Prolog

5.8K 396 14
                                    

WARNING!!!

Mungkin nanti ff ini mengandung unsur2 yang kurang menyenangkan, di harapkan para readers tercinta mampu menyikapinya dengan bijak!

Tidak di peruntukan yang masih di bawah umur!

Khusus +18 ke atas.

Yang masih di bawah umur mohon untuk back aja!!

Sekian!

(Hati-hati typo)






"Hiks,,,, hiks,,,, ini tidak adil kau tidak bisa melakukan ini , kau menyalahkanku atas apa yang menimpa keluarga kita!!! " seorang wanita menangis meraung meratapi nasibnya yang sebentar lagi akan menjadi seorang janda.

Di depanya tergeletak surat cerai yang di sudah di tanda tangani oleh suaminya ralat calon mantan suami.

"Kita berdua sangat tahu jika rumah tangga kita sudah tidak bisa di selamatkan lagi semenjak kejadian itu, lebih baik kita berpisah dari pada harus saling menyakiti satu sama lainya, bawalah jaejoong bersamamu, aku pergi jaga diri kalian baik-baik  pastikan kau menanda tanganinya, selamat tinggal"  setelah mengucapkan kata perpisahan sang namja tersebut meninggalkan rumah yang sudah di tempatinya hampir selama 11 th, rumah yang dulunya menyimpan sejuta peristiwa menyenangkan kini telah menjadi mimpi buruk yang berkepanjangan.

Mengabaikan sesosok bocah kecil yang tidak tahu apa-apa berdiri di balik tangga dengan gaun tidur dan boneka beruang kecil di pelukanya  hadiah ulang tahunya dari sang ibu tahun lalu.

Menatap bingung kedua orang tuanya yang saling berteriak, ia takut melihat ibunya yang sebelumnya wanita lemah lembut penuh kasih sayang kini menangis tersedu-sedu sambil melontarkan makian kasar yang tidak di mengertinya.

Sedangkan ayahnya menenteng sebuah tas yang biasanya di gunakan sang ayah pergi keluar kota, apakah kali ini ayahnya akan kerja ke luar kota lagi? Tapi kenapa ibunya menangis? Jika sang ayah akan berangkat kerja seperti ini biasanya sang ibu akan mengantar ayahnya sampai ke depan rumah dengan sebuah senyuman cantik dan kecupan di pipi, tapi kenapa malah menangis.

"Jika kau ingin pergi bawa sekalian anak sialan itu aku tidak mau hidup denganya brengsek! " teriak sang yoeja sebelum namja itu benar-benar pergi.

"Aku tidak bisa yerrim!!! jika aku membawanya yang ada aku malah akan menelantarkanya aku akan menyakitinya, wajahnya mengingatkanku pada minsoo, aku tidak mau jika nanti aku berakhir menyengsarakanya"

"Kau egois jaehoon hiks, kau pikir aku tidak huh!!!?  Aku yang mengandung dan melahirkanya, jika kau ingin pergi meninggalkanku paling tidak bawa serta jaejoong, aku mohon sungguh aku tidak sanggup hiks hiks " pinta sang yoeja itu.

"Maafkan aku, aku akan mengirimkan uang setiap bulanya untuk kalian. Aku pergi" setelah itu namja tersebut benar-benar pergi dan tidak pernah kembali, itu adalah kali terakhir kim jaejoong melihat ayanya.

"Tunggu jangan pergi, jaehoon kim jaehoonn" sang yoeja tersebut mencoba mengejar sang suami namun semua sudah terlambat.

Langkah kecil mendekati yoeja yang saat ini duduk bersimpuh di depan pintu dengan keadaan menangis sambil menepuk dadanya berulang kali.

"Mama! "

"Mama, kenapa menangis? Apa papa akan pergi lama jadi mama menangis? " mencoba mengusap pipi sang ibu namun tangan mungilnya di tepis kasar oleh ibunya, menyebabkan bicah malang itu tersentak.

Bukan salahku ( END ✔) Where stories live. Discover now