lapangan. Tempat duo honey lagi istirahat.

Kayanya pilihan yang salah aku nyamperin mereka...berasa ganggu orang lagi mesra-mesraan...

"Ya ampun keringetnya sayangku banyak banget kek abis berendam di sungai Ciliwung."

"Brisik lu, Cok. Jangan deket-deket aaahh gerah nih."

"Ututuuuu panas yaaaa sini aku tiupin."

"UCOOOOKKKK!!!!!"

Dan disinilah aku sekarang. Duduk di samping Ajay sambil nonton tim Thailand yang kebetulan latihan di seberang lapangan kami. Tanpa percakapan. Lagi males.

Diserang keheningan selama beberapa menit, Ajay pun mengawali percakapan. "Diliat-liat makin deket aja lo sama Kepin."

Setelah menenggak tiga teguk air, aku menjawabnya, "Yakan emang partner-an, gajelas lo." Bukannya membalas, dia malah diem--ngeliatin seorang cewe yang sepertinya akan menghampiri kami.

Ratchanok Intanon, alias mbak Mayㅡatlet tunggal putri Thailand yang pernah dirumorkan dekat dengan Fajar Alfian itu kini melambaikan tangannya ke arah kami. "Hey Fajar! Hey Tari!"

"Eiyyooo what's up , May!" saut Ajay sambil membalas salaman wanita dengan kunciran tinggi itu.

May ganti menyalamiku, "Long time no see. How are you?"

"Not really special, just like usual tournament day . How 'bout you?"

"Same, haha. By the way, what are you guys doing?"

Ajay menjawabnya, "Watching your team's practice, i'll steal your strategy. Haha."

May menggelengkan kepalanya sambil tertawa. "You're so funny as always. Ah! Next week we'll be meet in Indonesia Open, i can't waittt! I miss Bakso so much."

"I will buy you soon there, as much as you want." Ajay membalas sembari merapikan tas karena baru saja coach Icad meminta kami berkumpul. Ini hari kenapa aku jadi saksi keuwuan mulu deh? Ngenes banget.

𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙘𝙚 | Lagi Di RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang