0-2 : Racikan Baru

2.7K 146 2
                                    

"Uda gepepe lo?"

Aku menoleh ke sumber suara, "Hmm"

Tangan kak Apri tergerak untuk mengangkat daguku, mungkin untuk memastikan bahwa aku mengatakan yang sebenarnya. Namun ketika mata kami saling bertemu, justru tawa menggelegar keluar hingga membuat seisi gelanggang ikut menggelengkan kepala heran, mungkin batin mereka berkata, "Hal aneh apalagi yang diketawain tuh 2 bocah."

"Plong banget abis ketawa sekeras itu." kataku yang mendapat hadiah tepukan di pundak darinya. Setelahnya kami membicarakan hal-hal tidak jelas, menebak warna daleman Fadia misal.

Tak berselang lama, coach Hian memanggil beberapa dari kami yang namanya tercantum di papan yang dibawa beliau untuk menepi ke dekat gym. Salah satunya aku. Disana juga ada cowo-cowo dari sektor putra, yang sudah dipilih coach Herry. Usut punya usut, kami dikumpulkan untuk membahas dibentuknya 'racikan baru' di sektor ganda campuran.

"Saya sudah lama memperhatikan karakter bermain kalian di sektor utama, kali ini saya mau beberapa dari kalian untuk sparing dengan pasangan yang sudah kami tentukan," jelas coach Richard lalu membuka lembar berikutnya dari catatan yang beliau bawa.

"Kevin dan Mentari."

HEH?

"Udah kayak mau gue lamar aja lo kagetnya." canda kak Kevin ketika kami sudah menepi dari barisan. Doi santai, sedangkan aku harus menenangkan jantung yang detaknya kayak lagi sprint keliling lapangan.

Abis gimana ya...

Bukannya ngga mau...

tapi DIA TUH MANTAN CRUSH GUE YA ALLAH BERDOSA BANGET!!!



"Next." kata Coach Hian lalu jari telunjuknya kesana kemari, hingga akhirnya berhenti ketika menemukan kak Apri, "Apri sama Fajar."

Suasana lapangan sontak riuh, karena dua orang ini terkenal demen ribut kalo ketemu. Ajay, sapaan akrabku untuk kak Fajar, pun melambaikan tangannya pada kak Apri, "Halo partner barukuuuu!" sapanya semangat.

Kak Apri hanya membuang nafasnya pelan tanpa berminat membalas sapaan 'partner barunya' tadi. Ia memilih langsung menepi, tepat disampingku.

Pembagian pasangan baru masih berlanjut, hingga diakhiri dengan diumumkannya om Owi yang baru ditinggal ci Butet pensiun dan Winny yang baru menginjak status pelatnas utama. Setelah semua pasangan telah ditempatkan ke lapangan masing-masing, kami pun mulai berlatih.

Kak Kevin lebih dulu sampai di lapangan. Di hadapannya kini ada om Owi dan Winny. Meski baru dipasangkan, mereka tampak sudah akrab. Yaaa dibandingkan denganku yang mau nanya siapa yang akan servis ke cowo Cina medok disebelahku ini aja takut.

Bagus, dia peka. Kak Kevin menyalurkan bola kok yang sedari tadi dia bawa sambil melihat kesana kemari, "Lo duluan." katanya sambil mendorongku pelan dengan raketnya agar sedikit maju ke depan.

Yang namanya maju ya ke depan etdah, mana ada maju ke belakang.

Permainan pun dimulai. Baru juga hendak mengembalikan serangan, kami kehilangan poin karena berebutan mengambil bola lob. Padahal seingatku, sebelum aku berjalan mundur demi mengambil bola yang akhirnya jatuh di ujung kanan lapangan itu, kak Kevin berada di ujung kiri lapangan dan seperti membiarkanku mengambilnya.

Salah siapa? Yak betul, salah Ajay.

Sebelum om Owi melakukan servis untuk melanjutkan permainan, kak Kevin berbisik, "Lo depan aja, kalo ada neting biar gue maju trus kita rolling."

Kami tertinggal, dengan selisih satu poin dari pasangan Owi Winny. Di match poin, Winny melakukan flick serve yang membuat bola naik tipis di net. Kak Kevin yang baru menerima neting pun sudah mundur karena mengira Winny akan melempar bola jauh. Aku yang tergesa-gesa untuk mengejar bola harus merelakan jidatku kepentok tiang net.

Vitamin N,

Nonong.

Permainan satu babak pun berakhir dengan kemenangan Owi Winny yang terbilang cukup cepat. Aku melihat ke lapangan lain, tersisa dua dari empat pasangan yang belum menyelesaikan permainannya. Salah satunya adalah pasangan Ajay dan kak Apri. Niat hati mau ikutan nonton, tapi kak Ribka lewat depan gelanggang sambil bawa batagor.

Mumpung pelatih pada fokus mantau, jadi aku nyicipin dikit hehe. Cuma sebungkus kok.

Setelah semua selesai, kami kembali berkumpul. "Kayanya kalian siap kalau diikutsertakan simulasi piala Sudirman, bagaimana? Mau lah." tanya coach Nova yang dijawabnya sendiri. Gunanya tadi nanya apa coba.

Coach Icad menambahkan, "Untuk jadwal latihan sama seperti anak XD biasanya. Kalau nanti kebetulan saya dan sektor kalian free, kita bisa atur latihan tambahan."

Sekiranya tidak ada lagi yang dibahas, kami pun dibubarkan.

"Mbul, biasalah." panggil ci Greysia dari dalam mobilnya saat aku baru keluar gelanggang. Tanpa pikir panjang aku langsung nitipin tas raket ke Ajay yang lagi ngupil di dekat pintu gelanggang.

Setelah ngelapin upilnya, dia nerima tas ku sambil bertanya, "Mau kemana lau?"

"Jajan A'! Ntar gue beliin deh."

"Mantap, tas lu aman kalo gitu. Dah sono tiati nginjek aspal."

"Bannya ci Greys tuh yang harusnya lo peringatin, kasian nemplok jalan mulu."

"Musyawarah nya bisa dilanjut nanti ngga?" tanya ci Greys dengan muka datar yang kujawab dengan cengiran lalu masuk ke mobilnya.














"Tasnya siapa, Jar?"

"Hah? Oh ini, punyanya Mbul. Doi langsung mangkat jajan sama mbak Gel."

"Lo deket banget sama dia. Pacar?"

"Yakali anying haha mana ada. Tetehnya temen gue dulu, yaa gue ngerasa ada tanggung jawab buat jaga dia disini sih. Ngapa lo nanya-nanya? Jangan bilang naksir."

"Kalo gue bilang iya, mau lo apa?"

"SIANYING LO NAKSIR DIA? SADAR BEGO!"

𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙘𝙚 | Lagi Di RevisiWhere stories live. Discover now