Bagian 6

2.2K 270 24
                                    

WARNING

Beberapa konten mengandung kekerasan, kata-kata kasar, and rate 18+

DI MOHON BAGI READER'S YANG MASIH DI BAWAH UMUR UNTUK MENEKAN TOMBOL BACK!

NOT FOR CHILD

Kini kim jaejoong telah mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit, sekarang keadaannya sudah lebih baik dari pada saat baru di bawa ke rumah sakit saat itu kim jaejoong pingsan terlalu lama dan hampir kehilangan nyawa karena hypotermia, beruntung ia segera di bawa ke rumah sakit sehingga nyawanya bisa tertolong.

Seorang wanita paruh baya yang masih mengenakan pakaian kantor nya berdiri di samping ranjang rawat jaejoong ia tidak sendirian ada seorang dokter yang berada di sebelahnya.

"Putri anda mengalami kekerasan seksual, ada beberapa luka lebam di kedua lenganya dan lecet di pergelangan tangan serta kemaluan yang lecet dan sedikit robek, tetapi kami sudah mengatasinya anda tidak perlu khawatir  tinggal kita tunggu saja sampai efek obat biusnya menghilang, mungkin beberapa jam lagi putri anda akan segera siuman" jelas sang dokter.

"Terima kasih dokter!  " kim yerrim atau sekarang song yerrim hanya mengatakan sepatah kata tersebut dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun.

"Nee sama-sama nyonya, kalau  begitu saya permisi "

"Silahkan! "

Sang dokter pun undur diri menyisakan ibu dan anak itu sendiri, walaupun tidak menampilkan ekspresi apapun tapi kedua tanganya mengepal erat seakan menahan amarah dan kekecewaan.

"Kau memang tidak pernah berubah, kau selalu menyusahkanku dan kini kau malah membuat aku malu dan kecewa atas kelakuan mu yang seperti wanita murahan itu. Ku pikir aku akan sedikit lebih tenang saat kau pergi dari rumah tapi ternyata sekarang kau lebih menyusahkan, aku menyesal kenapa kau harus terlahir lebih dulu dari rahimku, kenapa tidak minsooku" setetes air mata meluncur di pipi song yerrim, entah apa yang ia tangis keadaan sekarang kah atau masa lalu , hanya dia saja yang tau.

Setelah song yerrim keluar dari ruangan yang di tinggali jaejoong, sepasang mata bulat terbuka dengan perlahan di ikuti butiran-butiran kristal bening yang jatuh di kedua pipinya. Ia mendengar semua perkataan ibunya, hatinya seperti tercabik-cabik oleh benda tajam.

Ibunya benar kenapa ia tak mati saja, bukankah jika dirinya mati semua masalah akan beres? Bukanya semua sumber mala petaka yang ada di keluarganya di sebabkan olehnya.

Ya lebih baik ia menghilang saja dari dunia ini agar tidak menyusahkan orang lain. Hidupnya sudah hancur tak ada lagi yang tersisa.

"Minsoo-ah tunggu nonna saenggie" lagi-lagi air mata menetes tiada henti seperti hidupnya yang selalu membawa masalah.

Mencabut selang infus dengan paksa sehingga beberapa tetes darah keluar dari bekas jarum infusan, jaejoong perlahan berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut dengan tertih.

Baju rumah sakit berbalut jaket kain tipis yang ia kenakan tak menyurutkan niat jaejoong untuk meninggalkan rumah sakit saat ini juga.

Ia akan pergi, pergi dari semua, bahkan ia ingin pergi dari dunia ini.

Berjalan kaki menyusuri tepian trotoar, jaejoong berjalan tanpa arah dirinya hanya mengikuti kata hati membawanya, sesekali di  rapatkanya jaket kain untuk menghalau hawa dingin yang menerpanya walaupun itu sia-sia.

Kaki jenjang nya yang tidak beralaskan apapun tak di hiraukannya bahkan ada beberapa serpihan batu tajam di jalanan  yang melukai kakinya.

Hingga ia sudah berada agak jauh dari keramaian, sekarang jaejoong berada di jalanan yang agak sepi. Sebuah lampu mobil menyorot ke arahnya dari arah yang berlawanan membuatnya harus menyipitkan mata agar tidak silau karena cahaya lampu, tak lama mobil tersebut kembali mundur dan berhenti untuk menghampiri nya.

Bukan salahku ( END ✔) Where stories live. Discover now